Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

TPA Basirih Ditutup, Ratusan Pemulung dan Pengepul Kehilangan Penghidupan

×

TPA Basirih Ditutup, Ratusan Pemulung dan Pengepul Kehilangan Penghidupan

Sebarkan artikel ini
Hal 5 3 Klm Pengepul
KESEDIAN- Inilah para pengepul dan ratusan pemulung yang beraktivitas di TPAS Basirih, usai dilakukan penutupan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sejak Sabtu lalu berusaha bertahan hidup. (KP/ReprRRI )

Nurul mengaku, sudah 20 tahun sebatang kara untuk menghidupi tiga anaknya lewat memulung barang bekas yang ada di TPAS Basirih, Ia pun mengaku kebingungan jika penutupan terus dilanjutkan

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Duka nestapa bagi pengepul dan ratusan pemulung yang beraktivitas di TPAS Basirih, usai dilakukan penutupan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sejak Sabtu lalu.

Baca Koran

Bagaimana tidak, ratusan pemulung dan sejumlah pengepul itu hidup bergantung dari aktifitas di TPAS Basirih, sebut saja salah satunya Nurul Masitah yang sudah dua dekade aktif sebagai pemulung di satu-satunya TPA milik Pemko Banjarmasin tersebut.

Nurul mengaku, sudah 20 tahun sebatang kara untuk menghidupi tiga anaknya lewat memulung barang bekas yang ada di TPAS Basirih, Ia pun mengaku kebingungan jika penutupan terus dilanjutkan oleh pihak kementrian.

“Bagaimana kami melanjutkan hidup, bagaimana sekolah anak kami, kami bingung harus berbuat apa, mau kembali bertani, lahan sawah disekitar sini juga sudah tercemar,” ucapnya dengan raut wajah yang sedih.

Senada hal itu, Ketua Pengepul di TPAS Basirih, Firmansyah juga mengaku pusing tujuh keliling, pasalnya, setelah dilakukan penutupan, tidak ada lagi aktifitas pemulung maupun pengepul.

“Sabtu kemaren disegel, setelah itu awalnya kami cuma diberi waktu 1×24 jam untuk membereskan, namun karena konsultasi bersama dengan pihak Kementrian maka diberi keringanan selama 7 hari untuk membereskan, dan setelahnya tidak ada aktifitas lagi,” bebernya.

Firmansyah merasa iba kepada 250 pemulung yang ada di sekitar kawasan TPAS Basirih, menurutnya, bayangkan ketika 1 kepala pemulung menghidupi 3 orang saja, artinya ada 1000 jiwa yang bergantung kepada aktiftas yang ada di TPAS tersebut.

“Saya benar-benar tidak bisa bayangkan, rasanya tidak ada kehidupan lagi setelah habis 7 hari ini, dan ini pun hanya tersisa 3 hari sampai Jumat nanti, mudah-mudahan ada kebijakan terbaru dari Kementrian,” harapnya.

Baca Juga :  Ibnu Minta Keringanan untuk Tata Ulang TPA Basirih

“Kami berharap Kementrian pun bisa melihat sisi kemanusiaan, dimana mencapai ribuan jiwa yang bergantung dari aktifitas TPAS Basirih ini, mudah-mudahan bisa kembali seperti semula,” tutupnya. (Sfr/K-3)

KP/ReprRRI

KESEDIAN- Inilah para pengepul dan ratusan pemulung yang beraktivitas di TPAS Basirih, usai dilakukan penutupan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sejak Sabtu lalu berusaha bertahan hidup. (KP/ReprRRI)

Iklan
Iklan