Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Belajar Pengelolaan Sampah Banjarmasin Bercermin Pengalaman Umroh

×

Belajar Pengelolaan Sampah Banjarmasin Bercermin Pengalaman Umroh

Sebarkan artikel ini
IMG 20250304 162129
H Sukhrowardi dan isteri Hj Elly Yurita. (Kalimantanpost.com/Repro sukhrowardi)

MEKKAH, Kalimantanpost.com – Setiap umat Islam pasti mendambakan punya kesempatan menapakkan kaki ke Tanah Suci Mekkah, beribadah di depan Ka’bah, serta mengunjungi tempat-tempat bersejarah dalam jejak kehidupan Rasulullah.

“Alhamdulillah, saya bersama isteri, Hj Elly Yurita baru saja selesai menunaikan ibadah umroh dengan segala kemudahannya menjalaninya bersana PT Berkah Ridho Bunda yang ownernya Hj Ratu Makiah asli Banua,” cerita H Sukhrowardi, Selasa (4/3/2025).

Baca Koran

Diceritakannya, sebelum keberangkatan, ada banyak kekhawatiran yang menyelimuti. Mulai dari kesiapan fisik, hingga perjalanan yang cukup melelahkan mengingat usia yang sudah tidak muda lagi. Namun, Allah SWT Maha Pemurah dan Maha Mengetahui kebutuhan hamba-Nya.

“Segala yang awalnya terasa sulit, justru menjadi begitu mudah. Kesehatan yang saya khawatirkan, justru Allah jaga sehingga saya bisa menunaikan ibadah dengan lancar tanpa kendala suatu apa pun,” ujar Sukhro.

Suasana penuh khusyuk dan kedamaian membuat hati semakin yakin bahwa Allah SWT benar-benar memudahkan perjalanan ini. Setiap langkah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menjadi bukti nyata Allah selalu memberi jalan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin mendekat kepada-Nya.

“Banyak pelajaran yang dapat saya petik selama menjalankan ibadah umroh. Salah satunya adalah kondisi Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi di Madinah yang berbeda ketika saya berkesempatan berkunjung kesana di tahun-tahun sebelumnya,” paparnya.

Ditambahkan Kepala Divisi Pengembangan Media Kalimantan Post ini, dimana jarak menuju Masjidil Haram 100 meter dari hotel Azka al Maqum dan di Madinah letak Hotel Sanabel hanya berjarak 100 meter pintu utama Masjid Nabawi.

WhatsApp Image 2025 03 05 at 09.52.51 1

Yang lebih mengesankan lagi adalah suasana ibadah umroh saat ini terasa jauh lebih tertib, sehingga mampu menciptakan suasana khusyuk bagi jamaah yang menunaikan ibadah umroh baik di Makkah maupun di Madinah.

“Semua dikawal oleh mutayib team leader Berkah Ridho yang berpengalaman,” paparnya.

Saat ini, lanjut dia, ibadah umroh di Masjidil Haram, khususnya dalam area sekitar Ka’bah, semakin tertib berkat berbagai kebijakan dan inovasi yang diterapkan oleh otoritas Saudi.

Diceritakan Sukhro, beberapa hal yang mencerminkan ketertiban dalam pelaksanaan umroh, terutama saat berada di sekitar Ka’bah diantaranya :

Pertama, Sistem jamaah laki- laki diwajibkan memakai kain ihram walau sudah umroh.
Khusus niat tawaf dimana sebelumnya laki laki bebas tidak berkain ihram, sehingga kata ustad M Syarief kelihatan dibedakan keagungan dan kesucian dekat dengan kabah.

Kemudian bagi para jamaah yang berusia dan tidak kuat jalan melaksanakan Sa’i, selain dipersiapkan kursi roda dengan layanan petugas dan jalur khusus selama ini , juga disediakan penggunaan mobil elektrik petugas anak muda dengan serba digital dan listrik khusus areal paling atas.

“Sehingga para orang tua dan yang tidan mampu berjalan tidak perlu kawatir lag Sa’i tidak terkejakan dan syarat wajib umroh yang terakhir cukur rambut/tahalul.

Kedua, Pembagian Waktu dan Kelompok.

Pemerintah Arab Saudi melalui otoritas terkait telah menetapkan sistem pembagian jadwal bagi jamaah umrah yang memasuki area Masjidil Haram.

Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan kelancaran ibadah serta menjaga kenyamanan dan keselamatan para jamaah.
Dalam aturan yang diberlakukan, jamaah umrah diharuskan mengikuti jadwal masuk yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka akan diarahkan untuk memasuki area Masjidil Haram secara bertahap dalam kelompok-kelompok tertentu.

Sistem ini diterapkan guna menghindari kepadatan dan desak-desakan, terutama di area yang menjadi titik utama pelaksanaan ibadah seperti mataf (area tawaf) dan sa’i.
Selain itu, petugas di lapangan akan mengatur pergerakan jamaah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Baca Juga :  Peringati Hari Bumi Sedunia, SBI Bersama PT Bandangan Tirta Agung Tanam 1001 Pohon Mangrove

Dengan adanya mekanisme ini, diharapkan pengalaman ibadah para jamaah menjadi lebih khusyuk, aman, dan tertib. Pemerintah Saudi juga mengimbau seluruh jamaah untuk mematuhi aturan yang berlaku demi kelancaran pelaksanaan umrah bagi semua pihak.

Ketiga, Pengawasan dan Petugas

Keamanan.Di sekitar Ka’bah, petugas keamanan dan pengelola ibadah tampak berjaga di berbagai titik strategis. Mereka berdiri dengan sigap, memastikan setiap jemaah dapat bergerak dengan lancar tanpa hambatan. Dengan penuh ketelitian, mereka mengarahkan arus pergerakan agar tetap tertib, menghindari kepadatan yang berlebihan, serta menegakkan aturan yang berlaku.

Sesekali, mereka mengingatkan jemaah untuk tidak berhenti terlalu lama di area tertentu, demi menjaga kelancaran ibadah bagi semua. Dengan komunikasi yang jelas dan sikap yang tegas namun penuh hormat, para petugas berperan penting dalam menjaga ketertiban di salah satu tempat paling suci bagi umat Islam.

Keempat, Pembatasan Akses ke Hijr Ismail dan Hajar Aswad.

Demi menjaga kelancaran ibadah dan menghindari penumpukan massa, akses ke Hijr Ismail dan Hajar Aswad kini lebih terkontrol. Jamaah yang ingin menyentuh Hajar Aswad atau berdoa di Hijr Ismail diwajibkan memiliki izin khusus yang diperoleh melalui sistem reservasi.

Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh jamaah, serta memberikan kesempatan yang lebih teratur bagi mereka yang ingin menjalankan ibadah di area tersebut. Dengan adanya sistem ini, diharapkan pengalaman ibadah menjadi lebih tertib dan khusyuk tanpa adanya kepadatan yang berlebihan.

Kelima, Tawaf yang Lebih Teratur. Di tengah lautan manusia yang bergerak mengelilingi Ka’bah, petugas dengan sigap mengarahkan jamaah agar tetap berjalan sesuai jalur yang telah ditentukan.

Dengan suara tegas namun penuh kesabaran, mereka mengingatkan para peziarah untuk tidak berhenti di tengah jalur dan terus bergerak maju. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelancaran alur pergerakan dan mencegah penumpukan di satu titik, sehingga setiap jamaah dapat melaksanakan tawaf dengan nyaman dan khusyuk.

Keenam, Pemanfaatan Teknologi dan Kamera Pengawas

Pemerintah Arab Saudi terus berinovasi dalam meningkatkan pengalaman ibadah bagi para jamaah umrah, khususnya di sekitar Masjidil Haram. Dengan semakin meningkatnya jumlah peziarah setiap tahunnya, pihak berwenang menerapkan teknologi canggih untuk memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan dalam pelaksanaan ibadah.

Salah satu langkah utama yang diambil adalah penggunaan kamera pengawas berteknologi tinggi yang tersebar di berbagai sudut Masjidil Haram. Kamera ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) yang mampu menganalisis pergerakan jamaah secara real-time.

Dengan teknologi ini, otoritas dapat mendeteksi area yang mengalami kepadatan tinggi dan segera mengambil tindakan untuk mengatur arus pergerakan.

Selain itu, sensor canggih ditempatkan di berbagai titik strategis untuk memantau jumlah jamaah di setiap area. Data yang dikumpulkan dari sensor ini memungkinkan pihak berwenang untuk mengontrol akses masuk dan keluar, serta memberikan peringatan dini jika terjadi penumpukan yang berpotensi menghambat jalannya ibadah.
Integrasi teknologi ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan keramaian, tetapi juga meningkatkan respons terhadap keadaan darurat. Jika terjadi situasi yang memerlukan tindakan cepat, sistem yang telah diterapkan memungkinkan koordinasi yang lebih efektif antara petugas keamanan dan tim medis.

Dengan pemanfaatan teknologi modern ini, Arab Saudi berkomitmen untuk menciptakan pengalaman ibadah umrah yang lebih aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh jamaah, sekaligus menjaga kesucian dan ketenangan di Masjidil Haram.

Baca Juga :  Soeharto bersama 10 Orang Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Ketujuh, Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan

Ada suasana baru yang terjadi disekitar masjid Nabawi di Medinah. Hal ini terjadi karena adanya penerapan mekanisme baru untuk mengunjungi Raudhah di Masjid Nabawi, sehingga membuat ibadah umroh menjadi lebih tertib, khususnya saat memasuki area tersebut.

Otoritas Masjid Nabawi dan pihak terkait kini mewajibkan jemaah melakukan pemindaian barcode di pintu gerbang otomatis sebelum memasuki Raudhah.
Proses ini dimulai dengan reservasi melalui aplikasi Nusuk, di mana jemaah akan menerima konfirmasi jadwal kunjungan.

Setibanya di Masjid Nabawi, jemaah diarahkan melalui layar panduan menuju pintu masuk yang ditentukan, diterima oleh petugas, dan dipandu melalui tahapan kunjungan. Sebelum tiba di Raudhah, jemaah harus memindai barcode melalui gerbang otomatis dan kemudian menuju area tunggu sebelum masuk bersama kelompok yang telah dijadwalkan.

Selain itu, jalur khusus telah disediakan bagi jemaah berkebutuhan khusus, dan layar elektronik dalam berbagai bahasa dipasang untuk mengedukasi jemaah tentang etika berkunjung. Ruang tunggu yang nyaman juga disiapkan untuk memastikan kenyamanan jemaah.

Pemanfaatan sistem digital canggih, termasuk kamera dan sensor pintar, digunakan untuk melacak pola pergerakan dan jumlah pengunjung, sehingga manajemen kerumunan dapat dikelola dengan lebih efektif.

Dengan mekanisme tersebut kunjungan ke Raudhah menjadi lebih teratur dan nyaman, memungkinkan jemaah melaksanakan ibadah dengan khusyuk tanpa khawatir akan kepadatan atau ketidakteraturan.

‘Menyaksikan segala perubahan yang terjadi saat ini ketika sedang melakukan ibadah umroh, saya jadi teringat kondisi kampung halaman, di Banua yang masih bergelut dengan permasalahan sampah,” papar Sukhro.

Seperti diketahui hingga saat ini Banjarmasin, kota seribu sungai, kini tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Timbunan sampah yang menggunung di berbagai titik menjadi pemandangan yang mengkhawatirkan, mengancam kebersihan kota dan kelestarian lingkungan.

Padahal kalau melihat ke luar negeri, ada contoh nyata bagaimana masalah serupa dapat dikelola dengan tertib dan efisien. Pengelolaan jamaah umroh di Arab Saudi adalah salah satu kaca cermin untuk menangani persoalan sampah di Banjarmasin saat ini.

“Kita memaklumi bahwa setiap tahunnya, jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia datang ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Jumlah yang sangat besar ini berpotensi menciptakan kekacauan, baik dalam hal kebersihan maupun logistik,” ujarnya.

Namun, pemerintah Saudi telah membuktikan dengan sistem yang terencana, teknologi yang tepat, serta kesadaran kolektif, mereka mampu menjaga ketertiban dan kebersihan meskipun jumlah orang yang datang begitu masif.

Pelajaran pengelolaan jamaah umroh di Arab Saudi tersebut kiranya bisa diterapkan di Banjarmasin.

Pertama, dengan membangun sistem pengelolaan sampah yang berbasis perencanaan matang, seperti zona pembuangan dan pengangkutan yang terjadwal ketat.

Kedua, pemanfaatan teknologi, misalnya sensor pemantau volume sampah atau sistem pengolahan berbasis AI yang dapat mengoptimalkan rute pengangkutan. Ketiga, membangun budaya disiplin di masyarakat, sebagaimana jamaah umroh diajarkan untuk tertib dalam segala aspek selama beribadah.

Jika pemerintah dan masyarakat Banjarmasin dapat meniru semangat pengelolaan yang diterapkan di Arab Saudi dalam mengatur jutaan jamaah dengan tertib, maka masalah sampah yang tampak tak terkendali saat ini bukan lagi sesuatu yang mustahil untuk diatasi. Kota ini bisa menjadi contoh bagaimana sistem yang baik, teknologi yang tepat, serta kesadaran bersama dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk kita semua. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan