Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Dispora Banjarbaru Prihatin Atas Kasus Cedera Citta di Popda Karate, Akan Segera Adakan Pertemuan

×

Dispora Banjarbaru Prihatin Atas Kasus Cedera Citta di Popda Karate, Akan Segera Adakan Pertemuan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250301 WA0015 e1740803280354
Citta Anantara Permadi yang mengalami cedera lutut akibat diinjak kakinya oleh lawannya menggunakan kursi roda saat akan diperiksa ke dokter disah satu rumah sakit. (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Buntut aksi kurang terpuji jiwa sportifitas atlet dan tak jelinya wasit juri dalam memimpin pertandingan membuat atlet karateka putri Citta Anantara Permadi mengalami cukup parah dilutut akibat diinjak dengan sengaja oleh lawannya, mendapat perhatian dari Dinas Pemuda dan Olahraga Banjarbaru.

“Rencananya pimpinan akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait seperti wasit juri, panitia dan lainnya cabang olahraga karate pada Popda Banjarbaru,” ujar Nanang Ramadia Kasi Olahraga Berprestasi dan Olahraga Kemasyarakatan Dispora Banjarbaru, Sabtu (1/3/2025).

Baca Koran

Adanya pertemuan tersebut, lanjutnya, sehingga akan dibuat langkah selanjutnya terkait masalah ini.

Nanang pun merasa cukup prihatin dengan kondisi cedera parah di lutut kaki Citta hingga harus menggunakan kursi roda atau tongkat.

“Kami dari Dispora Banjarbaru mendoakan Citta cepat sembuh,” ujarnya dengan nada prihatin.

Seperti diberitakan sebelumnya, siswi SMPN 1 Banjarbaru ini mengalami cedera cukup parah di bagian lututnya saat bertanding dalam partai final melawan Khanza M yang berlangsung di Banjarbaru, Rabu (26/2/2025).

Awalnya, Citta yang masih sekolah SMPN 1 Banjarbaru ini tak gentar menghadapi Khanza yang duduk dibangku SMAN 3 Banjarbaru.

Malah Citta yang tampil agresif sempat unggul cepat dengan poin 7-1 dan berada di atas angin.

Suatu momen, Citta melakukan serangan dan terjatuh. Khanza yang melihat momen itu langsung menginjak kaki Citta dan wasit juri tak melerai.

“Waktu itu Citta terjatuh dan Khanza memanfaatkannya menginjak kaki Citta hingga mengalami cedera lutut. Citta pun diperiksa tim medis, tapi Khanza yang menginjak lutut Citta secara sengaja tidak diberi pelanggaran oleh wasit, pertandingan. Pertandingan malah dilanjutkan,” cerita Nita, orangtua Citta, Rabu (27/2).

Seharusnya, lanjutnya, wasit juri memberikan teguran agar Kanza tak melakukan gerakan mencederai lawan dan bertanding sportif walau pun sudah ketinggalan jauh.

Baca Juga :  Cegah Penyakit dan Jaga Kebugaran, Polresta Banjarmasin Gelar Rikkes Seluruh Personel

Walau mengalami cedera lutut, Citta pantang menyerah dan terus memberikan perlawanan sengit. Namun, Khanza yang lebih senior malah mengincar kaki Citta yang luka.

“Seharusnya dalam pertandingan karate memukul bagian lain untuk meraih poin, bukan mengincar kaki yang cedera. Ini namanya pelanggaran, wasit juri tidak menegurnya,” ujar Nita yang mengirim foto saat menyerang kaki serta video jalannya pertandingan ke wartawan Kalimantanpost.com.

Akibatnya, tak hanya lutut kanannya cedera tapi kaki kirinya juga diinjak Khanza hingga cedera. Walau pun begitu Citta tetap terus melanjutkan pertandingan pantang menyerah karena merasa unggul jauh.

“Detik-detik terakhir wasit juri dengan mudahnya mengangkat bendera untuk Khanza padahal tak ada yang masuk baik ura nya maupun mawasinya,” ucapnya.

Parahnya lagi, di tiga detik terakhir Ipong buat Khanza padahal ura nya jauh sekali. “Saya ada koq bukti videonya,” ujar Nita.

Wasit juri pun akhirnya memenangkan Khanza dengan skor tipis 8-7.

Dia pun sangat prihatin dengan kondisi ini, sepertinya memaksakan Khanza memenangkan pertandingan dengan berbagai cara.

“Waktu Citta cedera lutut, ada wasit memintanya mundur, tapi Citta nya tak mau. Kalau Citta menyerah jiwa korsanya menentang point 7-1 dan diskualifikasi. Makanya Citta nya berjuang sampai akhir,” paparnya.

Nita menambahkan putrinya dibawa ke rumah sakit untuk di rongent dan akan MRI untuk bukti secara medis.

“Dipertandingan olahraga biasa kalah menang, tapi junjung sportifitas dan bukan menghalalkan segala cara dengan niat mencederai lawan,” tegasnya

Koordinator pertandingan karate Popda Banjarbaru, Bayu yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan dirinya tak mengetahui secara persis kronologis kejadian.

“Saat main saya tak jelas melihat kronologis kejadian hingga Citta mengalami cidera,” ujarnya.

Baca Juga :  Anjungan Kalsel TMII Terbaik se-Indonesia, Bentuk Komitmen H. Muhidin-Hasnuryadi Pelestarian Budaya Banjar

Ditambahkannya, kalau didalam peraturan sekarang pelanggaran pasti diberi hukuman berjenjang tergantung bentuk cidera lawannya.

“Kalau melihat salah satu foto yang dikirim tadi, kelihatannya lawan Citta sengaja menginjak ke kaki. Kalau di persendian diserang pasti diberi hukuman tinggal melihat tidak wasit juri yang memimpin,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu wasit juri pertandingan, Tajuddin yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan pihaknya tidak memenangkan dan mengalahkan atlit.

“Justru saya melihat semalam Citta nya bertanding bagus dan bisa dapat point beberapa kali hingga unggul 7-1,” ujarnya.

Namun, saat dikonfirmasi terkait lawannya dengan niat mencedarai lutut Citta, menurut Tajuddin, berkilah tak mengetahui secara persis.

Begitu juga saat ditanya kenapa dirinya tak memberikan hukuman pelanggaran buat Khanza, tapi Tajuddin jawabannya mungkin sebelumnya sudah cedera.

Padahal sebelum bertanding, Citta tak mengalami cedera lutut tapi saat bertanding dan terjatuh malah kakinya diinjak beberapa kali hingga mengalami cedera.

“Kami sudah menyarankan si atlet (Citta) tak melanjutkan pertandingan dengan maksud agar cederanya tidan bertambah parah, tetapi terus melanjutkan pertandingan. Akibatnya Citta tidak bisa lagj main maksimal, sehingga lawannya (Khanza) memanfaatkan kelemahan yang bersangkutan untuk mendapatkan point. Akhirnya Citta kalah point saat waktu berakhir,” dalihnya. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan