Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Dongeng Ramadan(Momentum Hari Dongeng Sedunia)

×

Dongeng Ramadan(Momentum Hari Dongeng Sedunia)

Sebarkan artikel ini

Oleh: Nor Hasanah, S.Ag, M.I.Kom.
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin

Menarik ketika kita menyimak Hari Dongeng Sedunia yang diperingati pada 20 Maret 2025 ini bertepatan dengan momen puasa bulan Ramadan. Hari dongeng ini dirayakan untuk mengingatkan kita akan pentingnya dongeng dalam perkembangan imajinasi anak-anak dan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui cerita yang menarik dan menghibur, sekaligus juga menjadi kesempatan bagi para pendongeng, guru, orang tua, dan masyarakat untuk menyebarkan cerita-cerita yang dapat membangkitkan imajinasi dan kreativitas anak-anak serta memperkenalkan berbagai budaya dan tradisi melalui cerita, terlebih disuasana bulan Ramadan ini.

Baca Koran

Di bulan Ramadan dimana umat muslim sedang berpuasa, biasanya banyak dongeng cerita atau kisah yang biasanya disampaikan terkait bulan Ramadhan, yang mengandung nilai-nilai moral, spiritual, dan pendidikan yang relevan dengan ibadah puasa dan keutamaan bulan Ramadan. Dongeng ini bisa berupa cerita fiksi, kisah-kisah nabi, sahabat, atau cerita rakyat yang mengajarkan pentingnya kesabaran, keikhlasan, kepedulian sosial, serta pahala dan keberkahan yang datang di bulan yang penuh berkah ini.

Dongeng Ramadan sering digunakan untuk mendidik anak-anak tentang nilai-nilai ibadah dan kepedulian terhadap sesama, terutama dalam menjalankan puasa, berbagi dengan orang lain, dan meningkatkan kedekatan dengan Allah. Cerita-cerita tersebut bisa disampaikan melalui berbagai media, seperti lisan, buku cerita, atau bahkan teater dan film, dengan tujuan untuk menyampaikan pesan moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dongeng Ramadan bisa berkisar pada kisah-kisah kebaikan, kejujuran, keikhlasan, dan keberanian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam agama Islam, serta mengajarkan anak-anak untuk lebih mencintai bulan Ramadan dan memperdalam pemahaman mereka tentang ibadah.

Dongeng Yang Bermakna

Menyampaikan dongeng Ramadan kepada anak-anak dengan cara yang bermakna membutuhkan pendekatan yang penuh kreativitas dan keterlibatan emosional agar pesan-pesan moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya dapat diterima dengan baik oleh mereka. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan dongeng Ramadan agar lebih bermakna bagi anak-anak, pertama sesuaikan bahasa dan struktur cerita dengan usia dan pemahaman anak. Gunakan kalimat yang sederhana dan kata-kata yang mudah dimengerti agar anak-anak dapat mengikuti cerita dengan baik. Hindari penggunaan istilah yang terlalu rumit atau abstrak. Sebagai contoh, jika menjelaskan tentang puasa, jelaskan dengan kata-kata yang mudah dimengerti, seperti “puasa adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum dari pagi sampai malam.”

Baca Juga :  Efesiensi Anggaran untuk Rakyat atau Salah Kelola Negara?

Kedua, pilihlah dongeng yang relevan dan penuh nilai berkaitan langsung dengan tema Ramadan, seperti kisah tentang kesabaran, keikhlasan, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Cerita-cerita seperti kisah Nabi Muhammad SAW, para sahabat, atau bahkan kisah-kisah fiksi yang mengajarkan kebaikan selama bulan Ramadan akan sangat menarik bagi anak-anak. Cerita yang mengandung nilai moral seperti berbagi, berpuasa, atau menghindari perbuatan buruk, dapat membantu mereka untuk memahami makna sejati dari Ramadan.

Penting juga melibatkan anak-anak dalam cerita dengan mengajukan pertanyaan, meminta mereka untuk berimajinasi, atau bahkan minta mereka ikut berperan dalam cerita. Misalnya, saat menceritakan kisah tentang puasa, ajak mereka untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan selama bulan Ramadan dan bagaimana mereka bisa lebih baik lagi. Lakukan tanya jawab atau dialog ringan bisa membuat anak-anak merasa lebih terlibat dan mendalami pesan moral dalam cerita.

Ketiga, gunakan media mendukung berupa ilustrasi atau gambar dapat sangat membantu untuk menggambarkan cerita dan menarik perhatian anak-anak. Gunakan buku bergambar atau presentasi visual yang menyertainya. Boneka atau alat peraga juga bisa digunakan untuk menggambarkan tokoh dalam cerita, membuat dongeng lebih hidup dan menarik. Audio dan visual seperti video atau musik yang mendukung cerita dapat menciptakan suasana yang lebih mendalam.

Kemudian tambahkan ekspresi dan gerakan dalam bercerita. Ekspresi wajah dan gerakan tubuh dapat menambah daya tarik cerita. Misalnya, jika cerita mengisahkan seseorang yang sedang berpuasa, gunakan ekspresi wajah yang menunjukkan kesulitan atau kesabaran untuk memberikan nuansa cerita. Variasikan intonasi suara untuk menggambarkan suasana hati atau peristiwa tertentu dalam cerita. Ini bisa membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi anak-anak.

Keempat, fokus pada pesan moral. Setiap dongeng harus memiliki pesan moral yang jelas. Setelah selesai bercerita, diskusikan dengan anak-anak mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Misalnya, jika dongeng berkisah tentang berbagi selama Ramadan, ajak mereka berbicara tentang mengapa berbagi itu penting dan bagaimana mereka bisa berbagi dengan teman-teman atau keluarga. Jangan hanya ceritakan cerita tanpa penjelasan. Tanya anak-anak tentang bagaimana mereka merasa tentang cerita tersebut dan apa yang mereka pelajari.

Baca Juga :  Sistem Kota Ramah Anak

Dongeng Ramadan yang inspiratif bisa memotivasi anak untuk berbuat baik selama Ramadan. Contoh cerita tentang anak kecil yang dengan sabar berpuasa, membantu orang tua, atau berbagi dengan teman-temannya akan memberikan contoh nyata bagi anak-anak untuk meniru perilaku positif tersebut.

Kelima, buat cerita yang menyenangkan dan menghibur. Walaupun cerita membawa pesan moral yang penting, jangan lupa bahwa cerita juga harus menghibur dan menyenangkan. Gunakan humor atau elemen ringan agar anak-anak tetap tertarik dan menikmati proses mendengarkan cerita. Ajak anak-anak untuk berimajinasi dan menyelami dunia cerita dengan antusiasme. Cerita yang menyenangkan dapat meninggalkan kesan mendalam dan memudahkan mereka untuk mengingat pesan yang ingin disampaikan.

Jika memungkinkan, bagikan juga pengalaman nyata yang dapat memberikan contoh kehidupan sehari-hari tentang bagaimana menjalani Ramadhan dengan baik. Misalnya, cerita tentang berbagi makanan saat berbuka puasa atau bagaimana keluarga bersama-sama menjalankan ibadah tarawih. Ini akan membuat cerita lebih relatable dan membumi bagi anak-anak.

Menyampaikan dongeng Ramadan dengan cara yang menarik dan bermakna untuk anak-anak membutuhkan pendekatan yang interaktif, penuh ekspresi, serta menyertakan pesan moral yang kuat. Dengan menggunakan media pendukung, mengajak anak berimajinasi, dan memastikan cerita tersebut relevan dengan nilai-nilai Ramadan, kita dapat membantu anak-anak tidak hanya memahami makna puasa, tetapi juga menghayati dan mempraktikkan nilai-nilai kebaikan selama bulan yang penuh berkah ini.

Iklan
Iklan