Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kesehatan

Mulai Kapan Anak Boleh Puasa, Ini Menunya Buat Berbuka dan Saur

×

Mulai Kapan Anak Boleh Puasa, Ini Menunya Buat Berbuka dan Saur

Sebarkan artikel ini
IMG 20250308 170249
dr. Niarsari Anugrahing Putri, Sp.A. (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

Oleh : dr Niarsari Anugrahing Putri, Sp.A (IDI Cabang Banjarmasin)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Bulan Ramadan merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai ibadah, puasa juga memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti meningkatkan kontrol diri, memperbaiki pola makan, serta membantu metabolisme tubuh.

Baca Koran

Namun, bagaimana dengan anak-anak? Kapan mereka boleh mulai berpuasa, dan bagaimana cara yang tepat agar tetap sehat selama menjalankannya?

Puasa secara definisi adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Dalam Islam, puasa merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang sudah akil balig.

Namun, banyak orang tua yang ingin mengenalkan puasa sejak dini pada anaknya agar terbiasa dan memahami nilai ibadah ini.

Secara medis, anak sehat sudah dapat mulai berlatih puasa sejak usia 7-8 tahun. Pada usia ini, anak mulai memahami konsep puasa dan dapat belajar menahan lapar dalam durasi tertentu.

Di Indonesia, durasi puasa biasanya berkisar antara 10 hingga 12 jam. Sebagai tahap awal, orang tua bisa mencoba melatih anak yang sudah berusia >7 tahun untuk berlatih berpuasa selama 6-8 jam terlebih dahulu, misalnya dari sahur hingga siang hari.

Jika anak sudah terbiasa, durasi puasa bisa secara perlahan ditingkatkan hingga mampu berpuasa penuh sampai azan Magrib tiba. Meskipun berpuasa, kebutuhan nutrisi dan cairan anak tetap harus terpenuhi agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya.

Kebutuhan cairan anak usia 9-13 tahun rata-rata sekitar 2100 – 2400 ml per hari, yang berasal dari makanan dan minuman. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur pola makan dan minum anak selama Ramadan.

Baca Juga :  Tentukan Jadwal Olahragamu saat Berpuasa

Pastikan anak tidak melewatkan sahur, karena sahur berperan penting dalam menjaga energi selama berpuasa. Makanan yang dikonsumsi saat sahur sebaiknya memiliki indeks glikemik rendah agar gula darah tetap stabil dan energi bertahan lebih lama. Contohnya adalah roti gandum, oatmeal, kacang-kacangan, serta protein seperti telur, ikan, atau daging.

Saat berbuka, hindari memberikan minuman bersoda, makanan tinggi gula dan junk food, karena rendah nutrisi dan tidak sehat. Sebagai gantinya, berikan makanan bergizi seimbang yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemaknya untuk mengembalikan energi dengan cara yang lebih stabil.

Orang tua juga harus memastikan anak mendapatkan cukup cairan selama sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi. Jika anak tampak kelelahan, pucat, pusing, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil, bibir kering, mata cekung atau lemas berlebihan, maka sebaiknya segera membatalkan puasanya.

Selain itu, bagi anak dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes mellitus atau penyakit kronis lainnya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum berpuasa untuk memastikan keamanannya.

Puasa pada anak sebaiknya dilakukan secara bertahap dan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisinya. Dengan pengawasan yang baik, puasa dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi anak tanpa mengganggu kesehatannya. Selamat berpuasa semoga sehat selalu. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan