BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – OJK sebagai sektor jasa keuangan terus melakukan mitigasi dalam mewujudkan keuangan di Banua bersih dari gangguan apapun termasuk rentenir.
Karena itulah dalam mengatasi hal tersebut TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) termasuk OJK menorong Bank kalsel untuk mengimplementasikan 4 program kredit melawan rentenir (K/PMR).
Misalnya, dengan melakukan Bank Goes to School ke seluruh Sekolah Luar Biasa di Kalimantan Selatan, sebagai bentuk dukungan terhadap inklusivitas program KEJAR untuk menjangkau siswa disabilitas dengan capaian 1.300 rekening Simpel iB.
Kemudian melaksanakan program Gencarkan dengan output edukasi langsung sebanyak 43 kegiatan, dengan 4.389 peserta dan edukasi digital sebanyak 53 postingan yang menjangkau 374.560 akun.
Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin mengatakan, melalui unit usaha syariah berpartisipasi dalam implementasi program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS), salah satu program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD).
“Memang saat ini, beberapa layanan keuangan syariah juga sedang dijajaki Bank Kalsel, termasuk layanan ke Pesantren kata Fachrudin.
Ia juga juga menyatakan bahwa Bank Kalsel telah memperoleh persetujuan penyelenggaraan Layanan Laku Pandai dari OJK dengan klasifikasi A, yang mencakup layanan rekening Basic Saving Account (BSA), setor dan tarik tunai BSA, serta berbagai transaksi pembayaran.
“Layanan ini juga sudah diluncurkan secara resmi dengan nama Bank Kalsel Pandai,” jelasnya.
Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan harus memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan kepada masyarakat agar mereka terhindar dari godaan rentenir.
“Edukasi terus dilakukan supaya tak ada yang terjebak Pinjol ilegal atau tidak resmi. Masyarakat agar memahami apa saja sektor jasa keuangan legal yang diawasi oleh OJK,” katanya.
Friderica juga menyampaikan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak akan tercapai tanpa pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025-2029 adalah sebesar 8 persen. Namun target ini tidak akan tercapai apabila tidak ada sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah,” sampainya.
Oleh karena itu, percepatan akses keuangan melalui sektor jasa keuangan menjadi salah satu hal penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, tak terkecuali di Kalsel. (ADV/KPO-1)