BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Nuansa ‘balas dendam’ dan penentuan nasib Tim nasional (Timnas) Indonesia, maupun nasib Ketua Umum PSSI Erick Thohir serta pelatih Patrick Kluivert akan dipertaruhkan dalam pertandingan melawan Bahrain dalam pertandingan lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025) pukul 21.45 Wita.
Apabila menang peluang Indonesia lolos minimal putaran keempat masih terbuka lebar. Begitu juga kepemimpinan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI maupun status pelatih kepala Timnas Indonesia akan aman.
Sebaliknya, bila duel yang bakal ‘begitu panas’ dan penuh aroma dendam itu berakhir kekalahan, kans Indonesia menuju Piala Dunia 2026 menjadi mimpi walau pun masih menyisakan dua pertandingan melawan China dan Jepang.
Tak jauh berbeda dengan nasib Erick Thohir dan Kluivert berada diujung tanduk mengingat ‘tekanan’ selama ini sudah cukup berat menyusul kekalahan cukup telak 1-5 atas Australia dalam pertandingan Kamis (20/3) lalu.
‘Perjudian’ Erick Thohir menggusur pelatih Shin Tae-yong dipertengahan kompetisi Piala Dunia dianggap gagal dan gema meminta mengembalikan pelatih asal Korea Selatan dan tuntutan Ketua umum PSSI bakal menggema bakal begitu kencang.
Kondisi ini sudah pasti bakal dipahami oleh seluruh pemain, Erick Thohir maupun Kluivert. Hanya ada satu cara melepaskan tekanan itu dengan memetik kemenangan berapa pun skornya.
Dipertandingan melawan Bahrain, Kluivert pasti tidak ingin lagi melakukan blunder dalam bentuk menyusun komposisi pemain seperti melawan Australia dengan ‘menyisipkan’ Nathan Tjoe-on sebagai gelandang jangkar.
Pemain yang membela klub Liga Dua Inggris Swansea City tampil buruk, bukannya melakukan blunder melanggar pemain Australia yang berujung hadiah kotak penalti bagi lawan juga umpan-umpan banyak tak akurat.
Lalu di posisi kiper, Kluivert juga harus ‘mengabaikan’ tuntutan sebagian suporter yang tetap memaksakan memasang Maarten Paes ( FC Dallas (USA) sebagai starter mengingat mentalnya pasti down usai kebobolan lima gol melawan Australia.
Di bawah mistar gawang tak salahnya menurunkan Emil Audero Mulyadi (Pelarmo, Italia) saat melawan Bahrain. Pengalamannya bermain bersama Juventus, Inter Milan dan Sampdoria sudah pasti sangat membantu menumbuhkan kepercayan diri lini belakang.
Selain itu, Emil saat membela Palermo di Serie B Liga Italia tampil mumpuni, mampu melakukan penyelamatan gemilang walau pun tinggal berhadapan satu lawan satu dengan striker lawan.
Pemain kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) 28 tahun lalu ini juga berani memotong umpan-umpan krosing baik dari sayap maupun tendangan sudut yang tak dilakukan oleh Maarten Paes saat melawan Australia yang lebih banyak ‘diam’ di bawah mistar gawang.
Tak kalah pentingnya, dengan pengalaman segudang, Emil pasti berani berteriak ‘mengatur’ pemain belakang hingga bisa terkoordinir dengan rapi dan itu tak dilakukan oleh Maarten Paes karena kalah pamor dengan Jay Idzes, Kevin Diks maupun Mees Hilgers yang bermain di klub lebih besar.
Berbeda dengan Emil, pemain lainnya Jay Idzes, Kevin Diks dan lain-lain bakal lebih segan mengingat dirinya pernah membela klub raksasa Liga Italia.
Tak hanya rekannya se tim, striker Bahrain pun bakal ‘segan’ menghadapi nama besar kiper Indonesia ini dengan tak berani melakukan tendangan spekualasi untuk melakukan tembakan ke mulut gawang.
Selanjutnya, dengan cederanya Mees Hilgers, cukup menarik apakah Kluivert akan menempatkan Rizky Ridho mengisi kekosongan di center back kanan mendampingi Jay Idzes.
Sebenarnya ada pilihan lain yakni Sandy Walsh yang selama membela klub Jepang Yokohama ditempatkan sebagai center back dan bukan di posisi aslinya bek kanan.
Selain itu masih ada Jordi Amat yang menempati posisi center back kanan sedangkan Sandy Walsh tetap diletakkan sebagai bek kanan.
Sementara di center back kiri kemungkinan akan diisi Justin Hubner Wolverhampton Wanderers (Inggris). Hanya saja bila menurunkan Justin, tim pelatih harus mengingatkan temperemen yang begitu tinggi agar nanti tak terpancing provokasi pemain Bahrain yang berujung kartu merah.
Kehadiran Justin membuat pelatih bisa menempatkan Calvin Verdonk dikembalikan ke posisi aslinya, bek kiri untuk membantu serangan dengan umpan-umpan akurat untuk membantu serangan.
Nah, di gelandang bertahan ada dua pilihan mengisinya yakni Ivar Jenner, FC Utrecht (Belanda) dan Joey Pelupessy Lommel SK (Belgia). Siapa yang bakal diturunkan tergantung kesiapan fisik dan strategi yang bakal diterapkan tim pelatih.
Lalu pemain sayap kiri akan diisi oleh Dean James, Go Ahead Eagles (Belanda) atau Marselino Ferdinan, sedangkan di posisi sayap kiri oleh Ragnar Oratmangoen, FC Dender (Belanda) atau Eliano Reijnders, PEC Zwolle (Belanda) yang tampil di babak kedua cukup bagus saat melawan Australia.
Sebagai striker akan ditempati Ole Romenij, Oxford United (Inggris) yang mencetak satu gol sewaktu menghadapi Australia.
Secara komposisi pemain Indonesia lebih baik dibanding Bahrain hanya saja chemistry masih belum padu mengingat terus adanya tambahan baru setiap pertandingan, sehingga perlu beradaptasi. Belum lagi adanya pergantian pelatih baru, Patrick Kluivert menangani Timnas Indonesia, sehingga pemain perlu nenyesuaikan strategi yang diterapkannya.
Inilah yang nantinya menjadi tantangan bagi pelatih Kluivert bagaimana dengan waktu begitu singkat bisa ‘merancik’ permainan sesuai ciri khasnya, satu dua sentuhan dan bermain menyerang. Lalu, bagaimana bisa menerapkan transisi bertahan juga dengan baik.
Pengalaman sebelumnya, kejadian asyik menyerang dan lupa melakukan koordinasi pertahanan membuat Australia begitu mudah mencetak gol lewat counter attack.
Supaya kasus melawan Australia tak terulang kembali, tak ada pilihan lain memasang gelandang bertahan cukup kuat, enerjik dan mampu memotong bola seperti Ivar Jenner atau Joey Pelupessy Lommel SK.
Begitu juga di center back, perlu pemain yang agresif untuk menahan gempuran pemain Bahrain yang mempunyai naluri mencetak gol cukup tinggi, Mohamed Marhoon dan Mahdi Abduljabbar. Keduanya telah mengemas brace di pertandingan berbeda dan wajib diwaspadai barisan pertahanan Indonesia.
Terutama Mohamed Marhoon adalah pencetak dua gol Bahrain saat menjamu Indonesia. Gol pertama Marhoon tercipta via tendangan bebas akurat yang tak mampu diantisipasi Marten Paes. Tembakan keras Marhoon membuat Paes mati langkah dan hanya diam terpaku menyaksikan bola masuk ke dalam gawangnya.
Selain mewaspadai dua penyerang Bahrain, lini belakang Indonesia juga perlu ekstra hati-hati dengan trik pura-pura jatuh kesakitan walau pun yang tersentuh sedikit untuk mendapat perhatian wasit.
Bila pemain Indonesia terprovokasi dengan ciri khas pemainan Bahrain, pemain Indonesia bakalan mendapat kartu kuning atau merah.
Jadi, pemain Timnas Indonesia harus sabar dengan gaya permainan kurang sehat ini, yang menjadi ciri khas permaian dari Arab.
Di lini depan Indonesia dengan bisa tampilnya Ragnar Oratmangoen yang berduet bersama Ole Romeny membuat lini depan lebih tajam.
Untuk posisi pemain sayap apakah nanti menurunkan Dean James, Eliano Reijnders atau Marselino Ferdinan tergantung pelatih. Siapa pun dipasang bisa membuka ruang agar bisa memancing dan membongkar lini belakang Bahrain ditempati Vincent Emmanuel, Waleed Al Hayam dan Hazaa Ali .
Apabila Ole dan Ragnar ‘terkunci’, orang kedua yang bisa mencetak gol ke gawang Bahrain yang dikawal Ebrahim Lutfallah.
Duel antara Indonesia melawan Bahrain pada laga kali ini menjadi pertemuan keenam di semua kompetisi internasional.
Tercatat dalam lima pertemuan terakhir, tim Garuda meraih sekali kemenangan lalu sekali seri dan sisanya berujung pada kekalahan dari Bahrain.
Pertemuan pertama terjadi pada 2004 pada ajang Piala Asia 2004. Bahrain mengatasi perlawanan Indonesia dengan skor 3-1 pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Luneng, Jinan.
Pada pertemuan kedua yang terjadi di Piala Asia 2007 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tim Garuda mengatasi perlawanan Bahrain dengan kemenangan tipis, 2-1 lewat gol yang dicetak oleh Budi Sudarsono (menit ke-14) dan Bambang Pamungkas (menit ke-64) sementara gol hiburan Bahrain dicetak oleh Sayed Jalal (menit ke-27).
Pertemuan ketiga terjadi di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia harus mengakui ketangguhan Bahrain dengan skor dua gol tanpa balas meski bermain di hadapan pendukungnya sendiri yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta 6 September 2011.
Di pertemuan kedua pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2014, Bahrain menghajar Indonesia dengan skor sepuluh gol tanpa balas pada pertandingan yang berlangsung pada 29 Februari 2012.
Pertemuan terakhir kedua tim yang berlangsung pada pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 berakhir imbang 2-2.
Nah, mampukah Indonesia menaklukkan Bahrain, bisa disaksikan dalam pertandingan nanti malam. (ful/KPO-3)
Rekor pertemuan Indonesia melawan Bahrain:
- Piala Asia 2004 : Indonesia 1-3 Bahrain
- Piala Asia 2007 : Indonesia 2-1 Bahrain
- Kualifikasi Piala Dunia 2014 : Indonesia 0-2 Bahrain
- Kualifikasi Piala Dunia 2014 : Bahrain 10-0 Indonesia
- Kualifikasi Piala Dunia 2026 : Bahrain 2-2 Indonesia