Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Puasa dan Penerbangan, Panduan Kesehatan dan Perspektif Islam

×

Puasa dan Penerbangan, Panduan Kesehatan dan Perspektif Islam

Sebarkan artikel ini
IMG 20250312 WA0007 e1741733590410
dr. Hj. Ane Dwi Sari, Sp.KP. (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

Oleh : dr. Hj. Ane Dwi Sari, Sp.KP (IDI Cabang Banjarmasin)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Puasa dan penerbangan merupakan kombinasi yang menantang, terutama dalam penerbangan jarak jauh seperti umroh ataupun bepergian keluar negri. Puasa (shaum) dalam Islam merujuk pada menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa wajib dilakukan selama bulan Ramadhan, namun ada juga puasa sunnah di hari-hari tertentu. Salah satu manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan adalah dapat menurunkan kadar lemak dalam darah, ⁠perbaikan pengaturan glukosa darah, ⁠penurunan tekanan darah,⁠ peningkatan respons imun. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat mengaktifkan proses autophagy, yaitu proses “daur ulang sel” di mana sel-sel membersihkan komponen yang rusak, yang dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Baca Koran

Perjalanan menggunakan pesawat memiliki risiko kesehatan tersendiri. Pada penerbangan jarak dekat memiliki risiko kesehatan seperti salah satunya dapat terjadi kondisi kadar oksigen di dalam jaringan tubuh menurun. Pada penerbangan jarak jauh (diatas 6 jam) juga memiliki risiko kesehatan antara lain dehidrasi, gangguan aliran darah akibat penggumpalan darah (thrombosis), dan jetlag.

Adanya perbedaan zona waktu selama penerbangan akan mempengaruhi pola tidur, mempengaruhi hormon tubuh, dan mempengaruhi jadwal puasa. Pada keadaan puasa dengan jam tertentu dapat memberikan sistem pencernaan kesempatan untuk beristirahat dan beradaptasi dengan perubahan zona waktu.

Namun, beberapa kondisi medis tertentu seperti penyakit Diabetes Mellitus berisiko gula darah tidak teratur karena perubahan jadwal makan dan waktu minum obat selama penerbangan, pada penyakit jantung yang tidak terkontrol juga akan berisiko mengalami perburukan selama penerbangan. Pada penyakit pernapasan yang tidak terkontrol akan menyebabkan kekambuhan sakitnya selama penerbangan.

Baca Juga :  PUASA DAN KEARIFAN

Adapun sebelum melakukan perjalanan dengan pesawat maka dapat dilakukan persiapan sebelumnya. Penumpang sebelum terbang terutama penerbangan jarak jauh dapat memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan. Apabila dalam kondisi sakit dapat dilakukan perawatan medis terlebih dahulu. mempersiapkan dokumentasi medis, obat-obatan selama perjalanan, serta memastikan adanya perlindungan asuransi kesehatan selama perjalanan. Pemberian vaksinasi menjadi pilihan bila bepergian jauh terutama ke negara-negara yang mewajibkan vaksinasi tertentu sebagai salah satu pencegahan penularan penyakit.

Pada orang sakit dapat pula melakukan konsultasi dengan dokter terutama dokter di bidang Kesehatan penerbangan sebelum melakukan penerbangan. Adapun dalam ajaran Islam, kita diberikan keringanan (rukhsah) bagi musafir (orang yang bepergian) untuk tidak berpuasa selama perjalanan. Hal ini berdasarkan Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 184-185 yang menyebutkan bahwa orang yang sakit atau dalam perjalanan diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain. Sehingga ini dapat menjadi pertimbangan keringanan untuk melakukan perjalanan jauh. Meskipun Islam memberikan keringanan untuk tidak berpuasa selama perjalanan, sebagian muslim tetap memilih untuk berpuasa. Pemahaman mengenai risiko kesehatan penerbangan, terutama pada penerbangan jarak jauh menjadi penting untuk mempertimbangkan keputusan berpuasa.

Persiapan khusus bagi yang tetap berpuasa selama penerbangan antara lain dapat memilih penerbangan setelah jadwal berbuka puasa waktu setempat atau pagi hari pada penerbangan jarak pendek, utamakan sahur dan berbuka puasa dengan komposisi makanan sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, hindari aktivitas fisik berlebihan, hindari konsumsi kafein, hindari makanan penghasil gas seperti kubis, hindari makanan asin sebelum melakukan penerbangan, pada kondisi tertentu dapat dipertimbangkan penggunaan stoking kompresi mencegah DVT (Deep Vein thrombosis), mobilisasi berkala selama penerbangan, serta bila tubuh memberikan sinyal keluhan sakit segera pertimbangkan untuk membatalkan puasa. (ful/KPO-3)

Baca Juga :  Bagaimana Hukumnya Shalat Pakai Jersey Klub Sepakbola?

Iklan
Iklan