Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

SUDAH BENARKAN PUASA KITA

×

SUDAH BENARKAN PUASA KITA

Sebarkan artikel ini
Ahdiat Gazali Rahman

Oleh : H AHDIAT GAZALI RAHMAN

Puasa adalah kewajiban setiap ummat Islam, baliq, berakal dan sehat, keajiban puasa besrumber dari Firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajib kan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,) itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. Al Baqarah :183-184).

Baca Koran

Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan tentu tidak hanya sekedar bersusah payah menahan haus dan lapar saja demi meraih pahala dan ridho Allah SWT. Kerap kali manusia sebagai makhluk sosial bertindak berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Ada beberapa hal yang membuat kita kehilangan pahala puasa karena tindakan dan kesalahan yang sengaja kita perbuat. Beberapa dosa ini juga sering dilakukan karena dianggap sepele dan tidak berbahaya. Padahal jika kita berpikir secara mendalam, misalnya saat kita berkata dusta akan membahayakan banyak pihak. Maka sudah sepatutnya bagi umat muslim memperhatikan keabsahan sesuai fiqih agar puasa yang kita kerjakan berkualitas.

Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab bahwa kesempurnaan dan keutamaan puasa hanya akan diperoleh dengan menjaga dari perkataan yang tidak berfaidah dan perkataan yang buruk, bukan oleh sebabnya puasa menjadi batal. Sebagaimana hadis, dari Abu Hurairah, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya”. (Imam Al Bukhari). Dan dalam hadis yang sangat dikenal masyarakat, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan hausnya saja. Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malamnya saja”. (Imam Bukhari dan Abu Hurairah).

Baca Juga :  Matematika Bukan Sekedar Angka

Puasa dibahas dari tinjauan keabsahan secara syariat, yang meliputi syarat, fardhu atau rukun, sunah, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Lebih dari itu, kita juga perlu mengetahui dan berupaya mengamalkan hal-hal yang bisa merusak kualitas puasa. Puasa Ramadan harus menjadi sebuah momentum untuk meninggalkan maksiat. Seorang yang berpuasa minimal dia mengetahui tiga hal yang harus dia tidak kerjakan/hindari yakni :

Pertama, orang berpuasa jangan menggunjing orang lain, mengadu domba, dan ber bohong. Hal ini sesuai hadis, “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu”. (Ad Dailami)

Kedua, ada sifat riya’ (ingin dipuji oleh orang lain) atau merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lain. Ini juga dapat menghilangkan pahala puasa.

Ketiga, berbuka puasa dengan sesuatu yang haram. Di samping bisa menghilangkan pahala puasa, lebih dari itu berbuka dengan sesuatu yang haram juga bisa membuat seseorang merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan sangat mudah meninggalkannya.

Tiga hal di atas, harus disadari dan harus dihindari karena membawa hal yang sangat negatif bagi orang yang melakukan puasa. Karena, jika tetap melakukannya, orang yang berpuasa hanya bisa melakukan puasa tanpa mendapatkan pahala. Hal ini sejalan dengan hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji”. (Abu Hurairah).

Dengan mengetahui seperti ini, semoga kita dapat menghindarkannya, hal hal tersebut dan puasa bernilai Ibadah disisi Allah SWT. Dan akan diganjar pahala olehNya.

Iklan
Iklan