Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN
Ketika pada tahun ke-12 dari kenabian, pada tahun itu terjadi peristiwa Isra dan Mikraj dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Dimana peristiwa itu, Allah SWT memperlihatkan kepada hambaNya, tentang kekuasaanNya, maka bulan itu dapat dikatakan bulan Allah SWT. Karena peristiwa itu semakin menambah keimanan orang yang beriman, sementara yang setengah hati, dengan mendengar peristiwa itu semakin punya alasan kalau Nabi Muhammad SAW memang tukang sihir dan orang gila. Sehingga dengan demikian semakin jelas siapa kawan dan siapa lawan. Dengan pengalaman Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa Isra Mikraj itu telah mengukuhkan Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman. Sementara itu misi kenabian belum selesai, semuanya telah diberitakan dan diketahui pada kejadian Isra dan Mikraj itu. Dimana pada lapis-lapis langit itu telah bertemu para nabi,yang telah memberi selamat dan salam kepada Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman, sehingga semakin menambah keyakinan akan visi dan misinya yang mana harus diselesaikan. Shalat diwajibkan, sebagai pondasi dasar, sebagai tiang agama, yang mana shalat itu adalah rangkuman peristiwa Isra dan Mikraj. Dengan demikian sebenarnya isyarat itu adalah shalat pada urutannya di atas segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada shalat ditetapkan jika pada rakaat kedua, akan terjadi tasyahud,yang pada pengakuan dan penyaksian akan kalimat syahadatain. Dimana maknanya agama Islam, mengakui Tuhan yang satu, serta mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah SWT. Shalat itu, adalah sebuah perpaduan cara ibadah para malaikat, dimana ada malaikat yang berdzikir hanya berdiri saja, sampai hari kiamat. Kemudian ada yang ruku saja sampai kiamat, ada yang sujud saja sampai kiamat. Setelah ruku bangkit, maka Tuhan sangat mendengar, orang yang menyucikan dan memujinya. Pada duduk antara dua sujud, juga ditetapkan doa, yang mana semoga Tuhan mengampuni hambanya, menyayanginya, menutupi kelemahannya,meninggikannya, memberinya rezeki, memberi petunjuk dan serta memberikan maaf. Memberi salam kepada semua makhluq dan ciptaan Tuhan yang ada disebelah kanan, kemudian juga sebelah kirinya, dengan rahamat Tuhan dan berkahNya.
Dengan shalat lima waktu, berjamaah dan sendiri jika tidak ada jamaah, pada waktunya yang telah ditentukan. Pada shalat jamaah akan bertemunya kaum muslimin, pada setiap akan melakukan shalat subuh, kemudian juga pada zuhur, pada tengah hai,kemudian juga pada ashar, ketika siang tertinggal 1/6 hari, kemudian shalat magrib, kemudian juga pada shalat Isya. Juga ada shalat-shalat sunnah, yang mengikuti shalat wajib, disamping ada shalat dhuha, shalat malam serta shalat tahajjud. Maka semakin kuatlah keyakinan kaum muslimin akan agama Islam, disamping mereka juga sering bertemu, serta mengamalkan saling menasehati denan kebenaran dan kesabaran. Terbinanya program musyawarah,serta pengajaran Al-Qur’an. Karena kewajiban shalat itu sangat besar pengaruhnya pada keyakinan, serta silaturahmi, yang membentuk persaudaraan yang lebih kuat, maka terbentuklah persatuan. Mudahnya berbagi rezeki, mudahnya persoalan pribadi terselesaikan, yang terjadi tolong menolong dalam menangani persoalan hidup. Namun yang lebih utama tentang kelanjutan dakwah atau penyebaran Islam itu sendiri.
Bulan itu pada Sya’ban setelah peritiwa Isra dan Mikraj dapat dikatakan bulan Muhammad SAW, yang benar-benar dikukuhkan sebagai nabi akhir zaman, di mana terciptanya jemaah Islam karena kewajiban shalat itu sendiri. Kerasulan Muhammad SAW, tidak terbantahkan.