Banjarmasin, Kalimantanpost.com – Sudah jelas ada larangan membuang sampah, bahkan dengan tegas disebut ‘dilarang buang sampah di sini, lokasi dipantau CCTC’.
Faktanya bagian sisi kiri dan kanan seperti di Jembatan Masjid Jami (dulunya Jembatan Sulawesi II) Banjarmasin Utara, seakan ‘CCTV tertutup sampah’.
Dalam artian tak berguna alat pantau CCTV itu, karena tetap saja banyak tumpukan sampah.
Sedangkan di kawasan Kuripan Banjarmasin Timur, hampir tiap hari sampah ‘mengunung’ dan baru siang pukul 13.00 WITA, mulai diangkut.
Dulunya kawasan Kuripan, tertib dan selalu dijaga sehingga tak ada membuang sampai di pinggir jalan ini yang padat arus lalu lintas menuju Jalan Veteran dan Melayu Darat.
Namun, kini seakan petugas kewalahan dalam menertibkannya.
“Dengan tumpukan sampah ini memacetkan arus lalu lintas, ditambah lagi baunya yang menyengat di sini,” ucap Udin warga sekitar, Jumat (4/4).
Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR meminta petugas dan masyarakat melakukan peningkatan penanganan darurat sampah saat Lebaran 2025 di daerah itu.
“Karena intensitas sampah meningkat pada saat Lebaran ini,” ujarnya.
Ia menyatakan penanganan sampah tidak hanya menyangkut pengangkutan dan pembersihan di lokasi tempat-tempat pembuangan sementara (TPS), namun juga dari sumbernya.
“Jadi saya minta peran masyarakat untuk mengurangi sampah atau jangan membuang sampah TPS untuk sementara,” ujarnya.
Masyarakat diminta melakukan pemilihan dengan memisahkan sampah organik dan non-organik sehingga tidak banyak sampah yang harus dibuang ke TPS.
“Sebab jika tidak demikian, TPS pasti akan sangat banyak sampah tertumpuk,” ucapnya.
Disebut, saat Lebaran ini volume sampah diperkirakan naik sekitar 10 persen. (K-2/K-1)