Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Kinerja Ekonomi Kalsel Masih Terjaga, Target Pendapatan APBN Ditetapkan Rp22,02Triliun

×

Kinerja Ekonomi Kalsel Masih Terjaga, Target Pendapatan APBN Ditetapkan Rp22,02Triliun

Sebarkan artikel ini
IMG 20250430 WA0038
Kakanwil DJPb Kalsel Syafriadi. (Kalimantanpost.com/Repro Humas DJPb Kalsel)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan I 2025 ini masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik.

Menurut Kakanwil DJPb Kalsel Syafriadi, Rabu (30/4/2025), secara umum, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan keadaan perekonomian Kalimantan Selatan yang masih terjaga tersebut antara lain.

Baca Koran

“Pertama tingkat inflasi Maret 2025 masih terkendali dan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,2 persen (yoy), lebih tinggi dari Nasional yang mencapai 1,03 persen. Secara bulanan inflasi periode ini meningkat jika dibandingkan dengan bulan lalu yang hanya mencapai 0, 25 persen. Komoditas penyumbang inflasi di Kalsel antara lain.emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin,” ujarnya.

Kedua, lanjut dia, pada Maret 2025, neraca perdagangan di Kalimantan Selatan masih melanjutkan tren positifnya dengan surplus sebesar US$710,72 juta. Perlu diwaspadai, karena kondisi ini menurun 32,24 persen (yoy), dan 14,17 persen (mtm).

“Penurunan surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 secara bulanan disebabkan oleh penurunan nilai ekspor, sementara nilai impor mengalami peningkatan. Penurunan nilai ekspor pada Maret disebabkan oleh penurunan volume ekspor Minyak Kelapa Sawit dan Batubara,” paparnya.

Ditambahkan Syafriadi, dari sisi impor mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya importasi minyak petroleum dan
kapal/kendaraan air seperti kapal feri, kapal kargo, kapal tongkang.

Dikesempatan itu Kakanwil DJPb Kalsel juga menjelaskan target pendapatan APBN di Kalimantan Selatan pada tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp22,02
triliun.

“Sampai dengan Maret 2025, kinerja APBN dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp2,05 triliun atau 9,32 persen dari target. Capaian ini mengalami kontraksi 44,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Lalu, penerimaan Perpajakan mendominasi pendapatan negara. Walaupun secara keseluruhan penerimaan negara terkontraksi, penerimaan dari kepabeanan dan cukai sudah melampaui target dan tumbuh positif 479,29 persen.

Baca Juga :  Rupiah Menguat Rp16.246 per Dolar AS

Penjelasan lebih rinci, kata Syafriadi, untuk pendapatan negara teridiri dari tiga jenis penerimaan. Pertama, Perpajakan, yaitu Penerimaan PPh Non Migas sebesar Rp1,61 triliun, mengalami kontraksi sebesar 11,16 persen. Penerimaan PBB sebesar Rp9,99 miliar, mengalami kontraksi sebesar 91,15 persen.

“Kontraksi di penerimaan PBB ini dikarenakan setiap awal tahun banyak SPPT PBB yang belum diterbitkan karena wajib pajak belum mengembalikan SPOP sehingga belum ada pembayaran dari PBB, jika ada pembayaran PBB itu adalah setoran PBB di tahun lalu yang jatuh tempo di tahun ini. Penerimaan PPN dan PPn BM sebesar -Rp485,49 miliar, mengalami kontraksi sebesar 141,12 persen, karena restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” tandasnya.

Penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp192,26 miliar, tumbuh sebesar 6219,35 persen dari penerimaan tahun lalu.

Kedua, kata dia, penerimaan dari Kepabeanan dan Cukai sampai dengan Maret 2025 ini sebagai berikut, penerimaan Kepabeanan dan Cukai direalisasikan sebesar Rp271,17 milia dan Penerimaan Lainnya yang
dipungut oleh DJBC sebesar Rp1.240,80 miliar.

Penerimaan Bea dan Cukai ditopang oleh peningkatan yang cukup signifikan pada Bea Keluar sebesar 599,97 persen yoy. Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terealisasi Rp557,40 miliar terdiri dari PPh Impor Rp105,5 miliar dan PPN Impor Rp451,9 miliar. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan