KANDANGAN, Kalimantanpost.com – Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Sepak Bola Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2025, terjadi kekisruhan terkait aturan regulasi pemain terdaftar.
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalsel melalui panitia, membuat aturan pelarangan bagi pemain mutasi, dengan teknis pembuatan identitas KTP baru se tahun.
Informasinya, aturan tidak tertulis itu merugikan dan menguntungkan sejumlah tim peserta.
Puncaknya, Tim Sepak Bola PSSI Hulu Sungai Tengah (HST), dianggap kalah walkout (WO) setelah memaksakan memasukkan sejumlah pemain yang dianggap tidak memenuhi syarat.
Sekretaris Askab PSSI HST Fajar Sukma mengatakan, pihaknya tidak merasa kalah walkout (WO), sebab sudah datang sesuai aturan Raker KONI Kalsel, namum tidak ada pertandingan terlaksana.
“Pemain kami sudah di lapangan semua, namun tidak terlaksana pertandingan. Kalau WO seharusnya tetap ada kick off, namun muncul informasi kami kalah dengan skor 3-0,” ujarnya.
Sementara Pelatih Kepala Tim Sepak Bola PSSI Tabalong, Halil menilai, adanya peraturan pelarangan pemain yang baru pindah KTP minimal se tahun tersebut, sudah diatur agar menguntungkan pihak tertentu.
“Peraturan itu tebang pilih, karena menguntungkan pihak tertentu yang sudah lebih dahulu mengetahuinya lebih dari se tahun,” ujarnya.
Halil menyayangkan, seharusnya peraturan tersebut disosialisasikan dan diumumkan lebih awal ke seluruh Askab dan Askot, baik secara tertulis maupun lisan.
“Seharusnya kalau adil diberitahu semuanya,” ujarnya.
Terlebih, pihaknya yang berada di daerah jauh, sehingga informasi harus tetap disampaikan jauh hari.
Tim Sepak Bola PSSI Tabalong pada event Kejurprov tersebut, bermain tanpa 8 pemain yang dicoret Panitia. Kalah atas Kotabaru dengan skor 2-0.
Halil juga menyayangkan, panitia yang kurang siap melaksanakan pertandingan. Seperti pertandingan tertunda, bahkan wasit terlambat datang, hingga lapangan yang jauh dari standar.
Sementara Sekretaris Askab PSSI Hulu Sungai Selatan (HSS) Mahyuni menambahkan, aturan tidak ada pemberitahuan resmi tertulis dari Asprov PSSI Kalsel dan Panlak Kejurprov tentang pemain yang dilarang bermain.
Terkait mutasi yang dipersoalkan, ia menegaskan dalam peraturan Porprov adalah mutasi antar federasi bukan mutasi domisili. Bahkan, tidak ada pasal yang menyatakan wajib pindah domisili minimal 1 tahun.
“Apa dasar kebijakan minimal setahun, kenapa kelonggaran tidak dua tahun, kenapa tidak 6 bulan, atau 3 bulan,” ucapnya, heran.
Ia meyakini, Asprov keliru dalam menafsirkan mutasi dengan sesukanya.
Tim PSSI HSS juga memiliki pemain mutasi federasi, yakni Ferdian yang memiliki surat pernyataan, atas dasar tidak diberikan pembinaan di federasi lain lingkup Kalsel. Terlebih sudah mengikuti Liga U-18 HSS di klub PS Kalumpang.
Dikonfirmasi via telepon WhatsApp, Sekretaris Asprov PSSI Kalsel Baktiansyah mengatakan, pihaknya tidak punya kepentingan apapun, selain untuk memajukan sepak bola Banua.
“Kami hanya menjalankan aturan yang sudah jelas, di pasal 9, 10, 11, dan 12 peraturan Porprov hasil Rekerprov KONI Kalsel, yakni melarang menggunakan olahragawan bukan dari Kalsel,” terangnya.
Menurutnya, Kalsel tidak kekurangan bibit pemain sepak bola, sehingga, diharapkan pemain Kejurprov dan Porprov merupakan putra daerah Kalsel.
Baktiansyah mengatakan, langkah tersebut seharusnya didukung seluruh Askab dan Askot. Sebab tujuannya, untuk berprestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON), agar atlet hasil Kejurprov-Porprov tidak sampai bermain untuk provinsi lain.
Terkait aturan se tahun, walaupun ditegaskan tidak boleh ada pemain dari luar Kalsel, pihaknya hanya memberikan kelonggaran. Namun pihaknya tetap memperhatikan tempat kelahiran ataupun ijazah. Sebab, untuk kemungkinan atlet usia 17 tahun baru membikin KTP.
Ia mengklaim, sudah lebih dahulu menginformasikan hal tersebut, dan seluruh Askab dan Askot sudah mengetahui.
Ia mengatakan, jika ada lagi yang melakukan WO merupakan hak tim tersebut.
Ditambahkannya, Kejurprov tersebut dilaksanakan merupakan syarat, agar Cabor Sepak Bola dilaksanakan di Porprov XII. Ia berharap, atlet yang bermain di Kejurprov dapat bertanding juga di Porprov sampai mewakili Kalsel di PON. (tor/KPO-3)