Banjarbaru, Kalimantanpost.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) mulai melirik potensi besar dari sumber daya lokal, khususnya ikan gabus atau haruan untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah tinggi.
Saat ini mulai diproduksi albumin dari ikan haruan.
Dinas Kelautan dan Perikanan (Dilutkan) Kalsel, memusatkan budidaya ikan haruan di UPT Perikanan Budidaya Kesehatan Lingkungan di Bincau, Kabupaten Banjar.
Lokasi tersebut dipilih karena memiliki infrastruktur kolam yang memadai untuk kegiatan pembibitan, pembesaran, dan pengembangan indukan ikan haruan.
Meskipun saat ini masih menggunakan metode produksi tradisional dan alat sederhana, Dislutkan berencana memperluas pasar albumin ke apotek dan saluran distribusi lainnya.
Langkah ini dinilai sebagai terobosan strategis dalam meningkatkan nilai tambah sektor perikanan lokal sekaligus membuka peluang ekonomi baru berbasis potensi daerah.
Dislutkan Kalsel kini mulai memproduksi albumin dari ikan haruan yang dikenal kaya protein dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Produksi albumin ini masih dilakukan dalam skala kecil di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengolahan Makanan Hasil Perikanan (BPMHP).
Walau bersifat uji coba, hasilnya dinilai cukup menjanjikan.
“Dari 10 kilogram ikan haruan, kami bisa menghasilkan 1 hingga 1,5 liter albumin,” terang Kepala Dislutkan Kalsel, Rusdi Hartono, Jumat (11/4).
Selain ikan haruan, Dislutkan Kalsel juga mengembangkan albumin dari ikan peda.
Namun, meskipun ikan peda dinilai lebih ekonomis, pemprov tetap memprioritaskan pengembangan albumin dari ikan haruan sebagai produk unggulan lokal.
“Arahan Gubernur jelas, kami harus memaksimalkan potensi lokal.
Karena itu, fokus kami adalah ikan haruan,” tegas Rusdi. (mns/K-2)