Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Suriani Khair; Aktivis Sederhana, tidak Tersorot Kamera

×

Suriani Khair; Aktivis Sederhana, tidak Tersorot Kamera

Sebarkan artikel ini
IMG 20250111 WA0003
Noorhalis Majid adalah salah anggota Ambin Demokrasi Kalimantan Selatan *)

oleh: Noorhalis Majid

ADA orang yang suka tersorot kamera, ada juga yang memilih tidak tersorot kamera. Aku menilai, kamu tergolong yang tidak suka tersorot kamera. Padahal keberadaanmu sangat penting, sangat dibutuhkan, tidak jarang menjadi tulang punggung dan faktor kunci banyak kegiatan. Di era kemaruk pencitraan seperti sekarang ini, sikapmu yang tidak suka menonjolkan diri, sangatlah istimewa.

Baca Koran

Kalau dikiaskan permainan bola, kamu bertugas di tengah, membagi bola ke kiri, ke kanan, dan mengoper tanpa ragu ke depan, bersamaan itu menjaga agar pertahanan jangan sampai bobol. Gerakanmu lincah, bahasa anak muda sekarang sat-set. Bisa bergerak ke depan dengan berani, dan bebas leluasa menjelajah ke bawah. Tidak banyak bicara, tidak suka mencari alasan atau berdalih ini dan itu, segalanya kamu lakukan dengan penuh dedikasi.

Pergaulanmu luas, lintas usia, lintas budaya, lintas agama, bahkan lintas profesi dan status sosial. Pejabat dan pengusaha teman karibmu, buruh kasar dan kuli di pasar lima juga teman akrabmu. Soal pergaulan dengan segala strata, kamu paling jagau – elegan, tidak menjilat ke atas dan tidak bakoyo dengan yang di bawah, pembawaanmu cenderung santuy.

Setiap pekerjaan yang diserahkan kepadamu, pasti beres, entah dengan cara apa dan bagaimana menyelesaikannya, yang pasti selesai sesuai target. Dengan komitmen yang begitu tinggi tersebut, akhirnya banyak yang meminta tolong kepadamu, meminta menjadi bagian, menjadi tim, terlibat dalam berbagai organisasi, perkumpulan, paguyuban, kelompok, forum, asosiasi, kepanitiaan, dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu menjadi aktivitas keseharian kamu.

Aku mengenalmu sebagai pekerja sosial kemasyarakatan sejak awal 90’an, menjadi bagian dari lahir dan bertumbuhnya beberapa organisasi masyarakat sipil di Kalimantan Selatan. Tentu saja waktu itu masih Orde Baru, dimana pergerakan masyarakat sipil tidak sebebas seperti sekarang.

Setidaknya sejak ‘92 kamu bergabung dengan Bang Yuherli membidani Karang Taruna kota Banjarmasin. Bahkan rumah keduamu adalah sekretariat Karang Taruna. Rela bermalam di sekretariat yang sempit, demi menuntaskan segala hal pekerjaan dan aktivitas di sekretariat itu, kamu kerjakan dengan penuh dedikasi, padahal sifat kerelawanan.

Setelah lama di Karang Taruna, kamu bergabung dengan PKBI Kalimantan Selatan atas ajakan Mas Muhaimin Ihsan, yang juga dikenal sebagai sosok sederhana. Di PKBI tersebut kamu menyelenggarakan berbagai hal, terutama terkait penyuluhan keluarga berencana, kesadaran reproduksi, dan sebagainya yang menjadi fokus PKBI.

Baca Juga :  Selamatkan Generasi dari Jeratan Judi Online

Cukup lama kamu di PKBI dan melewati segala banyak aktivitas, sampai kemudian tahun 2003 kita bersama-sama menjadi penyelenggara Pemilu, Pilpres dan Pilkada. Kamu terpilih sebagai ketua PPK, penyelenggara di tingkat kecamatan yang bertugas mengorganisir beberapa kelurahan. Waktu itu kita menjadi tim besar yang sangat solid, menyelenggarakan Pemilu dengan penuh dedikasi, dan sejarah mencatat Pemilu 2004 sebagai perhelatan demokrasi yang berintegritas. Rasanya, setelah Pemilu 2004, jabatan ketua PPK untuk pemilu berikutnya selalu diserahkan kepadamu, karena dedikasimu yang sangat tinggi.

Kamu juga aktif di JPKP Kalimantan Selatan, satu lembaga yang aktif menyoroti pelayanan publik dan pemerintahan. Di lembaga tersebut kamu menjadi tulang punggung dan konseptor. Juga aktif di ORARI, suatu organisasi yang cakupan perkawanannya sangat luas dan menyebar. Aktif pula di Forum RT dan RW se Kota Banjarmasin, posisimu di forum ini sangat penting dan memberi warna. Bahkan menjadi anggota dewan kelurahan, dipilih oleh warga karena mereka ingin ada sosok yang mampu memperjuangkan suara warga dalam pembangunan. Kamu juga menjadi pengurus FKP RRI Banjarmasin, rutin menyampaikan pendapat, opini dan kritik melalui Pro1 RRI. Sesekali kamu juga bersedia menjadi narasumber dialog budaya Bacangkurah, Pro4 RRI Banjarmasin.

Kamu bahkan menjadi pengurus APINDO Kalimantan Selatan, suatu asosiasi tempat berhimpun para pengusaha. Posisi penting sebagai wakil sekretaris menggambarkan peran pentingmu di balik layar pada organisasi tersebut. Juga aktif di Forum Ambin Demokrasi, suatu forum yang membuat kamu ikut terlibat dalam berbagai tema diskusi menarik, merespon perkembangan politik, demokrasi, ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Dalam setiap kali diskusi, pendapat dan saran kamu sampaikan dengan lugas namun santun.

Dengan sederet organisasi yang engkau geluti, tidak ada yang meragukan bahwa engkau sangat aktif di tengah masyarakat. Bahkan seandainya tanpa jabatan-jabatan di organisasi tersebut pun, keseharian kamu memang menjadi pegiat dan aktivis di tengah masyarakat, suka membantu orang lain, menjadi sosok yang ringan tangan, bersedia menolong siapa pun yang membutuhkan. Membantu orang lain adalah gaya keseharianmu. Tidak peduli apakah ada imbalannya atau tidak, yang pasti selalu ringan tangan membantu orang lain. Membantu tanpa syarat dan tanpa berharap dapat apapun.

Baca Juga :  KINERJA LEGISLATID DI DAERAH

Di lingkungan tempat tinggal, diakui oleh warga jasamu sulit dilupakan, turut memperjuangkan kelurahan Tanjung Pagar, khususnya RT 5 dan 6 membangun jalan yang setiap air pasang dalam selalu terendam hingga lutut, sampai pada akhirnya berkat perjuanganmu punya jalan yang bisa dilewati mobil,

Ramadan, Jumat 28 Maret 2025, pagi setelah sahur dan azan subuh, mendadak kamu pulang untuk selamanya. Pulang dengan sangat sederhana, tidak merepotkan siapapun, termasuk kedua anak kesayang belahan hati.

Jiwamu yang penolong, sepertinya tidak menghendaki untuk merepotkan siapapun. Juga tidak merepotkan kawan-kawanmu yang sangat banyak. Cara meninggalmu sederhana, hanya “menyamak”, satu gejala angin duduk yang tidak asing bagimu, dan biasa diselesaikan dengan cara mencabutnya melalui selembar sirih atau daun sirsak.

Kali ini ketika daun tersebut digosokkan ke tubuhmu, bahkan ketika beberapa bagian tubuh dipijat dengan kuat, kamu menyatakan tidak berasa. Hal yang kamu sangka angin duduk tersebut tidak bisa ditepis sekedar dengan dauh sirih atau daun sirsak, dan kamu melewatinya dengan tenang dan sabar, sampai kemudian kedua matamu tertutup selamanya.

Prosesnya terasa begitu cepat, seolah tidak ada waktu mengupayakan secara maksimal menahan kepergianmu. Layanan rumah sakit yang buruk, tidak memedulikan rintihan, kesakitan dan kepanikan anakmu yang berusaha mengupayakan dengan kemampuannya yang sangat terbatas. .

Waktu dua jam yang sangat kritis itu, engkau lewati tanpa pelayanan rumah sakit yang memadai. Ketika situasi begitu genting, respon layanan rumah sakit justru lambat, hanya karena anakmu mengatakan ini pasien BPJS. Akhirnya nyawamu tak bisa diselamatkan. Lebih tepatnya tidak diupayakan maksimal untuk diselamatkan, karena masih buruknya pelayanan rumah sakit.

Semua yang mendengar kepergianmu tersentak. Seorang sahabat karibmu bertanya, “kenapa begitu cepat wal?” Selamat jalan kawan, tugasmu sudah selesai. Kami selalu mengenangmu. Semua kawan-kawanmu yang sangat banyak ini pasti menyusul. Aku bersaksi, kamu orang baik, semoga segala kebaikanmu menjadi amal ibadah di sisi Nya, dan dikumpulkan bersama orang-orang yang dimuliakan Allah. Aamiin. (nm)

Iklan
Iklan