BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pasar Terapung (Floating Market) tumbuh secara natural (alami) di Kota Banjarmasin sejak era Kesultanan Banjar, bahkan beberapa pendapat para ahli menyatakan keberadaan pasar ini sudah ada sejak abad ke-14.
Kondisi tumbuh secara natural sejak dulu ini membuat Kota Banjarmasin dikenal dengan pasar terapungnya. Di era kekinian, saat ini Pemko Banjarmasin berusaha mempertahankan warisan budaya tersebut, bahkan turut berupaya untuk mengembangkannya.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj Ananda ketika mengikuti kegiatan bersih-bersih tempat wisata di Kawasan Siring Kampung Ketupat Banjarmasin Tengah, Selasa (22/04/2025).
Menurut Ananda, floating market di Kota Banjarmasin merupakan satu-satunya di dunia yang keberadaannya tumbuh secara natural atau alami.
Oleh karena itu ditegaskannya hal tersebut mesti jadi daya tarik Kota Seribu Sungai itu di mata dunia.
“Floating market itu satu-satunya di dunia, dan ini yang natural, kalau yang dibangun itu artifisial yang buatan, kita itu punya satu-satunya yang alami, ini harus jadi daya tarik kita,” kata Ananda.
Lebih lanjut dijelaskan, jika floating market itu berkaitan erat dengan sebutan Kota Banjarmasin sebagai bandar perdagangan dan jasa. Oleh karena itu, sudah seharusnya daya tarik pasar terapung lebih ditingkatkan.
“Kita itu tidak punya sumber daya alam, jadi salah satu mata pencaharian kita, pendapatan kita adalah dari pariwisata,” beber Ananda.
“Tapi jangan berharap Kota Banjarmasin menjadi kota pariwisata kalau masih banyak sampah-sampah yang berserakan,” sambungnya.
Ananda menambahkan, pihaknya dari Pemko Banjarmasin sangat mendukung aksi bersih-bersih lingkungan objek wisata dari Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kalimantan Selatan, hal tersebut ujarnya merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya tarik wisata di Kota Banjarmasin. (sfr/KPO-4)