BOGOR, Kalimantanpost.com – Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) Samsul Rizal terimakasih penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah dari Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti, dalam agenda Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) 2025, Senin (27/5/2025) di Gedung Merah Putih, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemdikdasmen, Depok, Jawa Barat (Jabar).
Piagam penghargaan tersebut diserahkan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat.
Dalam FBIN 2025 tersebut, Bupati HST Samsul Rizal satu-satunya kepala daerah dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang menerima penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah ini bersama 43 kepala daerah lainnya se-Indonesia.
Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti mengucapkan selamat kepada 44 kepala daerah se-Indonesia yang sudah menerima penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah dalam Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2025.
“Selamat kepada kepala daerah, baik itu gubernur, walikota, dan bupati yang telah berkhidmat bersama-sama melestarikan bahasa ibu sebagai kekayaan budaya Indonesia. Mari kita lestarikan bahasa daerah kekayaan bangsa yang tidak ternilai,” pesannya.
Bupati Samsul Rizal dalam momen ini menyatakan komitmennya untuk mengembangkan dan melindungi bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
“Ulun Samsul Rizal sebagai Bupati HST siap mengembangkan dan melindungi, serta mendukung program Bahasa Indonesia dan bahasa daerah,” ungkap Bupati
Bupati Samsul Rizal juga mengajak seluruh pihak untuk mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.
“Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” ajak Bupati Samsul Rizal
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan HST, Muhammad Anhar memastikan Dinas Pendidikan segera menindaklanjuti komitmen Bupati Samsul Rizal terhadap pengembangan dan pelestarian bahasa daerah.
“Dua bulan terakhir kita sudah menyusun kurikulum bahasa Banjar, ini sudah dilakukan teman-teman guru tim pengembang, dan sudah sampai pada kerangka dan materi bahan ajar,” jelas Anhar
Kurikulum Bahasa Banjar nantinya juga akan disisipkan materi tentang moral mengenai cerita rakyat lokal.
“Materi tentang moral cerita rakyat lokal pada Kurikulum Bahasa Banjar itu juga diharapkan dapat membentuk moral anak didik kita,” pungkasnya. (adv/ary/KPO-4)