BANJARMASIN, Kalimantanpost.com –
Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) sampai dengan April 2025 ini masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Perekonomian di Kalsel pada Triwulan I 2025 secara yoy tumbuh 4,81 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Kalsel ditopang oleh lapangan usaha pertambangan dengan kontribusi 28,33 persen,” Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan Syafriadi di acara Publikasi ALCo Regional Kalimantan Selatan untuk Realisasi sampai 30 April 2025 yang digelar di Aula Barito Kanwil DJP Kalselteng, Rabu (28/5/2025).
Juga hadir Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin dan jajaran Direktur Utama Bank Kalsel Fachruddin serta perwakilan Perbakan lainnya maupun undangan lainnya.
Ditambahkan Syafriadi, ada beberapa indikator yang menunjukkan keadaan perekonomian Kalsel yang masih terjaga antara lain pertama tingkat inflasi April 2025 masih terkendali dan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,57 persen (yoy), lebih rendah dari Nasional yang mencapai 1,95 persen.
“Secara bulanan inflasi periode ini meningkat jika
dibandingkan dengan bulan lalu yang hanya mencapai 1,03 persen,” ujarnya.
“Komoditas penyumbang inflasi di Kalsel
antara lain emas perhiasan, ikan gabus, minyak goreng, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin,” tandasnya.
Kedua, lanjut dia, Neraca perdagangan di Kalsel masih melanjutkan tren positifnya dengan surplus sebesar
US$825,69 juta. Perlu diwaspadai, karena kondisi ini menurun 23,32 persen (yoy), sementara secara bulanan
mengalami peningkatan 0,08 persen (mtm).
“Peningkatan surplus neraca perdagangan pada April 2025 secara bulanan disebabkan oleh nilai impor yang terkoreksi cukup signifikan sebesar – 25,38 persen mtm, sedangkan nilai ekspor juga mengalami kontraksi tipis sebesar -3,32 persen mtm.
“Peningkatan nilai ekspor pada April disebabkan oleh peningkatan volume ekspor Batubara,” tandas Syafriadi.
Selanjutnya dari sisi impor mengalami penurunan yang
disebabkan oleh penurunan importasi minyak petroleum, mesin pengangkut (misalnya conveyor dan lift) dan
kapal atau kendaraan air seperti kapal feri, kapal kargo, kapal tongkang.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalsel juga menjelaskan, target pendapatan APBN di Kalsel pada tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp22,02
triliun.
“Sampai dengan April 2025, kinerja APBN dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp3,34 triliun
atau 15,16 persen dari target. Capaian ini mengalami kontraksi 44,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Sementara penerimaan Perpajakan mendominasi pendapatan negara. Walaupun secara keseluruhan penerimaan
negara terkontraksi, penerimaan dari kepabeanan dan cukai sudah melampaui target dan tumbuh positif
242,13 persen.
Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara terdiri dari tiga jenis penerimaan. Pertama, Perpajakan, yaitu Penerimaan PPh Non Migas sebesar Rp2,68 triliun, mengalami kontraksi sebesar
16,29 persen. Penerimaan PBB sebesar Rp33,26 miliar, mengalami kontraksi sebesar 71,52 persen. Kontraksi di
penerimaan PBB ini dikarenakan WP yang melakukan pembayaran selain tahun berjalan mengalami
penurunan.
“Penerimaan PPN dan PPn BM sebesar -Rp629,99 miliar, mengalami kontraksi sebesar
134,56 persen, karena restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp311,53 miliar, tumbuh sebesar 8.753,76 persen dari penerimaan tahun lalu,” ungkapnya.
Kedua, penerimaan dari Kepabeanan dan Cukai sampai dengan April 2025 ini sebagai berikut dimana penerimaan Kepabeanan dan Cukai direalisasikan sebesar Rp363,96 miliar.
Penerimaan Bea dan Cukai
ditopang oleh peningkatan yang cukup signifikan pada Bea Keluar sebesar 310,05 persen yoy.
Selain itu, terdapat Penerimaan lainnya yang dipungut oleh DJBC sebesar Rp1.710,0 M. Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terealisasi Rp789,70 M terdiri dari PPh Impor Rp148,8 M dan PPN Impor Rp640,9 M
Ketiga, kata dia, realisasi PNBP sebesar Rp581,99 miliar, mengalami kontraksi 13,43 persen. Terdiri dari Pendapatan BLU Rp171,29 miliar, tumbuh 5,40 persen, sementara PNBP Lainnya sebesar Rp410,70 miliar, terkontraksi 19,44 persen.
PNBP yang dikelola oleh DJKN antara lain PNBP Aset, Piutang Negara, dan Lelang dengan total kontribusi terhadap pendapatan negara sebesar Rp9,46 M.
Selanjutnya, dari sisi belanja negara, dari pagu sebesar Rp37, 86 triliun, telah terealisasi sebesar Rp10,11 triliun atau 26,71 persen dari pagu.
“Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP)
sebesar Rp2,0 triliun atau 20,13 persen dari pagu, sedangkan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp8,11 triliun atau 29,06 persen,” tegasnya.
Pada tahun 2025, pagu untuk belanja APBN di Kalsel menurun 9,19 persen. Penurunan pagu
tersebut turut berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan belanja APBN di Kalsel sampai Maret 2025. (ful/KPO-3)