PELAIHARI, Kalimantanpost.com – Jembatan Besi yang berada di perbatasan Desa Gunung Raja Kecamatan Tambang Ulang dan Desa Benua Raya Kecamatan Bati-bati Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan mengalami kerusakan pada tiang sampingnya. Beredar ada yang menyebut jembatan tersebut tak bisa lagi dilewati kendaraan bermotor, khususnya mobil.
Hingga Kamis (1/5/2025) hari ini juga masih ada warga yang bertanya-tanya mengenai hal itu. Umumnya adalah mereka yang hendak ke Banjarmasin atau Banjarbaru, sehingga harus melewati jembatan tersebut apabila melalui jalan utama (A Yani).
Pada 30 Maret 2025 lalu atau menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, ada truk tronton dari arah Pelaihari yang mengalami kecelakaan tunggal, menabrak pagar beton pengaman samping sisi oprit hingga menabrak satu tiang besi pengaman sisi kiri jembatan tersebut.
Beberapa pekan kemudian, tiang tersebut perlahan melengkung. Konstruksi bagian bawah di titik tersebut pun turut terdampak. Akhirnya sejak 23 April lalu dilakukan buka tutup lalu lintas, sehingga mobil dari arah berlawanan harus bergantian melintasi jembatan itu.
Kepala Desa Gunung Raja Samsiar mengatakan hingga saat ini jembatan 4 Bati Bati tersebut masih bisa dilewati mobil.
Hanya saja pengendara dari dua arah berlawanan harus bergantian melintas. Beberapa unit drum tetap terpasang di salah satu lajur di jembatan tersebut.
“Yang mengatakan jembatan tidak bisa dilewati itu hoaks. Tetap masih bisa dilewati, tapi harus gantian,” tegasnya.
Dikatakannya, kekuatan konstruksi jembatan tersebut terus menurun dikarenakan kerusakan di bagian bawah jembatan akibat terdampak melengkungnya satu unit tiang di sisi segmen arah Gunung Raja.
Melengkungnya tiang besi jembatan ini akibat tertabrak tronton yang mengalami kecelakaan tunggal pada 30 Maret 2025 lalu.
Karena itu armada beban berat disarankan mencari jalur jalan alternatif. Pasalnya apabila masih terus menerus dilintasi armada berat maka kerusakan jembatan tersebut akan kian cepat dan hal tak diinginkan bisa terjadi kapan saja.
Maksimal 8 ton yang bisa lewat. Kalau sudah di atas itu dimohon jangan lewat. Silakan lewat jalan alternatif,” kata Samsiar.
Namun hingga malam tadi saat dirinya kembali turun melakukan pemantauan di lokasi, armada besar tetap lewat. Bahkan ada yang mengangkut ekskavator yang bobotnya diperkirakan mencapai 25 ton lebih.
Dirinya berharap instansi terkait dapat segera turun tangan menyikapi hal tersebut. Misalnya dengan memajang pelang berisi informasi bagi armada di atas 8 ton dilarang lewat.
Pelang ini dapat dipajang di simpang tiga Bentok di Desa Nusa Indah Kecamatan Batibati (arah dari Banjarmasin). Lalu dipajang di simpang Desa Tambang Ulang Kecamatan Tambang Ulang (arah dari Pelaihari).
Lebih lanjut Samsiar menuturkan berdasar informasi yang disampaikan pihak Balai Jalan Nasional, Kementerian PU, perbaikan masih sedang diupayakan anggarannya. Paling tidak memperbaiki konstruksi yang terus melemah kekuatannya pada sisi oprit segmen Gunung Raja. (rzk/KPO-3)