Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalsel

Kuburan Massal tak Banyak Dikunjungi

×

Kuburan Massal tak Banyak Dikunjungi

Sebarkan artikel ini
1 2 klm makam jumat kenalbu
TABUR BUNGA di makam massal korban tragedi 23 Mei 1997 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pemko Banjarmasin di Banjarbaru, Jumat (23/5). (repro)

Banjarbaru, KP – Bertepatan dengan Jumat (23/5) dikenang tragedi kerusuhan massal bernama Jumat Kelabu.

Tepatnya 28 tahun silam pada tanggal 23 Mei 1997.

Baca Koran

Nyawa seratusan orang melayang. Atas insiden yang meletus di Kota Banjarmasin itu.

Jasad korban dimakamkan secara massa di Gang PDI Landasan Ulin, Banjarbaru.

Lantas bagaimana kondisi makam tersebut?.

Kondisinya cukup sepi, bertepatan Jumat kelabu tak ada dari keluarga taburan bunga ataupun penghormatan.

Hanya ada Dahlan, penjaga makam.

Rumput liar tumbuh lebat menutupi banyak nisan.

“Kalau 200 jasad mungkin tidak, tapi lebih dari seratus itu pasti,” ucapnya lirih.

Setiap tahun, tak lebih dari segelintir orang datang.

“Paling dua atau tiga orang saja. Biasanya mereka keluarga yang masih yakin kerabatnya dimakamkan di sini,” tutur Dahlan.

Yang datang untuk sekadar memasang batu nisan atau menabur bunga, sebagai bentuk penghormatan yang terlambat bagi mereka yang tak sempat berpamitan.

Namun, cerita tentang Jumat Kelabu bukan hanya tentang jumlah korban yang hingga kini masih simpang siur, berkisar antara 121 hingga 170 orang, tergantung sumbernya. Ada pula 179 orang yang hingga kini dinyatakan hilang.

Sebagian besar korban dilaporkan tewas terbakar di Mitra Plaza, pusat perbelanjaan yang kala itu menjadi pusat kekacauan.

Dahlan punya cerita lain. Bukan dari buku sejarah, tapi dari bisik-bisik warga sekitar Mitra Plaza. Setiap tanggal 23 Mei, katanya, ada saja orang yang kesurupan di sana.

“Katanya itu korban yang belum tenang.

Mungkin mereka ingin didengar,” cerita Dahlan.

Cerita mistis itu mungkin terdengar ganjil di tengah dunia yang semakin modern.

Namun, dalam tragedi besar, tak semua luka bisa dijelaskan dengan logika.

Ada trauma yang tertinggal, membekas dalam di hati mereka yang selamat, dan mereka yang ditinggalkan. (mns/K-2)

Baca Juga :  Pemkab Banjar-BPKP Teken Komitmen Penguatan SPIP-IAC
Iklan
Iklan