BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Menjelang berakhirnya kompetisi Liga 1 2024/2025 cukup banyak kejadian cukup menarik dan mendapat perhatian cukup besar dari pecinta sepakbola di Tanah Air.
Perhatian tersebut tak hanya siapa saja yang bakal menyusul PSIS Semarang terdegradasi ke Liga 2 musim depan, juga penuh kejutan dengan tumbangnya keperkasaan tim promosi PSBS Biak dan Malut United serta terciptanya beberapa gol-gol konyol dan keputusan kontroversial wasit.
PSBS Biak yang dalam delapan pertandingan belum terkalahkan secara mengejutkan ditumbangkan tim yang terancam degradasi Persis Solo 0-2 di Papua pada 11 Mei lalu. Begitu juga Malut United yang tak terkalahkan di 13 pertandingan tumbang di tangan PSM Makassar.
Lalu, kekonyolan diawali dua gol bunuh pemain PSIS Semarang saat dikalahkan Bali United 0-4 pada 1 Mei lalu.
Laga-laga yang menjadi sorotan saat juara Liga 1 2024/2025 Persib Bandung melawan Barito Putera pada 9 Mei. Wasit Gedeon Dapaherang yang memimpin pertandingan tak ‘becus’ dan tak mengkartumerah pemain Barito Putera, Murilo Mendes yang melakukan tekel horor dari belakang pemain Persib Bandung Febri Hariyadi. Kubu tim Maung Bandung pun melayangkan protes ke PSSI atas kepemimpinan wasit.
Duel antara Persib Bandung melawan Barito Putera pun berakhir seri 1-1 setelah kembali terjadi gol konyol bunuh pemain belakang Laskar Antasri, Yuswanto Aditya yang memasukkan bola ke gawang sendiri di injury time.
Lalu, duel antara Persebaya Surabaya melawan tim terancam zona degradasi, Semen Padang pada 11 Mei juga diwarnai kontroversial.
Gol pemain Persebaya Dejan Tumbas di menit 84 dianulir wasit sehingga pertandingan berakhir imbang 1-1.
Padahal, wasit yang memimpin pertandingan didatangkan dari luar negeri, tapi tanpa didukung tim VAR yang mumpuni hingga menganulir gol Persebaya.
Beberapa keputusan yang kontroversial kemungkinan akan berlangsung mengingat tim papan atas seperti Dewa United, Persebaya Surabaya, Malut United, Borneo FC dan Persija Jakarta bersaing memperebutkan peringkat kedua hingga empat agar bisa berkiprah di kompetisi antara klub Asia.
Pertarungan lebih sengit lagi bakal terjadi di papan bawah, siapa yang bakal menyusul PSIS sementara terdegradasi ke Liga 2 musim depan. Apalagi masih menyisakan dua pertandingan lagi.
Ada lima tim yang terancam degragasi yakni PSS Sleman yang saat ini menempati peringkat 17 dengan 28 poin, disusul Barito Putera diurutan 16 dengan 31 poin. Kemudian ada Semen Padang dengan 32 poin, Madura United memiliki 33 poin dan dan Persis Solo dengan 35 poin.
Di antara lima tim tersebut, Persis Solo merupakan tim yang punya kans besar bertahan di Liga 1 mengingat hanya membutuhkan satu kali kemenangan lagi dari dua pertandingan sisa.
Namun, Persis akan menghadapi dua tim papan atas yakni menjamu Dewa United pada 17 Mei yang juga berusaha mempertahankan peringkat kedua. Permainan tiki taka yang diperagakan Dewa United bakal menyulitkan Persis, namun dengan modal menang 2-0 di kandang PSBS Biak akan menjadi modal Ramadhan Sananta dan kawan-kawan meraih poin minimal satu.
Di partai terakhir, Persis hanya berharap kemurahan hati Persib yang sudah menjadi juara dengan menurunkan pemain lapis kedua. Namun, apakah tim Maung Bandung mau, mengingat Babotoh ingin merayakan pesta juara di pertandingan terakhir.
Lalu, Madura United yang meraih poin 33 poin juga melakoni partai sisa cukup berat. Di pekan ke-33 akan tandang melawan Bali United pada 17 Mei yang juga mengincar empat besar. Sudah pasti, tim asuhan Teco tak mau mengalah begitu saja bermain di depan publiknya sendiri.
Harapan Madura United tinggal meraih poin penuh saat menjamu PSS Sleman di partai pamungkas pada 25 Mei. Jika PSS di partai sebelumnya kalah, dengan poin 28 sudah pasti terdegradasi, sehingga saat tandang melawan Madura United tak ada motivasi lagi memenangkan pertandingan.
Walau pun Madura menang atas PSS Sleman, dengan poin 36 belum aman dan bisa disusul Barito Putera dan Persis Solo jika memetik dua kemenangan hingga terdegradasi.
Selanjutnya, Semen Padang akan menjamu Persik Kediri di pekan ke-33 tanggal 18 Mei dan jika menang meraih poin 35.
Di pertandingan terakhir Semen Padang melawat ke Arema FC di pekan ke-34 pada 25 Mei. Duel nanti bakal menjadi perhatian mengingat Arema FC dipermalukan Persik Kediri saat pertama kali main di kandang sendiri, di Kanjuruhan. Sudah pasti tim berjuluk Singa Edan tak mau mengalah begitu saja untuk menghindari amukan suporter.
Kecuali Arema FC kembali mendapat sanksi dari PSSI akibat suporternya melempar bus Persik hingga kaca pecah, sehingga bila bermain di luar Malang kans Semen Padang cukup besar.
Bagaimana dengan Barito Putera? Penampilan kurang stabil dan terus menurun menjadi persoalan di tim kebanggaan Urang Banjar ini. Dua kali bermain imbang 1-1 melawan Dewa United dan Persib Bandung cukup merugikan Barito Putera hingga kembali masuk ke zona degragasi, peringkat 16 dengan poin 31.
Di matchday ke-33, Barito Putera akan menjamu PSM Makassar pada 17 Mei mendatang. Bukan perkara mudah mengalahkan tim berjuluk Juku Eja yang saat ini lagi on fire. Itu terbukti minggu lalu bisa mematahkan rekor 13 kali tak terkalahkan Malut United dengan skor 3-2.
Keseriusan PSM akan menghadapi Barito Putera juga terlihat dengan kehadiran pelatih klub asal Makassar, Bernardo Tavares yang ‘mengintip’ pertandingan Persib melawan tim Laskar Antasari di Bandung. Jadi, Barito Putera jangan berharap kemurahan hati PSM yang saat ini menempati peringkat 8 dengan poin 47 berusaha naik ke papan atas.
Harapan Barito Putera meraih kemenangan tinggal saat menghadapi PSIS Semarang yang sudah pasti terdegradasi tanggl 25 Mei. Namun, pemain Laskar Antasari jangan terlalu kepedean bisa menang, tak menutup kemungkinan pemain PSIS tampil all out supaya bisa dipantau klub Liga 1 lain di musim depan. Inilah yang perlu diwaspadai.
Kalau Barito Putera ingin bertahan di Liga 1, wajib memenangkan pertandingan hingga meraih 37 poin dengan catatan Semen Padang yang menjadi rivalnya menderita satu kali kalah sehingga poin maksimalnya hanya 35 saja.
Lalu, PSS Sleman merupakan tim paling tipis bisa bertahan di Liga 1, mengingat poinnya hanya 28 dan menyisakan dua pertandingan. Mereka dijadwalkan menjamu Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (17/5) dimana Persija saat ini juga sedang berburu kemenangan agar bisa bersaing di papan atas.
Di pertandingan terakhir, PSS Sleman menghadapi Madura United, Minggu (25/5) yang juga berusaha melepaskan diri dari zona degradasi.
Berdasarkan hitung-hitungan lawan-lawan yang dihadapi dua pertandingan sisa, PSS akan mengikuti jejak PSIS Semarang terdegradasi ke Liga 2 musim depan, kecuali ada keajaiban.
Tinggal satu slot tersisa siapa yang bakal terdegradasi, apakah Barito Putera, Semen Padang atau Madura United. Di dua pertandingan nanti yang sangat berpengaruh adalah masalah non teknis dan dan manajemen menentukan tim bisa bertahan. Peran pelatih meramu strategi hanya sedikit.
Di sini lah peran perangkat wasit dan VAR apakah benar-benar dijalankan atau tidak ‘berfungsi’ duel antara Persib melawan Barito Putera dan Persebaya menghadapi Semen Padang.
PSSI harus tegas dan berani menunjuk wasit dan tim dibelakang VAR benar-benar netral, sehingga tidak merugikan salah satu tim dan pertandingan enak ditonton.
Jangan sampai terjadi lagi gol-gol konyol dan kontroversial yang merusak citra Liga 1 itu sendiri. Kita juga sudah cukup malu, kompetisi Liga 1 di bawah Liga Kamboja, padahal timnas nasional baik junior dan senior berlaga di level Asia. (ful/KPO-3)