Oleh : NURMADINA MILLENIA
Pikirkan tentang apa yang diciptakan Tuhan, niscaya akan mengenal Tuhan dan akan membawa kepada jalanNya. Jangan pikirkan zat Tuhan, karena makhluq tidak akan sampai pada kemampuan itu. Itu adalah salah satu sabda Muhammad SAW, untuk ummat Islam. Sehingga dengan demikian sudah sepatutnya untuk menambah ilmu pengetahuan serta untuk lebih mengetahui lagi, tentang karakter Tuhan, sebagaimana tersirat pada Asmaul Husna. Sebagaimana Einstein mengatakan kita hanya mengenal karakterNya,dengan menyelidiki apa dan bagaimana Dia Berkehendak.
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (QS. As-Sajadah:7-9).
Maka dalam hal ini ilmu pengetahuan yang masih berkelanjutan dan proses penemuannya belum terwujud, adalah mengenai teori Darwin. Karena patokan duga jika proses manusia itu juga secara analisa dan melihat perkembangan makhluq hidup, sepertinya proses manusia itu merupakan kelanjutan datipada makhluq sederhana sebelumnya. Dimana teori Darwin adalah hanya merupakan hipotesis yang kebenarannya belum dibuktikan, karena masih adanya yang tercecer yang mana fakta-fakta yang disajikan untuk mendukung teorinya tidak sesuai dengan kriteria ilmiah. Paham evolusi terebut telah berdampak negatif terhadap pemikiran yang jika dihubungan dengan keyakinan ummat Islam.Bahwa pada dasarnya Allah yang telah menciptakan semesta alam dan segala isinya, dimana Qudrat dan IradatNya. Namun jika melihat pada materi, bahwa ada kesamaan manusia dan hewan pada fisiknya. Hanya manusia mempunyai roh, yang mana merupakan hal yang tidak terlihat mata, serta pengetahuan tentang itu hanya sedikit, dan tidak bisa diperaktekkan. Jika dihubungka
n dengan kedokteran, atau psikologi.
Maka kemudian dengan wahyu, maka sangat jelas jika penciptaan manusia adalah daripada secara khusus, serta mempunyai struktur tersendiri.Di mana wahyu telah juga memberitahukan akan proses itu. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani(yang disimpan)dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.
Karena jika hanya berdasarkan ajaran dan teori Darwin, seakan manusia itu tecipta karena proses alam semata. Sehingga mereka hanya melihat materi semata. Mereka tidak mengenal Tuhan, karena tidak pernah membaca dan mempelajari serta menganalisa wahyu. Maka jadilah mereka bertuhankan materi atau “materialisme”.
Tepat sekali jika banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa teori evolusi Darwin bukanlah karya ilmu pengetahuan, melainkan hanya fiksi ilmiah, karena kurangnya bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Akibat itu, banyak sarjana muslim, berusaha mengkaji masalah itu secara obyektif, kritis, logis, ilmiah, dan transedental. Sampai sekarang hal itu masih mencari pembuktian!