ROMA, Kalimantanpost.com – Sinyal asap putih yang keluar dari cerobong asap Kapel Sistina pada Kamis petang sekitar pukul 18.00 waktu Vatikan (23.00 WIB) menandakan kepada dunia bahwa seorang Paus baru telah terpilih.
Terpilihnya pengganti Paus Fransiskus itu terjadi pada hari kedua penyelenggaraan konklaf kepausan yang diikuti oleh 133 kardinal elektor.
Konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”. Istilah ini mencerminkan praktik penguncian para kardinal dalam sebuah tempat tertutup untuk memilih Paus baru tanpa intervensi dari luar. Penguncian tersebut bertujuan menjaga kerahasiaan dan kebebasan dalam pemilihan, sehingga tidak ada pihak luar yang dapat memengaruhi keputusan kardinal.
Tradisi konklaf dimulai pada abad ke-13, tepatnya saat penetapan Paus Gregorius X. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mencegah campur tangan politik dalam proses pemilihan Paus. Sejak saat itu, konklaf menjadi prosedur yang diikuti dalam pemilihan Paus, menjaga integritas dan kekudusan proses tersebut.
Pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik sedunia itu akan segera terungkap identitasnya setelah dia mendapatkan mayoritas dua pertiga suara dari proses pemungutan suara yang dilakukan sejumlah kardinal.
Setelah mendapat sedikitnya 89 suara, Paus baru tersebut akan memilih nama yang akan digunakan selama masa kepausannya.
Kemudian, dia akan masuk ke “Ruang Air Mata” guna mempersiapkan diri untuk sebuah perubahan besar dalam hidupnya.
Setelah itu, kardinal protodiakon akan muncul di loggia tengah Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dalam bahasa Latin “habemus papam” yang berarti “kita memiliki seorang Paus”.
Segera setelah itu, Paus baru akan muncul di loggia dan menyampaikan berkat Urbi et Orbi (berkat untuk Kota Roma dan dunia). (Ant/KPO-3)