Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINEHukum & Peristiwa

Viral Grup “Fantasi Sedarah”, Uhaib Sebut Penyimpangan Moral di Era Tanpa Batas

×

Viral Grup “Fantasi Sedarah”, Uhaib Sebut Penyimpangan Moral di Era Tanpa Batas

Sebarkan artikel ini
IMG 20250517 WA0022
FANTASI SEDARAH - Tangkapan layar grup "Fantasi Sedarah" yang membuat geger dan dinilai meresahkan publik. (Kalimantanpost.com/repro viral).

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Belakangan ini jagad maya kembali dihebohkan dengan adanya grup komunitas “Fantasi Sedarah” di media sosial Facebook. Tak terkecuali publik Kota Banjarmasin yang dibuat geger akibat anggota grup tersebut berjumlah puluhan ribu pengikut.

Lantas kejadian ini turut mengundang komentar dari berbagai pihak, salah satunya Dr Muhammad Uhaib As’ad, yang saat ini menjabat sebagai President International Institute of Influencers Indonesia.

Baca Koran

Menurut Uhaib, kejadian tersebut semestinya menjadi warning (peringatan) untuk masing-masing individu meningkatkan moralitas dan etika ditengah kecanggihan zaman yang membuat dunia tanpa batas.

“Saat ini kita tidak lagi dibatasi oleh geografis, ini adalah satu dampak dari revolusi industri komunikasi yang memasuki era 5.0,” ujarya kepada awak media ini pada Sabtu (17/5/2025).

Parahnya lagi, kata Uhaib, kejadian tersebut dapat mempengaruhi nilai sosial, wilayah privasi, bahkan bisa merusak nilai sakralitas dan religius ditengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Kesucian menjadi nilai yang lebih sekuler, persoalan moralitas dan etik akhirnya menjadi satu tantangan yang dipertaruhkan pada saat ini,” beber Uhaib.

Lebih lanjut ujarnya, kemunculan grup-grup seperti diatas merupakan tanda bahwa hari ini atau zaman ini sudah memasuki pusaran masyarakat yang tidak lagi mengenal sebuah batas geografis, semua bisa terkoneksi antar satu dengan yang lainnya.

“Persoalan moralitas, persoalan etik, menjadi pertaruhan, karena hari ini sudah berubah sekali lagi sudah mengalami pergeseran makna nilai, hal-hal yang dulunya religius tidak lagi menjadi sakral di era industrialisasi teknologi informasi saat ini,” ucapnya.

Terlebih menurut Uhaib, hari ini media sosial banyak menjanjikan profit, kesenangan, entertaint bagi publik dan bisa saja menggerus hal-hal yang bersifat privasi saat ini, oleh karena itu, lanjutnya hal tersebut tidak bisa dibendung karena saat ini digitalisasi dan semua orang berada dalam pusaran itu.

Baca Juga :  Modus Baru, Penyelundupan Sabu Lewat Drone

“Tantangan terberat hari ini adalah bagaimana generasi muda yang sudah terpapar atau terkontaminasi oleh hal-hal seperti ini, dunia entertaint sudah mengepung umat manusia melalui kecanggihan industri ini, jadi tidak ada yang bisa menghalangi situasi seperti ini,” tandasnya.

Uhaib pun menambahkan keuntungan lain bisa didapat dari media sosial dengan hanya bermodalkan body (tubuh). Ia mengutip dari ilmuan, Mike Feather Stone dalam bukunya yang berjudul The Body and Consumer Culture.

Dibeberkannya, dalam buku itu disebutkan, bahwa body atau tubuh kecantikan dapat menjadi iklan, alat yang memberi keuntungan secara ekonomi, bahkan juga ke dunia politik.

“Dunia hari ini, mereka berlomba-lomba mengiklankan body tubuh dan kecantikan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan politik,” tutupnya. (sfr/KPO-4)

Iklan
Iklan