MARTAPURA, Kalimantanpost.com – Lagi-lagi dunia pendidikan di Kalimantan Selatan dibikin heboh dan viral oleh salah satu sekolah setingkat menengah atas yang menggelar perpisahan di tempat hiburan malam (THM) Hexagon Banjarmasin.
Padahal pemerintah di setiap daerah saat ini, sedang gencar-gencarnya menyoroti bahkan mengatensi kegiatan perpisahan sekolah yang mestinya dibikin sederhana saja. Kalau perlu di lokasi sekolah itu saja.
Lantas kejadian ini pun, menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ironisnya lagi pihak sekolah hanya mengetahui tempat tersebut hanya sebuah restoran, bukan tempat hiburan malam.
Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina mengungkapkan seluruh rangkaian acara perpisahan tersebut sepenuhnya diinisiasi oleh siswa, tanpa campur tangan resmi dari pihak sekolah, dan digelar pada siang hari.
“Sebelumnya, kami sempat membentuk panitia, namun saat dikomunikasikan bersama para siswa, mereka sudah punya kepanitiaan sendiri, mereka mengatur semuanya, mulai tempat, makanan hingga rundown acara, mereka yang atur,” katanya.
Elly pun awalnya mengaku tidak mengetahui persis apa itu Hexagon, informasi yang diterimanya dari panitia bentukan siswa itu hanya sebuah cafe dan resto. Dari hal itu ia pun mengeluarkan izin perpisahan di tempat tersebut.
Lebih lanjut, Elly juga memberikan syarat kepada para siswa, terkhusus panitia bentukan mereka agar mampu bertanggung jawab selama acara berlangsung. Ditegaskannya pula kegiatan itu harus berjalan tertib.
“Kami awalnya tidak tahu apa itu Hexagon. Jadi koordinasi lah dengan panitia, disebutkan mereka, katanya cafe dan resto dan dijamin nyaman, pokoknya aman kata siswa begitu, Jadi kami pikir, baiklah, selama anak-anak bisa bertanggung jawab dan acaranya tertib, kami terus dukung,” ungkapnya.
Elly juga menyebut terdapat 180 siswa yang mengikuti kegiatan perpisahan itu, sehingga dirinya sempat meminta pengamanan kepada pihak kepolisian karena kekhawatiran. Namun, para panitia juga sudah menyiapkan pengamanan terlebih dahulu.
“Akhirnya pengamanan kita tadi kan tidak berfungsi, karena mereka juga sudah menyediakan, tapi terlihat sampai selesai acara mereka aman dan tertib,” tutup Elly.
Sementara informasi terhimpun, setiap siswa dikenakan iuran sebesar Rp350.000 untuk mengikuti kegiatan tersebut dan include dengan perpisahan, khataman massal, serta foto ijazah. (sfr/KPO-3)