BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pemuda asal Kalimantan Selatan (Kalsel) Abdul Khair SPd MIKom dari terpilih sebagai Ketua Kreatif Muda Indonesia (KMI).
Posisi Sekretaris Jendral (Sekjend) diisi MHafidz Alfurqon S.I.Kom C.H dari Sumatera Selatan yang juga candidate Master di jurusan industri Kreatif Australia, sedangkan Lazaro Kumala Dewi SPd, M.Pd dari Kalimantan Barat sebagai Bendahara,
Jumlah anggota KMI ada 75 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pelantikan pengurus KMI pusat kabarnya akan segera dilaksakan berbarengan dengan Kreativesia ke-4 yang akan diselenggarakan di Palembang.
Sementara itu Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Dr Drs Yohan, MSi dan Asisten Deputi Termuda Kemenpora Muhammad Adsan yang dulunya adalah punggawa dari asisten deputi kepeloporan pemuda yang kini turut melebur menjadi asisten deputi pelayanan kepemudaan, berupaya mendorong keterlibatan mitra organisasi pemuda kreatif dalam peningkatan SDM kreatif di Indonesia
Terkait hal itu, Kreatif Muda Indonesia (KMI) yang diketuai Abdul Khair SPd MIKom di undang ke Kemenpora RI untuk membahas program-program pengembangan SDM kreatif Indonesia pada Kamis (19/6/2025).
Hal ini berangkat dari kegelisahan perihal data dari PISA terkait daya kreatif anak muda di Indonesia yang masih kalah jauh dengan Singapura.
Maka diperlukan upaya khusus yang langsung ditangani oleh anak muda untuk anak muda dalam membangun SDM kreatif sejak dini.
“Dalam memajukan ekonomi kreatif sebagai amanat presiden, tidak bisa seperti memetik buah dan menunggunya matang, tetapi generasi muda harus terlibat dalam pembibitan hingga pemupukan,” kata Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Dr Drs Yohan, MSi.
Kreatif Muda Indonesia, lanjut dia, justru mencoba menguatkan akar sebelum nantinya seseorang bisa menghasilkan sesuatu dari sebuah kreatifitas. KMI berupaya mengimbangi narasi Ekonomi Kreatif dengan narasi pengembangan SDM Kreatif sebagai langkah dasar untuk itu.
“Jika dianalogikan pengembangan kreatif seperti proses memasakan maka ada proses: Mengadon-Memasak-Menjual. Mayoritas saat ini lebih berfokus bagaimana menjual kreatifitas sehingga menghasilkan ekonomi, tetapi sedikit yang mau untuk benar-benar menyasar akar rumput untuk “mengadon” anak anak muda untuk menjadi kreatif sejak dini,” papar Yohan.
Sehingga, jelas dia, kreatif bisa menyelesaikan masalah dan selaras dengan visi Kemenpora yaitu Kreatif adalah solusi. “Solusi untuk pengentasan kemiskinan ekstrim pemuda, solusi untuk pengembangan ekonomi kreatif indonesia,” pungkasnya. (ful/KPO-3)