Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Desakan Me-nuklir Gaza, Ketidaklayakan Sistem Sekuler Mengatur Dunia

×

Desakan Me-nuklir Gaza, Ketidaklayakan Sistem Sekuler Mengatur Dunia

Sebarkan artikel ini

Oleh : Haritsa
Pemerhati Generasi dan Kemasyarakatan

Hamas mengecam keras pernyataan anggota Kongres AS Randy Fine yang menyerukan penggunaan bom nuklir di Jalur Gaza. (tempo.com, 24/05/2025)

Baca Koran

Sangat terang penggunaan bom nuklir di Jalur Gaza adalah tidak bermoral dan tidak etis karena bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan agama. Selain itu pemboman nuklir juga melanggar hukum internasional. Memori kelam Perang Dunia ke-2, yaitu bom atom Hiroshima dan Nagasaki telah mendorong dunia internasional untuk merealisasi perlucutan senjata nuklir. Seruan me-nuklir Gaza ini sungguh diluar nalar. 

Namun mengapa lontaran keji ini keluar? Pernyataan itu adalah ekspresi kebencian yang mengakar. Lebih dari itu, pernyataan ini sejalan dengan tindakan AS yang mendukung penuh pendudukan Israel terhadap bumi Palestina. AS memberi dukungan terhadap perang dan mesin perang Israel dan menggagalkan  resolusi-resolusi dan hukuman terhadap Israel melalui hak vetonya di DK PBB meski sekedar resolusi kutukan. Ini adalah fakta yang harus dicermati umat. Layakkah kita menyandarkan solusi Palestina kepada kekuatan seperti AS dan PBB? 

Israel mendapat dukungan dari kekuatan global seperti AS dan negara-negara kapitalis lainnya. Lalu bagaimana dengan kaum muslimin Palestina dan Gaza? Desakan dan ancaman nuklir ini adalah penghinaan yang luar biasa. Seharusnya umat Islam melalui pemimpin negeri muslim terdorong untuk menunjukkan pembelaan atas umat Islam dan agamanya. Mirisnya penguasa-penguasa negeri muslim tidak bergeming. Padahal tanpa bom nuklir saja gaza sungguh telah dihancurkan sedemikian rupa, apalagi dengan bom nuklir. Para pemimpin negeri muslim tidak menjalankan perannya sebagai pengurus, roin bagi umat dan menjadi junnah, yaitu perisai umat. 

Mereka berkuasa untuk mengirimkan bala tentara dan kekuatan militer ke Gaza, tapi itu tidak dilakukan. Lantas apa yang mereka lakukan? Mereka sibuk dengan agenda sekularisme kapitalisme dan agenda nasionalisme yang egois. Arab Saudi bisa mengerahkan kekuatan militer kepada Yaman. Iran dan Irak saling berbalas serangan selama bertahun-tahun. Pakistan membalas serangan India. Namun kekuatan militer yang sama tidak dikerahkan untuk mengusir penjajah Israel. Bahkan parahnya lagi penguasa-penguasa itu menjadi pengkhianat dengan menormalisasi hubungan ekonomi dan politik dengan Israel. 

Baca Juga :  VASEKTOMI

Gagasan keji me-nuklir Gaza serta sepak terjang negara-negara kapitalisme yang dipimpin AS menunjukkan kepemimpinan sekuler kapitalisme tidak layak memimpin dunia. Sekulerisme penuh hipokrisi, kemunafikan, standar ganda serta oportunisme. Sekulerisme penuh ketidakadilan dan kezaliman. Realita ini tidak mengherankan karena sekulerisme berdiri dengan prinsip memisahkan agama dari kehidupan yang berimplikasi pada pemisahan agama dari negara. Seluruh hukum dibuat oleh manusia sehingga selalu berada di wilayah abu-abu, tidak bisa menjadi standar sahih dan kokoh dalam memandu perbuatan manusia. 

Penjajahan Israel sejak 1948 yang menimbulkan kerusakan dan kekejaman dibiarkan berlarut dan ingin dinormalisasi dengan solusi dua negara. Sistem hidup sekuler kapitalisme ini tidak memuliakan manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan Allah. Sistem yang begitu tega membunuh bayi-bayi yang tak berdosa ini jelas tidak layak memimpin dunia dan mengatur hidup manusia. Sistem ini membenarkan perampasan dan pembumihangusan. Kemanusiaan hanya menjadi retorika kosong. 

Sangat berbeda dengan sistem Islam, yaitu penerapan syariat Islam secara kaffah di bawah institusi Khilafah. Syariat Islam mewujudkan penghormatan dan perlindungan terhadap nyawa manusia secara nyata. Pembunuhan terhadap satu jiwa tanpa alasan yang dibenarkan dianggap sama dengan membunuh manusia seluruhnya. Islam memberi sanksi tegas untuk merealisasi penjagaan jiwa, harta dan kehormatan manusia. Karenanya sistem Islam bisa berdiri kokoh dalam rentang panjang 13 abad dan mampu menaungi keberagaman manusia. Latar belakang manusia yang berbeda suku bangsa, ras dan agama hidup harmonis dalam naungan Khilafah. Beberapa Orientalis dan sejarahwan mengakui dengan jujur kebaikan sistem Islam, seperti Karen Armstrong yang mengatakan kaum Yahudi menikmati masa keemasan di bawah kekuasaan Islam. 

Dalam peperangan sekalipun, Islam memerintahkan untuk berlaku baik dan menjaga nyawa penduduk sipil serta fasilitas umum bahkan tidak untuk menebangi pohon-pohon. Islam memlilki aturan perang yang sangat luar biasa indahnya. Penerapan Islam jelas akan menjaga kemuliaan manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Sangat berkebalikan dengan perang dalam sistem sekuler yang tampak membiarkan dan membenarkan genosida dan penjajahan. 

Baca Juga :  Mercusuar dari Palestina yang Terlupakan

Umat Islam harus berjuang untuk menegakkan aturan Islam secara kaffah di muka bumi. Perjuangan tersebut membutuhkan upaya besar umat yang harus bergerak bersama. Perjuangan ini mengharuskan adanya gerakan pemikiran dan politik. Gerakan pemikiran mencabut sekulerisme dan gagasan nasionalisme yang mematikan. Sedangkan gerakan politik menyadarkan umat terhadap problem nyata dan menjelaskan solusi Islam. 

Gerakan politik dan pemikiran tersebut dipimpin oleh jamaah dakwah yang tulus dan berpegang pada metode dakwah Rasulullah saw. Umat harus menyambut seruan jamaah dakwah ini, untuk mewujudkan kemuliaan agama ini. 

Kemuliaan hanya akan terwujud dengan Islam. Dan tidak akan tegak Islam kecuali dengan penerapan secara kaffah oleh Khilafah Rasyidah. Wallahu alam bis shawab. 

Iklan
Iklan