BANJARMASIN, Kalimantanpost.com-Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bekerja sama dengan sejumlah mitra menggelar program “Pilah Sampah Dapat Sembako” sebagai bentuk edukasi dan kepedulian terhadap persoalan darurat sampah di Kota Banjarmasin.
Program ini menjadi respons atas penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banjarmasin oleh Kementerian Lingkungan Hidup karena pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Penutupan tersebut membuat pengelolaan sampah menjadi tantangan serius bagi kota.
Plt Kepala DLH Kalsel, Fathimatuzzahra, menjelaskan kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat menyadari bahwa sampah, jika dikelola dengan baik, memiliki nilai ekonomi dan bisa memberikan manfaat langsung.
“Meskipun sampah bukan berkah, ketika dikelola dengan benar, ia bisa menjadi sumber manfaat,” ujarnya saat menghadiri kegiatan di Banjarmasin, Sabtu (3/5/2025).
Warga yang membawa minimal 3 kilogram sampah anorganik mendapatkan kupon penukaran sembako, seperti gula, minyak goreng, dan mie instan. Penukaran dilakukan setelah melalui proses registrasi dan penimbangan di 10 stand Bank Sampah Unit (BSU) yang dikoordinasi oleh Bank Sampah Induk.
Setelah ditimbang, sampah dinilai dan ditukar dengan kupon berwarna sesuai nilai ekonominya. Kupon pink untuk nilai di atas Rp10.000, sedangkan biru, putih, dan kuning menunjukkan nilai yang lebih rendah. Kupon kuning menjadi bentuk tambahan atau bonus.
Contohnya, warga yang membawa 3 kg sampah dan memperoleh nilai Rp4.500 tetap berhak menerima sembako senilai lebih dari Rp10.000. Menurut Fathimatuzzahra, hal ini dilakukan sebagai bentuk stimulan agar masyarakat lebih termotivasi memilah dan mengelola sampahnya.
Tak hanya berorientasi pada pemberian sembako, kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan keberadaan bank sampah di lingkungan warga agar proses pemilahan dan penyaluran sampah dapat dilakukan secara berkelanjutan.
“Kami harap masyarakat mulai memilah dari rumah. Anorganik bisa ditabung di bank sampah, sedangkan sampah organik bisa dijadikan kompos,” lanjutnya.
Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi inisiatif yang dinilainya mampu mendorong perubahan nyata dalam pengelolaan sampah.
“Kegiatan hari ini luar biasa. Sampah dibawa warga, ditimbang, dan dibeli dengan dukungan dana dari perusahaan seperti Adaro dan Bank Kalsel,” ujar Gubernur saat meninjau langsung lokasi kegiatan.
Menurut Gubernur, kegiatan seperti ini sangat efektif dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Regional Banjarbakula. Ia mencatat, sebelumnya Banjarmasin menyumbang hingga 600 ton sampah per hari.
Namun, berkat upaya pemilahan dan pengurangan yang dilakukan sejak beberapa bulan terakhir, volume sampah dari kota tersebut kini turun drastis menjadi di bawah 300 ton per hari. Gubernur optimis angka ini bisa ditekan lagi hingga di bawah 200 ton.
Ia juga menegaskan komitmen Pemprov Kalsel untuk memperluas program ke wilayah lain di luar Banjarmasin, termasuk rencana pembukaan TPA baru di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, guna meningkatkan efisiensi pengelolaan.
“Kalau jaraknya lebih dekat dari Banjarbakula, tentu kita fokus ke sana. Ini akan membuat pengangkutan lebih efisien dan pengelolaan jadi lebih optimal,” pungkas H. Muhidin.(Adv/dev/KPO-3)