BANJARMASIN, Kalimatanpost.com – Memasuki masa peralihan menuju musim kemarau, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat berdampak luas bagi masyarakat.
Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi, menyatakan bahwa BMKG telah memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus hingga September 2025. Menghadapi hal tersebut, Dinsos Kalsel telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana tanggap darurat.
“Kami telah mempersiapkan peralatan, personel, tenda evakuasi, hingga rumah aman (safe house),” ujar Achmadi, Senin (19/5/2025).
Rumah aman tersebut, lanjutnya, disiapkan sebagai tempat evakuasi sementara bagi warga terdampak bencana asap, termasuk dari luar daerah seperti yang pernah terjadi sebelumnya saat warga Kalimantan Tengah mengungsi ke Banjarmasin.
Salah satu ruangan di kantor Dinsos telah disiapkan khusus, dilengkapi dengan tempat tidur, AC, makanan, dan area bermain anak, serta akses rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
Selain itu, Panti Perlindungan Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja (PPRSAR) Mulia Satria yang berada tepat di depan Bandara Syamsudin Noor juga telah ditunjuk sebagai posko utama Karhutla.
“Posko ini akan menjadi pusat koordinasi, tempat briefing bagi pilot pemadam udara, serta lokasi rapat-rapat penanganan darurat,” jelas Achmadi.
Untuk mendukung operasi di lapangan, Dinsos Kalsel juga menyiagakan logistik dan armada pendukung, meliputi tiga unit mobil tangki air kapasitas 5.000 liter, empat mesin pemadam kebakaran, dan empat mobil double cabin yang disiagakan 24 jam penuh.
“Personel kami sudah siap. Jika sewaktu-waktu kondisi darurat terjadi, mereka akan segera diberangkatkan,” tambah Achmadi.
Meski saat ini Kalsel masih berada dalam fase kemarau basah, dengan curah hujan yang sesekali terjadi, masyarakat tetap diimbau untuk waspada, terutama menjelang puncak kemarau mendatang. (Adv/dev/KPO-3)