BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Tidak hanya ancaman penyakit flu, demam dan pilek yang kerap terjadi pada musim peralihan saat ini, bahkan lebih jauh, pancaroba juga patut diwaspadai terhadap ancaman ambruknya rumah.
Ketua Gabungan Ahli Teknik Nasional Indonesia (Gatensi) Kalimantan Selatan, Ir Khuzaimi mengatakan pergantian musim dari hujan ke kemarau adalah waktu yang rawan bagi rumah tanah daerah rawa.
“Terlebih rumah tingkat dua yang struktur bangunannya semi permanen dengan rangka dan pondasi kayu jenis ulin,” ujar Khuzaimi.
Bukan tanpa alasan, ia pun menyarankan sebaiknya masyarakat harus memulai minimal dengan pondasi beton bertulang dengan jenis ‘cakar ayam’, karena pondasi dengan struktur kayu Ulin sulit untuk memastikan kekokohannya.
“Meski oleh tukang berpengalaman sekalipun karena saat ini, sulit kita mendapatkan kayu Ulin dengan kualitas normal atau standar,” ungkapnya.
“Kita harus mampu memastikan bahan kayu Ulin yang akan kita pasang adalah bahan kayu dari pohon yang telah berumur, serta memenuhi kelas kuat kayu, bukan dari bahan rejek atau dari ranting kayu Ulin,” tambah Khuzaimi.
Oleh karenanya, ujarnya, penting sekali memastikan hal tersebut, minimal dilakukan pengetesan kayu itu dan dengan melihat warna atau tingkat kekeringan kayu ulin. Seleksi lah sebelum membeli kayu Ulin dan tak bisa beli kayu Ulin disamakan dengan beli sejenis Baja Ringan yang kwalitasnya telah standar.
“Karena kalau bisa dicegah ambruknya rumah, lebih baik mencegah terlebih dahulu, daripada terjadi nanti. Gunakan lah pondasi cakar ayam (beton) apabila ingin membangun rumah di tanah rawa, penting untuk keselamatan kita,” tutupnya. (sfr/KPO-3)