BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pertaruhan nasib Tim nasional Indonesia dan pelatih Patrick Kluivert akan ditentukan dalam pertandingan melawan China di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (5/6/2025) pukul 21.45 Wita.
Apabila Jay Idzes dan kawan-kawan memenangkan pertandingan, poinnya menjadi 12 dari lima kali main dan peluang lolos keputaran keempat sangat terbuka.
Dipertandingan terakhir melawan tuan rumah Jepang pada 10 Juni hanya memerlukan hasil seri, sehingga dengan poin 13 hampir dipastikan akan meraih tiket keputaran keempat kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Namun, bila seri atau kalah, peluang lolos keputaran keempat akan menipis karena di partai terakhir menghadapi tim tangguh Jepang. Tak menutup kemungkinan poinnya akan disalip China atau Bahrain.
Kalau dalam pertandingan krusial melawan China kalah dan gagal keputaran keempat, hampir dipastikan nasib pelatih kepala Patrick Kluivert bakal mendapat tekanan dari pecinta sepakbola Tanah Air dan bakal dipecat.
Sudah pasti Kluivert dan tim pelatih Timnas Indonesia lainnya tak mau hal itu terjadi kalah melawan China.
Mantan striker Timnas Belanda dan Barcelona bakal menurunkan formasi terbaiknya seperti kiper Serie A Liga Italia Como Emil Audero Mulyadi dengan tiga center back Jay Idzes (Venezia Serie B Italia), Justin Hubner dan pemain Twente Mees Hilgers ketimbang memasang pemain Persija Jakarta, Rizky Ridho.
Walau pun Rizky Ridho tampil bagus saat mengalahkan Bahrain 1-0 dalam pertandingan lalu, tapi pengalaman Mees Hilgers bermain di Liga Belanda dan Eropa bersama Twente sangat diperlukan di partai krusial melawan China nanti.
Di bek kanan, Kluivert tak berani berspekulasi memasang Asnawi dan bakal memilih pemain yang baru saja membawa Copenhagen meraih juara Liga Denmark Kevin Diks di bek kanan dan pemain NEC Nijgemen Calvin Verdonk di bek kiri tetap menjadi pilihan utama.
Lalu, sebagai gelandang bertahan ditempati Joey Pelupessy bermain di Liga Belgia didampingi mantan pemain Almere Belanda Thom Haye sebagai pengatur serangan.
Lalu di bek sayap kiri ditempati Dean James yang tampil cukup apik bersama klub Go Ahead Eagles di Liga Belanda serta sayap kanan oleh Egy Maulana Vikri yang cukup produktif bersama Dewa United di Liga 1 dengan mencetak 12 gol. Tak menutup kemungkinan di posisi ada alternatif pilihan Yakob Sauri yang tampil cemerlang bersama Malut United dengan 10 gol.
Sedangkan di striker sudah dipastikan akan diisi pemain Oxpord di Liga 2 Inggris, yang Ole Romeny yang telah mencetak gol di dua pertandingan sebelumnya.
Berdasarkan materi pemain yang diturunkan, hampir dipastikan Patrick Kluivert bakal menerapkan permainan ofensif seperti melawan Australia maupun Bahrain dalam pertandingan sebelumnya.
Mengacu melawan Australia, lini belakang Indonesia yang dikomandani Jay Idzes jangan sampai lengah dengan serangan balik China. Apalagi dalam pertemuan pertama pada 15 Oktober 2024 lalu di China, Indonesia yang tampil menyerang dan menguasai permainan hingga 70 persen kecolongan dua gol akibat serangan balik cepat China hingga akhirnya kalah 1-2.
Hasil buruk tersebut sudah pasti menjadi pengalaman berharga buat Timnas Indonesia.
Selain itu, Timnas Indonesia sudah cukup lama puasa kemenangan atas tim dari Negeri Tirai Bambu. Terakhir menang 3-1 atas Chinapada 20 Februari 1987 dalam ajang Piala Raja di Thailand.
Setelah 38 tahun kemudian, Indonesia tak pernah mampu mengatasi perlawanan tim Dragon, setelah kalah delapan kali dan imbang dua kali. Kekalahan terakhir Indonesia terjadi pada Oktober lalu, saat mereka menyerah 1-2 dari China di Qingdao.
Pasukan Garuda pun akan berusaha menghapus rekor buruk itu. Apalagi dari segi materi pemain, Jay Idzes dan kawan-kawan lebih unggul karena hampir sebagian besarnya berkiprah di Liga Eropa seperti Belanda, Inggris, Italia dan Belgia.
Selain itu, Indonesia bermain di hadapan puluhan ribu pendukungnya sendiri, yang akan menjadi energi tambahan ketika bermain.
Lalu melihat grafik permainan, Tim Garuda cukup apik dalam tiga laga terakhirnya meraih kemenangan sebanyak dua kali, sedangkan China mengakhiri tiga laga itu dengan kekalahan.
Indonesia juga lebih baik dalam hal produktivitas gol dan pertahanan dibanding China setelah mereka mencetak delapan gol dan kebobolan 14 gol. Adapun, tim asuhan Branko Ivankovic itu baru mencetak enam gol dan kebobolan lebih banyak, yaitu 19 gol.
Dengan dua pertandingan tersisa, Indonesia berada di posisi keempat klasemen Grup C dengan sembilan poin, tiga poin di atas Bahrain dan China pada posisi kelima dan keenam. Tim Garuda tertinggal satu poin dari Arab Saudi di posisi ketiga, empat poin dari Australia di posisi kedua, dan 11 poin dari Jepang di posisi pertama. (ful/KPO-3)
Rekor pertemuan Indonesia melawan China:
- 12 Mei 1957 : Indonesia 2-0 China – (Kualifikasi Piala Dunia)
- 2 Juni 1957 : China 4-3 Indonesia – 2 Juni 1957 (Kualifikasi Piala Dunia)
- 23 Juni 1957 : Indonesia 0-0 China (Kualifikasi Piala Dunia)
- 19 Mei 1963 : Indonesia 1-2 China – 19 Mei 1963 (Persahabatan)
- 17 Agustus 1963 : China 3-0 Indonesia (Persahabatan)
- 16 November 1963 : Indonesia 1-1 China (Ganefo)
- 10 Agustus 1963 : China 3-0 Indonesia – (Kualifikasi Ganefo)
- 5 Mei 1971 : China 1-2 Indonesia (Piala Presiden)
- 11 November 1981 : China 4-2 Indonesia (Piala Raja)
- 3 Maret 1986 : China 2-0 Indonesia (Piala Raja)
- 25 Agustus 1986 : Indonesia 0-3 China (Piala Merlion)
- 20 Februari 1987 : Indonesia 3-1 China (Piala Raja)
- 7 Agustus 1988 : Indonesia 1-1 China (Piala Jakarta)
- 8 Februari 1991 : China 3-1 Indonesia (Turnamen Merdeka)
- 20 April 1992 : China 2-0 Indonesia (Kualifikasi Piala Asia)
- 16 Oktober 2000 : China 4-0 Indonesia (Piala Asia)
- 13 Mei 2001 : China 5-1 Indonesia (Kualifikasi Piala Asia)
- 27 Mei 2001 : ndonesia 0-2 China (Kualifikasi Piala Asia)
- 21 Juli 2004 : China 5-0 Indonesia (Piala Asia)
- 15 Oktober 2013 : Indonesia 1-1 China (Kualifikasi Piala Asia)
- 15 November 2013 : China 1-0 Indonesia (Kualifikasi Piala Asia)
- 15 Oktober 2024 : China 2-1 Indonesia (Kualifikasi Piala Dunia).