BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Meski Festival Olahraga Masyarakat Daerah Kalimantan Selatan 2025 telah berakhir, kiprah Perkumpulan Terapis Olahraga Indonesia (PTOI)Kalsel, tetap meninggalkan jejak penting pada ajang olahraga tradisional tersebut.
Sebanyak 20 sport terapis muda diterjunkan secara penuh oleh PTOI Kalsel, untuk menjaga keamanan dan kesehatan fisik para pegiat olahraga di berbagai cabang.
Tugas mereka tidak hanya memberi penanganan cedera ringan, tapi juga menjadi bagian integral dari sistem pendukung di balik layar Forda.
“Kami tidak hanya hadir sebagai petugas medis, tapi sebagai mitra atlet. Dalam olahraga tradisional yang intensitasnya tinggi, kesiapan fisik jadi kunci. Kami hadir untuk mengawal itu,” ungkap Ketua PTOI Kalsel, Rijal Hamid, kemarin.
Para terapis disebar di titik-titik strategis, terutama di cabang olahraga dengan potensi cedera tinggi. Dengan respons cepat dan penanganan yang tepat, mereka sukses meminimalkan risiko cedera serius selama pelaksanaan Forda.
Tak hanya sukses di lapangan, Forda Kalsel 2025 juga menjadi momentum evaluasi dan unjuk kemampuan bagi para sport terapis muda di Kalsel. Kebanyakan dari mereka merupakan mahasiswa aktif yang telah melalui pelatihan intensif.
“PTOI Kalsel saat ini berfokus membentuk regenerasi terapis olahraga yang kompeten. Forda kemarin menjadi etalase kemampuan mereka. Banyak dari peserta, pelatih, bahkan panitia memberikan apresiasi atas kesiapan mereka,” tambah Rijal.
Dengan meningkatnya antusiasme terhadap profesi sport terapis, PTOI Kalsel membuka peluang pelatihan terbuka bagi masyarakat umum. Tujuannya sederhana, namun penting. Yakni, memperluas jangkauan layanan terapi olahraga hingga ke tingkat akar rumput.
“Kami siap menerima siapa saja yang ingin belajar. Tenaga terapis yang handal akan sangat dibutuhkan ke depan, terutama dengan makin aktifnya kalender olahraga di daerah,” pungkas Rijal. (nfr/k-9)