Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

AMAL SALEH

×

AMAL SALEH

Sebarkan artikel ini
Ahmad Barjie B
Ahmad Barjie B

Oleh : AHMAD BARJIE B

Di zaman dahulu tersebutlah seorang raja bernama Zulqarnain. Allah SWT menyebut Zulqarnain dalam beberapa ayat Al Quran, diantaranya surah al-Kahfi ayat 84, 86, 87, 88, dan 98. Apabila Allah menyebut nama seseorang dalam Al Quran, ada dua kemungkinan: Pertama, dia orang yang saleh, seperti Lukmanul Hakim, Imran, Maryam, para Nabi dan Rasul, dll. Kedua, dia orang yang zalim dan lalim, seperti Raja Namruz, Fir’aun, Qarun, dll. Semuanya sebagai pelajaran bagi manusia di belakangnya.

Kalimantan Post

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Yusuf : 111)

Al Quran tidak menjelaskan secara terperinci siapa Zulqarnain, kapan dan di mana dia hidup. Sebagian ahli menduga, Zulqarnain adalah seorang raja dari Macedonia, putra Raja Philipus, yang berkuasa beberapa ratus tahun sebelum masehi. Dalam buku-buku sejarah disebut Iskandar Yang Agung atau Alexander the Great. Masyarakat kita menyebutnya Iskandar Zulqarnain. Itu sebabnya banyak sekali anggota masyarakat kita, termasuk urang Banjar yang bernama Iskandar atau Iskandar Zulqarnain, dan Kurnain.

Menurut Al Quran, Zulqarnain adalah seorang raja yang besar, luas kekuasaannya, barat dan timur, banyak kekayaannya, namun sangat saleh dan bertaqwa, imannya kokoh kuat sepanjang hidup hingga akhir hayatnya.

Diceritakan suatu hari Zulqarnain digigit seekor nyamuk. Karena Iskandar seorang yang saleh, beriman dan bertaqwa, beliau sudah merasa bahwa ajalnya akan menjemput, walaupun umurnya masih muda dan hanya digigit nyamuk. Justru itu ia berpesan kepada para menterinya: “Kalau besok saya wafat, bawalah peti mati saya berkeliling kota, dan keluarkan tangan saya dari peti mati. Supaya semua rakyatku tahu, bahwa walaupun aku seorang raja yang besar dan kaya raya, namun saya mati tidak membawa apa-apa, kecuali hanya amal saleh…”.

Baca Juga :  Beras Premium Tapi Kualitas Standar: Rakyat Tertipu dan Resah

Dari cerita ini kita dapat mengambil pelajaran berharga, bahwa ketika manusia mati tidak ada yang bisa dibawanya ke alam kubur menuju negeri akhirat, tidak ada uang, pakaian, tidak ada perhiasan, kendaraan, HP, mainan, dsb, semuanya ditinggal. Orangtua dan sanak saudara yang kita cintai, teman-teman kita semuanya ditinggal dan meninggalkan kita. Yang kita bawa hanya iman dan amal saleh, serta sedekah jariah, Nabi mengatakan, “jika manusia mati dan dia meyakini tiada tuhan selain allah, maka dia masuk surga” (HR Muslim). Jika manusia mati, putuslah amalnya kecuali tiga, yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh”. (HR Muslim).

Oleh karena itu marilah kita semua menafkahkan dan menyedekahkan sebagian harta dan uang yang kita miliki. Kalau kita diberi uang jajan lebih, sebagian kita tabung, sebagian lagi kita sumbangkan untuk fakir miskin yang memerlukannya. Kalau sejak kecil kita rajin menabung, tua akan beruntung. Kalau sejak kecil terbiasa bersedekah, insya Allah hidup kita akan berberkah. Kalau orang tak berpunya mampu bersedekah, apalagi orang kaya. Harta hanya amanah sementara.

Lantas ada di antara kita yang bertanya, saya tidak punya harta, saya tidak punya uang, apa yang disedekahkan?. Sebuah hadits menyatakan, yang artinya: “Setiap kebaikan adalah sedekah”.

Jadi kita bisa bersedekah dengan berbuat baik, ramah tamah, murah senyum, manis muka, senang menolong, menghindari berbuat baik, dan semua perbuatan baik lainnya. Kalau kita rajin menolong orang, insya Allah kita akan ditolong Alah di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang sebenarnya adalah setelah kita melihat orang yang ditolong juga berbahagia.

Iklan
Iklan