Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Banjarmasin Perkuat Garda Depan Penanganan Stunting

×

Banjarmasin Perkuat Garda Depan Penanganan Stunting

Sebarkan artikel ini
Hal 5 2 KLM KOntrak 2
RAKER- Rapat Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kota Banjarmasin. (KP/Medcent)

Banjarmasin, KP – Kota Banjarmasin terus berupaya melakukan penanganan stunting, bahkan Pemerintah setempat tak ingin jika program penanganannya hanya menjadi seremonial belaka.

Pemerintah Kota Banjarmasin pun melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) bergerak cepat dengan memperkuat kapasitas seluruh unsur di lini terdepan, dari camat, lurah, hingga petugas Puskesmas.

Baca Koran

Langkah ini diwujudkan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kota Banjarmasin yang digelar selama dua hari, 1-2 Juli 2025, di Hotel Rattan Inn, Jalan A. Yani Km 5.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dr. Machli Riyadi. Dalam arahannya, Machli menekankan bahwa penanganan stunting memerlukan strategi nyata, sinergi, serta pemahaman regulasi yang terus berkembang.

“Hari ini saya mewakili Wali Kota dan Ibu Ketua TP PKK untuk memastikan bahwa seluruh pelaksana percepatan penanganan stunting di Banjarmasin mendapatkan penguatan kapasitas yang konkret. Ini bukan hanya soal menurunkan angka, tapi soal menyelamatkan generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Menurut Machli, penguatan harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari sisi perencanaan, pelaksanaan, hingga faktor pengawasan. Untuk itu, dengan menggaet narasumber dari Kementerian Dalam Negeri serta pemateri lainnya yang berkompeten, langkah penguatan kapasitas ini diharapkan bisa menjadi langkah solutif.

“Kami mengundang seluruh komponen dari kecamatan, kelurahan, Puskesmas, termasuk para nutrisionis, perawat, dan bidan. Karena kita sama-sama tahu, stunting adalah masalah gizi kronis yang membutuhkan intervensi langsung dari tenaga medis di lapangan,” tegasnya.

Machli mengakui bahwa selama ini kelemahan utama dalam penanganan stunting adalah lemahnya sistem pengawasan dan sinergi antar instansi.

“Kami tidak ingin hanya bergerak di atas kertas. Penguatan pengawasan akan jadi prioritas tahun ini. Karena kalau pengawasannya lemah, maka akurasi data dan intervensi lapangan juga akan keliru,” jelasnya lagi.

Baca Juga :  Wali Kota Banjarmasin Canangkan Gerakan Ayah Teladan

Dirinya menuturkan, tahun 2025 ini harus jadi momentum awal untuk menentukan hasil evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh di tahun depan. Kendati begitu, Pemkot Banjarmasin optimis angka stunting bisa ditekan secara signifikan.

“Dimulai tahun ini, hasilnya dievaluasi tahun depan. Kita tidak bisa berharap hasil instan, tapi kita harus mulai dari sekarang. Optimisme ini sejalan dengan misi utama Wali Kota, menciptakan generasi penerus yang cerdas, sehat, dan berkarakter. Penurunan stunting adalah bagian tak terpisahkan dari itu,” tutupnya. (Sfr/K-3)

Iklan
Iklan