Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Buntang Hajat, Membayar Nasar Gapai Hidup Sejahtera

×

Buntang Hajat, Membayar Nasar Gapai Hidup Sejahtera

Sebarkan artikel ini
IMG 20250713 WA0009
BUNTANG HAJAT - Ritual penombakan hewan korban yang menjadi puncak buntang hajat. (Kalimantanpost.com/repro dok pribadi).

TAMIANG LAYANG, Kalimantanpost.com – Gelaran Buntang Hajat Keluarga Besar Bunan Nataloto sejak awal Juli 2025 di Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Kalteng sebagai pelaksanaan membayar nazar alm Waten atau Ineh Rinsen.

“Tujuannya membayar hajat alm nenek kami, karena sudah mendapat perlidungan leluhur keselamatan hingga cucu dan buyutnya, saat krisis pandemi puluhan tahun lalu” ungkap Bunan Nataloto kepada media, Sabtu (12/7/2025).

Kalimantan Post

“Diharapkan ini sebagai ungkapan sujud syukur, agar seluruh keluarga mendapat kekuatan, keselamatan dan menggapai hidup sejahtera, pasca berbagai kesulitan dan krisis,” ujarnya.

Di sela acara penyembelihan hewan korban berupa seekor kerbau, dua ekor kambing, babi, itik, dan ayam, Bunan menyatakan terimakasihnya kepada seluruh keluarga, masyarakat dan mantir adat, maupun wadian atas terselenggaranya Buntang Hajat tersebut.

Menurut Kardiansah, selaku mantir adat Desa Jaar, puncak acara adat dan budaya buntang hajat suku Dayak Maanya paju atau kampung 10, puncak acara disebut “munu” atau penyembelihan hewan sesembahan saat yang paling ramai di tonton warga.

Uniknya, penyembelihan hewan kerbau diawali dengan ritual mendirikan baluntang (patung) alm Waten atau Ineh Rinsen terbuat dari kayu ulin. Di masyarakat penganut Kaharingan, baluntang atau sapundu ini tenpat mengikat kerbau.

Seluruh acara adat dipandu oleh penghulu adat Idang Tanjung, bersama mantir adat, dan paling utama diiringi wadian (balian) dusun, yang merupakan wadian tertinggi dalam strata wadia.

Pasalnya, buntong yang digelar juga buntang 9 paling besar atau tertinggi statusnya. Karena itu ada dua puncak acara sejak mulai, puncak pertama acara mamuja munu hewan korban dinamai Wurung ramai langit (karewau)

Puncak acara buntang hajat kedua atau terakhir ngesah/iwara (penuturan) uraian seluruh rangkaian acara tersebut, mulai makna dan tata cara hingga pelaksanaannya. Dan diisi hiburan tarian giring-giring oleh keluarga dan pengunjung. (drt/KPO-4).

Baca Juga :  Ekspor Penopang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Kalteng, Capai 4,99 Persen.

Iklan
Iklan