JAKARTA, Kalimantanpost.com – Rombongan delegasi Pusat Riset Perawi Hadis dan Kajian Islam yang dipimpin Wakil Ketua Komite Urusan Agama Republik Uzbekistan Dr Davron Makhsudov, tiba di Jakarta (02/06/2025).
Kunjungan ini merupakan lawatan perdana yang sangat dinanti-nantikan dan memiliki arti strategis dalam memperkuat kolaborasi keilmuan antara dua negara yang memiliki sejarah Islam yang kaya dan beragam.
Terlebih mengingat peran dan pengaruh perawi hadis sahih Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi serta Imam Maturidi sangatlah besar peran dan pengaruh dalam peradaban Islam di Indonesia.
Menurut Davron Makhsudov kedatangan mereka ke Indonesia mewakili seluruh lembaga penting dibidang kajian Islam dan hadis antara lain
Prof. Dr. Shovosil Ziyodov, Direktur Pusat Riset Ilmiah Internasional Imam Bukhari, sosok terkemuka yang memimpin penelitian terkait warisan Imam Bukhari.
Dr. Shakhzod Islamov Wakil Direktur Pusat Riset Ilmiah Internasional Imam Maturidi, berperan penting dalam pengembangan kajian teologi Islam.
Dr. Irgash Daminov Wakil Rektor Akademi Islam Internasional Uzbekistan, yang memimpin lembaga pendidikan tinggi Islam yang berpengaruh di Uzbekistan.
Dr. Karomiddin Jamakhmatov, Wakil Direktur Pusat Riset Ilmiah Internasional Imam Tirmizi, berfokus pada penelitian dan pelestarian hadis Imam Tirmizi.
Dr. Obidjon Qodirov, Wakil Ketua Dewan Muslim Uzbekistan, yang aktif dalam pembinaan komunitas Muslim di Uzbekistan.
Serta Kamola Khasanova Peneliti di Pusat Imam Bukhari yang turut membawa perspektif riset dan ilmu kritis dalam kajian hadis.
Kehadiran para cendekiawan bereputasi internasional ini dalam rangka mengikuti kegiatan Ma Wara An Nahr IndoFestive 2025 yang diselenggarakan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai bagian dari kampanye 1000 Cahaya Indonesia yang digelar pada 3-4 Juli 2025.
Sebanyak 40 periset dari indonesia-Uzbekistan dijadwalkan untuk mengikuti International Coloqioum on Islamic Scholarship (ICOIS) 2025, yaitu dialog ilmiah yang membahas peran ulama Ma Wara An Nahr dan peluangnya untuk mempererat jaringan kerja sama antar ulama dan akademisi di bidang hadis dan ilmu Islam secara umum—sebuah fondasi penting dalam pemahaman ajaran agama yang autentik.(Rfr/KPO-1)