Pembina BEM FKIK ULM sekaligus koordinator, M. Irwan Setiawan menuturkan Greenlish Tourism merupakan program revitalisasi kawasan Kampung Hijau Sungai Bilu dengan pendekatan ekowisata yang dipadukan dengan pendidikan Bahasa Inggris dasar bagi warga
BANJARMASIN, KP – Masyarakat Kota Banjarmasin khususnya yang berada di bantaran Sungai Martapura, kawasan Kampung Hijau, Banjarmasin Timur digagas menjadi ‘Kampung Inggris’ berbasis wisata.
Ini merupakan inisiatif yang digerakkan mahasiswa dan pemerintah dan kembali menggugah potensi tersembunyi Kota Banjarmasin, di Kampung Hijau Sungai Bilu.
Pemko pun bersama BEM FKIK Universitas Lambung Mangkurat (ULM) secara resmi meluncurkan program bertajuk Greenlish Tourism yaitu Revitalisasi Kampung Hijau sebagai Kampung Inggris berbasis Potensi Desa Wisata.
Wakil Wali Kota Banjarmasin Hj. Ananda, menegaskan bahwa gerakan ini bukan hanya program seremonial, tetapi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun kota berbasis partisipasi warga dan generasi muda.
“Kampung Hijau ini kita dorong bukan hanya sebagai kawasan wisata lingkungan, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran Bahasa Inggris masyarakat. Ini adalah bentuk nyata bahwa mahasiswa tak hanya bergerak di ruang akademik, tapi terjun langsung sebagai pelopor perubahan sosial,” tegas Ananda saat membuka kegiatan.
Greenlish Tourism akan berlangsung dalam beberapa tahap. Mulai dari pelatihan speaking sederhana, praktik dengan wisatawan, hingga penguatan branding wisata Kampung Hijau dalam bahasa Inggris. Nantinya akan dibuat materi visual, papan informasi multibahasa, dan pelatihan khusus bagi pelaku UMKM setempat agar mampu melayani turis asing.
Lanjut ujarnya, visi pembangunan Kota Banjarmasin saat ini mengarah pada kota sungai yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa pembangunan tak semata soal infrastruktur, melainkan juga pemberdayaan masyarakat dan penguatan budaya literasi.
“Kami percaya, pembangunan yang melibatkan langsung warga dan mahasiswa akan jauh lebih berdampak. Ini bukan proyek instan, melainkan gerakan berkelanjutan,” tambahnya.
Pembina BEM FKIK ULM sekaligus koordinator, M. Irwan Setiawan menuturkan Greenlish Tourism merupakan program revitalisasi kawasan Kampung Hijau Sungai Bilu dengan pendekatan ekowisata yang dipadukan dengan pendidikan Bahasa Inggris dasar bagi warga. Program ini diinisiasi oleh BEM FKIK ULM lewat Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPK Ormawa) yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Lewat kegiatan ini, kami ingin menguatkan kepemimpinan dan manajerial mahasiswa dengan model pelayanan langsung ke masyarakat. Fokus kami kali ini adalah meningkatkan kualitas desa wisata, khususnya dari sisi komunikasi dengan wisatawan asing,” beber Irwan.
Ia menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir, kawasan Sungai Bilu mulai menarik wisatawan mancanegara. Sayangnya, warga belum terbiasa menyapa atau berinteraksi dasar dalam Bahasa Inggris.
“Padahal hal sederhana seperti menyapa “hello” atau menjelaskan tempat dengan Bahasa Inggris bisa meningkatkan minat wisatawan untuk berlama-lama. Dari sinilah kurikulum sederhana kami mulai dari speaking, writing, dan English for eco-tourism,” jelasnya.
Program ini tidak berdiri sendiri. BEM FKIK ULM berkolaborasi erat dengan Kelurahan Sungai Bilu, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), serta sejumlah akademisi dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris ULM. Bahkan, menurut Irwan, beberapa dosen akan ikut terlibat dalam menyusun materi pengajaran informal bagi warga.
Zulkifli, perwakilan Pokdarwis Sungai Bilu, juga menyambut antusias program ini. Ia menyebut bahwa selama ini warga sudah antusias menjaga kebersihan dan estetika lingkungan, tetapi masih kekurangan dari sisi keterampilan komunikasi wisata.
Selain itu, program ini juga menyasar edukasi anak-anak dan remaja di kawasan Sungai Bilu agar terbiasa berinteraksi dengan Bahasa Inggris sejak dini.
Dengan adanya program ini, Pemerintah Kota berharap Kampung Hijau bisa menjadi contoh desa wisata yang menggabungkan lingkungan, bahasa, dan partisipasi aktif warga. (Sfr/K-3)