BATAM, Kalimantanpost.com – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyampaikan Indonesia membutuhkan sekitar 12 juta talenta digital di tahun 2030 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional, termasuk dalam sektor teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
“Talenta digital kita di tahun 2030 itu dibutuhkan sekitar 12 juta orang, sementara saat ini kita baru bisa menyuplai sekitar 3 juta. Itu pun sudah dihimpun dari berbagai ekosistem yang ada. Maka, kita perlu memacu berbagai program pengembangan talenta,” ujar Nezar dalam acara Focused Group Discussion (FGD) di Batam, Kamis (10/7/2025).
Nezar menjelaskan, Kementerian Komdigi saat ini telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung peningkatan kapasitas talenta digital, seperti program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy.
Salah satu langkah baru yang tengah dirintis adalah pembentukan AI ‘Talent Factory’, lanjutnya, yakni sebuah ekosistem pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) khusus di bidang AI yang melibatkan kolaborasi dengan perusahaan teknologi global, universitas, serta mitra strategis nasional.
“AI Talent Factory ini nantinya tidak hanya mencetak tenaga ahli, tetapi juga mendukung pembangunan klaster komputasi AI nasional. Termasuk penyediaan infrastruktur seperti pusat data (data center) yang andal, serta kekuatan komputasi yang mumpuni,” kata dia.
Namun Nezar mengingatkan Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan utama, seperti ketersediaan infrastruktur digital, tata kelola dan keamanan data, serta kolaborasi antara pemerintah dan sektor privat dalam mendorong inovasi.
“Research and Development (R&D) adalah kunci. Kita harus memperkuat sisi inovasi agar mampu bersaing secara global. AI bukan sekadar statistik dan angka, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan solusi, membentuk ulang industri, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Komdigi, terdapat antusiasme tinggi dari masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi AI.
Sekitar 80 persen masyarakat memiliki persepsi optimistis terhadap dampak AI dalam kehidupan sehari-hari dan pembangunan ekonomi digital ke depan. (Ant/KPO-3)