KABUPATEN KERINCI, Kalimantanpost.com – Fenomena Bediding suhu udara turun drastis pada malam hingga menjelang pagi melanda dataran tinggi di Kabupaten Kerinci, Merangin (bagian Jangkat), dan Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Depati Parbo Kerinci Kurnianingsih di Kerinci, Sabtu (12/7/2025), mengatakan, fenomena tersebut umum terjadi saat musim kemarau.
Ia menjelaskan wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci serta sebagai dataran tinggi di Kabupaten Merangin (Jangkat dan sekitarnya) sejak awal Mei sudah memasuki musim kemarau.
Baca juga: Peneliti BRIN nilai fenomena “bediding” berkaitan dengan aphelion
“Dinginnya suhu udara saat ini merupakan fenomena Bediding yang umum terjadi pada saat musim kemarau,” katanya.
Fenomena alam tersebut, lanjutnya, akibat menguatnya Monsun Australia yang membawa massa udara dingin dari benua Australia menuju kepulauan Indonesia. Hal itu berdampak di wilayah Jambi, terutama di daerah dataran tinggi.
Kurnianingsih mengatakan musim kemarau untuk wilayah Kerinci dan Sungai Penuh diprediksi berlangsung hingga Oktober mendatang. Berdasarkan data BMKG, suhu minimum pada ini menyentuh 18,2 derajat Celcius dari rata rata 22,5 derajat Celcius saat normal.
Baca juga: BMKG ungkap tiga faktor pemicu suhu udara dingin di NTB
Fenomena ini, menurut dia, bisa mengakibatkan gangguan pernafasan akibat udara dingin, termasuk alergi. Untuk itu masyarakat diimbau menggunakan pakaian tebal dan kaos kaki untuk mengantisipasi udara dingin yang menusuk.
Warga Kota Sungai Penuh Eni Syamsir mengatakan saat malam mulai pukul 20.00 WIB udara di Kerinci dingin. Namun saat siang udara terasa panas, karena faktor musim kemarau.
“Malam dingin sekali, sampai tidur harus pakai selimut tebal, tapi kalau siang sangat panas sekali,” ucapnya. (Ant/KPO-3)