Kuala Kapuas, KP – Anggota DPRD Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Thosibae Limin, menyatakan dukungannya terhadap rencana Bupati Kapuas, Muhammad Wiyatno, akan mengubah Terminal Banama yang selama ini terbengkalai menjadi rest area terpadu sekaligus pusat ekonomi kreatif.
“Kami di DPRD sangat mendukung program ini, apalagi jika pengelolaannya melibatkan pelaku usaha lokal. Ini bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi rakyat, kata Thosibae Limin, di Kuala Kapuas, Jumat (4/7/2025).
Terminal yang berlokasi di kawasan Jalan Jepang, Kuala Kapuas, itu dinilai memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik dan dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Menurutnya, langkah ini sangat positif, karena tidak hanya memanfaatkan aset daerah yang selama ini tidak produktif, tetapi juga membuka ruang baru bagi perkembangan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.
Legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai, kehadiran rest area terpadu dapat menjadi magnet bagi wisatawan maupun masyarakat lokal untuk berkunjung, beristirahat, dan berbelanja produk-produk unggulan khas Kapuas.
Ia juga mendorong agar dinas terkait segera merancang perencanaan teknis yang matang, termasuk penataan lahan, fasilitas umum, serta sistem promosi dan pemasaran bagi UMKM yang akan terlibat.
Lebih lanjut, Thosibae berharap proyek ini tidak hanya berhenti pada tahap perencanaan, tetapi benar-benar direalisasikan dengan dukungan anggaran dan koordinasi antarinstansi yang baik.
Wakil rakyat yang kembali terpilih dari Daerah pemilihan (Dapil) Kapuas I Kecamatan Selat ini, juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dan pelaku usaha sejak awal agar hasilnya benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Dengan transformasi Terminal Banama menjadi rest area dan pusat ekonomi kreatif, diharapkan dapat memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kapuas,” harap Thosibae.
Sebelumnya, Bupati Wiyatno, bersama sejumlah pejabat teknis melakukan peninjauan di lokasi Terminal Banama yang dibangun sejak 2003 itu telah menjadi aset yang mati.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Kita akan menata ulang dan memfungsikan kembali terminal ini, sekaligus menjadikannya ruang baru bagi tumbuhnya UMKM,” kata Wiyatno. (Iw/k-10)