Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Tsunami Terdeteksi di Pelabuhan Sarmi Papua, Warga Pesisir Gorontalo Mengungsi

×

Tsunami Terdeteksi di Pelabuhan Sarmi Papua, Warga Pesisir Gorontalo Mengungsi

Sebarkan artikel ini
IMG 20250730 WA0048 1 e1753887782854

JAKARTA, Kalimantanpost.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gelombang tsunami setinggi 19 centimeter di Pelabuhan Sarmi, Papua, Rabu (30/7/2025) sore.

“Tsunami terdeteksi di tsunami gauge Pelabuhan Sarmi, Papua/TS.SARMI setinggi 19 centimeter,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Rabu.

Kalimantan Post

Dia menjelaskan deteksi tersebut menjadi indikasi bahwa gelombang tsunami telah memasuki wilayah perairan Indonesia.

BMKG menilai deteksi gelombang di Sarmi perlu diantisipasi oleh masyarakat pesisir, khususnya di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo yang sebelumnya telah ditetapkan berstatus waspada tsunami.

Ia meminta masyarakat tetap menjauhi pantai hingga ada pernyataan resmi dari BMKG terkait dengan pencabutan peringatan dini tsunami.

Berdasarkan prakiraan BMKG, gelombang pertama tidak selalu yang terbesar sehingga masyarakat diimbau tetap berada di lokasi radius aman (minimal sejauh satu kilometer) hingga benar-benar dinyatakan aman.

Sebelumnya, BMKG menetapkan status waspada tsunami dengan estimasi ketinggian gelombang di bawah 50 centimeter di 10 wilayah Indonesia bagian timur. Estimasi waktu tiba gelombang tsunami di Sarmi tercatat pukul 16.30 WIT.

Pemantauan di sejumlah tsunami gauge dan alat ukur muka air laut di kawasan Pasifik juga menunjukkan deteksi gelombang bervariasi, seperti di Kusiro, Jepang (39 centimeter), Hanasaki, Jepang (31 centimeter), dan Kamchatka, Rusia (84 centimeter).

BMKG berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD setempat, TNI/Polri, dan aparat desa untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan informasi dan menjauhi pantai hingga situasi dinyatakan aman.

Sementara itu, warga di pesisir Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo mengungsi ke Markas Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Gorontalo untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tsunami di wilayah itu.

Baca Juga :  Kalsel Expo 2025 Siap Digelar, Tampilkan 200 Stand Produk Unggulan Daerah‎‎

Komandan Lanal Gorontalo Letkol Laut (P) Hanny Chandra Sukmana di Gorontalo, Rabu, mengatakan setelah menerima informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo tentang akan adanya tsunami dampak gempa bumi di Rusia, pihaknya segera melaksanakan aksi tanggap darurat di wilayah pesisir pantai.

“Kami menyampaikan imbauan ke nelayan dan warga yang tinggal di pesisir pantai, untuk tidak melaut dan sementara waktu menjauh dari pantai, sampai situasi dinyatakan aman. Sebagian besar kami bawa ke markas,” ucapnya.

Untuk tempat pengungsian warga, Lanal Gorontalo telah menyiapkan beberapa gedung dan lokasi yang kapasitasnya mencapai 1.000 orang, dilengkapi dengan makanan dan minuman.

Hingga pukul 16.00 Wita, warga yang mengungsi ke Markas Lanal Gorontalo berjumlah 80 orang. Sebagian besar memilih masih tinggal di rumah masing-masing karena sebelumnya telah menerima informasi bahwa ketinggian gelombang tsunami berkisar 0,5 meter.

Demikian pula bagi warga yang sakit dan menjalani perawatan di klinik-klinik serta rumah sakit di wilayah pesisir, khususnya pasien rawat inap, juga telah dievakuasi ke Balai Pengobatan (BP) Lanal Gorontalo.

Untuk sementara waktu, mereka akan tinggal dan menjalani perawatan di tempat tersebut, hingga situasi darurat tsunami dicabut.

Personel Lanal Gorontalo bersama petugas dari instansi terkait lainnya hingga pukul 18.00 Wita masih melakukan pemantauan sekaligus mengimbau masyarakat agar tetap waspada.

“Saat ini situasi dan kondisi di wilayah pesisir Kota Gorontalo berjalan normal. Namun begitu personel kami terus melakukan pemantauan sampai dengan status waspada tsunami dicabut,” katanya. (Ant/KPO-3)

Iklan
Iklan