Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Atasi Lonjakan Harga, 8.400 Bibit Cabai Dibagikan ke Warga Banjarmasin di Lima Kecamatan

×

Atasi Lonjakan Harga, 8.400 Bibit Cabai Dibagikan ke Warga Banjarmasin di Lima Kecamatan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250822 205100
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan pada Dinas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Abdul Hadi, S.Pi. (Kalimantanpost.com/Nugie)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Sering terjadi tingginya harga cabai rawit lokal di Kota Banjarmasin dan sering tergantung pasokan dari luar daerah menjadikan harga cabai kerap fluktuatif, bahkan melonjak hingga puluhan ribu rupiah per kilogram. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota mengambil Langkah dengan membagikan ribuan bibit cabai kepada masyarakat.

“Sebanyak 8.400 bibit cabai dibagikan kepada warga di lima kecamatan,” kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan pada Dinas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Abdul Hadi, S.Pi, Jumat (22/8/2025).

Kalimantan Post

Program ini, kata dia, tidak hanya bertujuan menekan harga di pasar, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan keluarga. Dengan menanam cabai sendiri, keluarga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dapurnya, membantu tetangga, hingga mendapatkan tambahan penghasilan jika hasil panen berlebih.

Dijelaskan Hadi, program ini berangkat dari keresahan masyarakat akan harga cabai lokal yang sangat mahal.

“Cabai rawit lokal di Kota Banjarmasin harganya mahal sekali, dan selalu fluktuatif karena pasokan banyak dari luar daerah, kami membagikan bibit cabai, tujuannya minimal keluarga bisa memenuhi kebutuhan sendiri, syukur-syukur bisa membantu tetangga, bahkan dijual jika lebih,” ujarnya.

Menurut Hadi, langkah ini juga menjadi upaya nyata pemerintah agar tidak membiarkan inflasi berjalan otomatis. Selain melalui pembagian bibit, setiap penyuluh pertanian juga diwajibkan menanam cabai. Dari sana, teknologi dan inovasi metode tanam terbaik bisa dikembangkan lalu disebarkan kepada masyarakat.

Selain cabai, sejumlah komoditas bahan yang pangan lain seperti ayam dan telur juga diperkirakan mengalami kenaikan harga menjelang bulan Maulid. Tradisi masyarakat Banjar yang menggelar berbagai acara keagamaan meningkatkan permintaan, sehingga harga otomatis terdorong naik.

“Biasanya harga ayam dan telur naik saat Maulid karena permintaan meningkat di tiap RT yang mengadakan acara.” tambah Hadi.

Baca Juga :  Upacara Penurunan Bendera di Banjarmasin Jadi Momentum Refleksi Kebangsaan

Sementara itu, harga bawang merah juga sering mengalami lonjakan. Pasokan bawang Kota Banjarmasin sepenuhnya mengandalkan daerah lain seperti Bima dan Brebes. Jika distribusi dari daerah tersebut terganggu, harga langsung melambung. Untuk mengantisipasi, pemerintah sudah menjalin kerja sama dengan Kabupaten Brebes agar Kota Banjarmasin mendapat prioritas pasokan.

Hadi menegaskan, stabilitas pasokan pangan sangat dipengaruhi kondisi cuaca dan transportasi. Misalnya, saat gelombang laut tinggi, distribusi ikan segar ke pasar bisa terganggu sehingga harga melonjak tajam.

“Produk pertanian dan hasil laut itu sangat bergantung pada alam, kalau hujan panjang atau gelombang laut tinggi, stok di pasar bisa kosong dan harga naik.” katanya.

Beras menjadi satu-satunya komoditas yang relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini lantaran daerah penyangga seperti Kabupaten Banjar, Batola, dan Kertak Hanyar sedang panen raya. Meski begitu, kenaikan harga seribu rupiah per kilogram di pasar masih dirasakan masyarakat.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan di Banjarmasin sangat rapuh jika hanya bergantung pada pasokan luar daerah. Program menanam cabai dinilai bisa menjadi langkah kecil namun signifikan. Jika berhasil, bukan hanya harga yang terkendali, tetapi juga kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga ketersediaan pangan di lingkungan masing-masing. (nug/KPO-3)

Iklan
Iklan