BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Ramainya isu pengibaran bendera “One Piece” yang muncul menyambut peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 Republik Indonesia, Komunitas Banua Rahayu Niskhama (BRANI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Merah Putih di Hati, Banua Bersatu” yang berlangsung di Aula Pemerintah Kota Banjarmasin pada Jum’at (15/8/2025).
Ketua penyelenggara FGD, Jainuddin, S.H, menjelaskan isu diangkat sebagai memicu kekhawatiran akan memudarnya rasa nasionalisme. “Kami melihat perlu ada ruang diskusi agar masyarakat, terutama generasi muda, memahami pentingnya menjaga simbol persatuan bangsa.” ujarnya.
Acara ini dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai unsur, mulai dari pemerintahan, kepolisian, organisasi kepemudaan, hingga tokoh keagamaan.
Nara sumber FGD tersebut yakni Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Banjarmasin Dr Lukman Fadlun, SH, MH, Polresta Banjarmasin diwakili Kasat Binmas Haji Anton, yang memaparkan pentingnya menjaga ketenteraman wilayah.
Nara sumber lainnya, KNPI diwakilkan oleh Alfianar Effendi, yang membawakan kajian khusus terkait nasionalisme.
Menurut Jainuddin, inisiatif ini lahir dari diskusi komunitas yang resah melihat maraknya bendera selain merah putih berkibar di berbagai kegiatan seperti pengibaran bendera “One Piece”.
“Perjuangan pendahulu kita luar biasa, jangan sampai rasa nasionalisme luntur hanya karena isu pengibaran bendera yang menyalahi semangat kemerdekaan,” ujar Jainuddin yang juga Ketua Komunitas Banua Rahayu Niskhama
FGD ini diharapkan menjadi momentum memperkuat persatuan dan ketahanan sosial di tengah masyarakat. Melalui paparan Kasbampol, peserta diajak memahami peran pemerintah dalam menjaga simbol negara, sementara Haji Anton dari kepolisian menekankan pentingnya sinergi antara aparat dan warga dalam merawat ketenteraman wilayah.
Jainuddin berharap dengan adanya FGD ini bisa mendorong generasi muda tidak mudah terpecah oleh isu-isu yang memanfaatkan simbol negara untuk kepentingan tertentu. “Anak muda harus berdiri tegak di bawah merah putih, bukan simbol lain.” tegasnya.
Selaku Kepala Penyelenggara Jainuddin berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan secara berkala, khususnya untuk mengedukasi pelajar dan mahasiswa.
“Kami akan menyampaikan hasil diskusi ini kepada pihak terkait, dan berharap forum serupa bisa terus diadakan untuk menguatkan rasa cinta tanah air.” tutupnya. (nug/KPO-3)