Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Hiburan

Film Drama Perang, “Believe – Takdir, Mimpi dan Keberanian” Tembus 800.000 Penonton

×

Film Drama Perang, “Believe – Takdir, Mimpi dan Keberanian” Tembus 800.000 Penonton

Sebarkan artikel ini
IMG 20250809 WA0021
Cuplikan salah satu adegan dalam film "Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian". (Antara/Repro)

JAKARTA, Kalimantanpost.com –
Film drama perang bertema nasionalisme “Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian” telah disaksikan 830.808 penonton sejak penayangan perdananya di bioskop.

Data tersebut tercatat di Cinepoint.com dan filmindonesia.or.id, menjadikan Believe sebagai salah satu film bertema perjuangan dengan jumlah penonton tertinggi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.

Kalimantan Post

Produser “Believe”, Celerina Judisari, mengatakan film ini dirancang untuk menghadirkan gambaran pertempuran yang realistis, baik dari segi cerita maupun teknis produksi.

“Kami ingin penonton merasakan atmosfer medan perang yang sesungguhnya. Itu menuntut komitmen tinggi dari seluruh tim produksi,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurut Celerina, genre perjuangan dan nasionalisme memiliki tantangan tersendiri di pasar film nasional. Sejumlah judul bertema serupa, termasuk yang mengangkat kisah tokoh besar seperti Soekarno atau Kartini, belum mampu menembus angka satu juta penonton. Sementara itu, film bergenre horor dan drama masih menjadi pilihan utama mayoritas penonton bioskop.

Para pemeran Believe menyambut baik capaian penonton tersebut. Wafda Saifan, pemeran Serka Dedi, mengatakan proses syuting memerlukan usaha fisik yang besar. “Saya sampai digantung 20 meter demi adegan terjun payung. Senang hasilnya diapresiasi,” katanya.

Sementara itu Ajil Ditto, pemeran Kapten Agus, menuturkan ia menurunkan berat badan 13 kilogram dalam satu bulan untuk mempersiapkan peran. “Kerja keras kami terasa terbayar,” ujarnya.

Penayangan “Believe” bertepatan dengan bulan peringatan kemerdekaan RI, yang dinilai para pemeran relevan dengan tema cerita. Wafda berharap film ini dapat bertahan di layar hingga akhir Agustus.

Dukungan juga datang dari publik figur, termasuk personel Project Pop yang menonton bersama di Jakarta. Yosi Mokalu menilai sinematografi dan adegan aksi dalam film tersebut disajikan dengan baik.

“Rasanya seperti perang betulan,” katanya. Udjo menambahkan, “Ternyata ada produser Indonesia yang berani mengangkat tema perang dengan standar produksi tinggi.” (Ant/KPO-3)

Iklan
Iklan