BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Musibah kebakaran di Kota Banjarmasin hingga bulan Juli 2025 terjadi sekitar 81 kali, sehingga perlu pencegahan sejak dini.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin, Hendro menghimbau masyarakat pentingnya edukasi untuk mencegah terjadinya kebakaran, terutama di kawasan padat penduduk.
Hendro mengatakan, pemeliharaan rutin instalasi listrik di rumah menjadi langkah awal yang sering diabaikan oleh kebanyakan warga. Kabel listrik yang usang dan instalasi yang tidak sesuai standar dapat menjadi bom waktu yang siap memicu percikan api kapan saja.
“Pencegahan dimulai dari rumah sendiri, jangan tunggu korsleting terjadi baru panik mencari bantuan,” ujarnya Hendro pada Jumat (8/8).
Selain itu, keberadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap rumah juga dianggap sangat penting tuturnya. Dengan APAR, api kecil dapat segera ditangani sebelum merembet menjadi kebakaran besar. Namun, Hendro menyadari bahwa harga APAR masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah.
Lalu sebagai solusi, ia mendorong lahirnya gerakan komunitas untuk mengumpulkan dana bersama demi membeli APAR yang bisa digunakan secara kolektif.
“Kalau tidak bisa punya sendiri, setidaknya satu RT punya APAR bersama, itu bisa menyelamatkan banyak nyawa,” sarannya Hendro.
Terkait sedikit banyaknya penyebab kebakaran, kelalaian manusia menjadi salah satu faktor utama yang dominan. Mulai dari penggunaan instalasi listrik yang sudah tua, penanganan gas yang sembarangan, hingga peralatan rumah tangga yang dibiarkan menyala tanpa pengawasan. Faktor-faktor ini, jika terus diabaikan berpotensi memicu bencana yang merugikan banyak pihak.
Hendro juga memberikan sejumlah rekomendasi keselamatan yang bisa dilakukan sejak dini. Misalnya, melakukan pemeriksaan rutin pada sistem kelistrikan, membuang puntung rokok pada tempat yang aman, serta menjaga jarak antar bangunan untuk mengurangi resiko merambatnya api.
“Langkah sederhana ini sering diremehkan, padahal bisa menyelamatkan harta benda dan nyawa.” tegasnya.
Disisi lain, Hendro juga mengajak masyarakat untuk berlatih menggunakan APAR. Menurutnya, keberadaan APAR tanpa keterampilan mengoperasikannya akan sia-sia. Latihan bersama di tingkat RT atau RW dapat menjadi kegiatan rutin yang sekaligus mempererat rasa kebersamaan warga.
Pencegahan kebakaran, ujar Hendro, bukan hanya tanggung jawab pemadam kebakaran atau pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Dengan kewaspadaan, edukasi, dan kesiapan menghadapi resiko, bencana kebakaran bisa diminimalkan seminim mungkin.
“Api kecil bisa jadi kawan, tapi begitu tak terkontrol, ia berubah menjadi musuh yang mematikan, lindungi rumah kita, lindungi keluarga kita mulai sekarang.” tutupnya. (nug/KPO-3)