BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Berdasarkan data di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, terdapat sekitar 6.000 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang kini terdaftar melalui aplikasi SIDIN Banjarmasin. Jumlah ini menunjukkan potensi besar, namun masih membutuhkan sentuhan pembinaan agar mampu bersaing di era digital. Senin (25/8).
“Salah satu langkah nyata yang kami adalah melakukan pendampingan kemasan, branding, hingga legalitas usaha. Pemerintah tidak hanya memberi layanan administratif seperti NIB dan sertifikasi halal, tetapi juga mendampingi proses desain produk. Bahkan, cetakan kemasan awal diberikan secara gratis untuk memperkuat daya tarik produk,” Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Ir H Dedy Hamdani, ST, MT.
Menurutnya, pentingnya kemasan sebagai daya tarik pertama bagi konsumen. “Produk makanan itu dinilai pertama kali dari pandangan awal, kalau kemasannya tidak menarik tentu sulit bersaing, karena itu kami membantu UKM memperkuat branding sejak tahap awal,” ucapnya.
Jenis produk yang difasilitasi cukup beragam, mulai dari makanan ringan, kerupuk, sambal, hingga minuman dalam botol. Tak hanya mengandalkan pasar lokal, pemerintah juga membuka akses pameran di luar daerah serta memanfaatkan website resmi untuk promosi digital.
Meski fasilitas sudah diberikan, pendampingan pemerintah bersifat terbatas. Cetakan kemasan hanya difasilitasi pada tahap awal, sementara produksi lanjutan menjadi tanggung jawab pelaku usaha.
“Kami tidak memberikan alatnya, tetapi menyediakan jasa cetak dan tenaga desain, dengan begitu, pelaku UMKM bisa mandiri setelah tahap awal dibantu,” jelas Dedy.
Pemerintah juga mendorong pelaku UMKM untuk memperluas pemasaran melalui digital marketing. Website resmi Dinas menjadi salah satu sarana agar produk lokal dapat dikenal lebih luas tanpa terkendala lokasi dan biaya promosi.
Menurut Dedy, beberapa pelaku UMKM telah merasakan manfaat langsung dari program ini. Salah satunya produk gula aren yang awalnya hanya dijual dalam lingkup terbatas, kini mampu menembus pasar di kafe dengan kemasan lebih profesional.
“Perubahan terlihat nyata, dari penjualan lokal kecil-kecilan, sekarang produk UKM kita bisa masuk ke kafe-kafe, itu bukti branding dan pendampingan benar-benar berpengaruh.” jelasnya.
Dengan dukungan lintas instansi, mulai dari Dinas Koperasi, Dinas Sosial, hingga Dinas Tenaga Kerja, Banjarmasin menargetkan lebih banyak pelaku UMKM yang bisa naik kelas. Harapannya, UMKM lokal bukan hanya dikenal di daerah, tetapi mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. (nug/KPO-3)