Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Luka Palestina dan Fajar Kebangkitan Umat Islam

×

Luka Palestina dan Fajar Kebangkitan Umat Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nor Aniyah, S.Pd
Penulis, Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi

Kejahatan Zionis melanggar perikemanusiaan dan menunjukkan kebiadaban yang sangat luar biasa. Sebelumnya, Zionis memblokade bantuan untuk warga Gaza dengan tujuan untuk untuk menciptakan kelaparan. Di mana kelaparan itu digunakan sebagai senjata pembunuh warga Gaza secara perlahan. Kini dengan biadabnya, Zionis menembaki warga Gaza yang tengah menunggu bantuan makanan.

Kalimantan Post

Penembakan ini dilakukan di titik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan yang didukung Zionis dan Amerika Serikat. Tercatat sedikitnya 549 warga Palestina terbunuh di lokasi distribusi bantuan sejak GHF beroperasi di enclave Palestina pada 27 Mei 2025. Sungguh kebiadaban yang amat nista (merdeka.com).

Meskipun kebiadaban Zionis tak manusiawi lagi, namun kaum Muslimin dan mujahidin di Gaza menghadapi semua itu dengan kesabaran dan keteguhan jiwa yang amat luar biasa. Kesabaran dan keteguhan ini berasal dari keimanan mereka. Mereka juga memahami hidup mulia adalah untuk Islam dan kaum Muslimin. Maka, tatkala Allah memerintahkan untuk menjaga tanah agar tidak dirampas penjajah apalagi tanah itu adalah Al-Quds. Umat Islam di Gaza tidak menyerah selangkah pun melawan Zionis.

Kesabaran dan ketabahan yang luar biasa keluarga Gaza inilah yang akhirnya membuat masyarakat dunia mengarahkan perhatian mereka ke Gaza. Hal ini dibuktikan dengan adanya Global March to Gaza yang diikuti dari berbagai negara menuju perbatasan Rafah beberapa waktu lalu. Ada pula upaya menembus blokade laut Palestina dengan menggunakan kapal Madeleine, kapal bantuan kemanusiaan.

Meski upaya tersebut tidak berhasil, namun hal tersebut dapat menunjukkan bahwa masyarakat global terus bergerak dan menunjukkan pembelaan. Namun, hal yang memalukan adalah sikap penguasa-penguasa Muslim tetap diam. Bahkan mereka masih terus bergandengan tangan dengan penjajah Zionis.

Sebagai bukti, ada penguasa Muslim yang justru mengatakan akan memberikan kesempatan membuka hubungan diplomatik dengan Zionis di saat Gaza dibombardir dan dilaparkan oleh Zionis. Syaratnya, konflik Palestina diselesaikan dengan two state solution adalah solusi batil. Solusi ini berasal dari Barat yang tetap ingin mengokohkan penjajahan Zionis atas Palestina.

Baca Juga :  Anak Tidak Sekolah Terus Bertambah, Bukti Kegagalan Sistemik Pendidikan

Ada pula penguasa Muslim yang justru menjadi tameng bagi Zionis. Dia tidak membuka perbatasan Rafah, tidak mengirimkan bantuan, ataupun tentara ke Gaza. Padahal, wilayahnya sangat dekat dengan Palestina. Ada pula penguasa Muslim yang menutup mata dan telinga, seolah-olah masalah Gaza bukan masalah negerinya. Dia maslh menolak embargo minyak ke Zionis.

Berbagai kondisi inilah yang membuat Gaza berjihad sendirian menghadapi Zionis. Ketidakpahaman akan akar persoalan Palestina membuat berbagai bantuan dan dukungan tidak sampai kepada Gaza. Akar persoalan konflik Palestina Zionis adalah perang ideologi antara Islam dan Kapitalisme. Ideologi Islam diwakili oleh individu-individu kaum Muslimin dan mujahidin di Palestina. Sementara ideologi Kapitalisme diwakili oleh Zionis yang didukung oleh negara adidaya Amerika Serikat dan sekutunya.

Perang ini jelas tidak fair karena individu melawan negara. Karena itu, penjajahan Zionis bisa begitu biadab dan beringas. Namun, seandainya perang ini fair yaitu negara versus negera, di mana negara Islam (Khilafah) melawan negara Kapitalisme niscaya Zionis maupun Amerika Serikat tidak bisa berkutik sedikitpun. Mereka pasti akan kalah sebagaimana pasukan Salib di perang Hittin dulu. Sebab, hanya dengan negara Khilafah syariat mengusir penjajah dengan jihad bisa dilakukan.

Negara Khilafah akan mengomando tentara umat Islam di seluruh dunia untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis. Selain ketidakpahaman akan akar persoalan Palestina penjajahan Zionis atas Palestina masih bisa berlangsung karena ada pengkhianatan dan cinta kekuasaan dari penguasa negeri Muslim.

Kuatnya cinta pada kedudukan dan kekuasaan membuat para penguasa negeri Muslim buta mata dan hatinya, serta lalai akan hubungan persaudaraan atas dasar iman. Untuk itu upaya penyadaran harus terus digaungkan dengan semakin kuat dan makin keras. Upaya ini harus dilakukan kaum Muslim yang sudah sadar terlebih para pengemban dakwah. Mereka harus menguatkan dan meningkatkan upayanya agar dukungan umat atas dasar kesadaran makin kuat.

Sehingga umat akan terus bergerak dan menuntut penguasa mereka agar kembali kepada tuntunan Islam dalam menyelesaikan masalah Palestina, yaitu bebasnya Palestina dengan jihad dan tegaknya negara Khilafah. Para pengemban dakwah harus terus berusaha mewujudkan opini umum atas solusi hakiki persoalan Palestina yang dilandasi dengan kesadaran terhadap perintah syariat membela saudara sesama Muslim.

Baca Juga :  MENCURI HAK

Mereka terus memimpin umat menuju jalan yang sudah ditempuh Rasulullah SAW menuju penegakkan hukum Allah sebagai sarana untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya negara Khilafah. Selain itu, para pengemban dakwah juga harus terus menjaga keistiqomahan berjalan dalam dakwah sesuai thariqah Rasulullah SAW dan meningkatkan kemampuannya dalam membangun kesadaran umat. Semua itu menuntut upaya untuk menguatkan hubungan dengan Allah. Agar pertolongan Allah segera datang.

Umat Islam harus fokus dan percaya, solusi masalah Gaza dan Palestina adalah kehadiran Khilafah yang akan mengomando jihad. Umat tidak boleh terdistrak oleh opini bahwa seruan ini berarti rida rakyat Gaza terus dibantai. Umat harus ingat bahwa seruan solusi dua negara sudah dinarasikan sejak dulu, dan sepanjang itu pula pembantaian terus terjadi.

Pembantaian di Gaza harusnya menjadi momen bangkitnya kesadaran umat, berharap pada solusi Barat justru menjauhkan pada solusi hakiki. Solusi hakiki adalah menghadirkan Khilafah sebagai warisan nabi yang terbukti telah menjadi penjaga umat dan telah membawa umat kepada kebangkitan hakiki.

Membangun persatuan Dunia Islam yang mandiri, kuat dan berkeadilan bukanlah hal mudah. Namun, dengan komitmen yang kuat dari seluruh umat Islam. Untuk mengubah potensi menjadi kekuatan tersebut, Dunia Islam memang membutuhkan satu kesatuan yang mampu menghimpunnya. Diperlukan suatu kepemimpinan global yang kuat, yang mampu tampil di kancah global menantang kapitalisme Barat.

Sebagai penutup, ini merupakan hasil refleksi pribadi atas kondisi Palestina hari ini, yang terinspirasi dari berbagai materi dakwah dan tayangan yang menyerukan pentingnya kembali kepada Islam sebagai solusi menyeluruh bagi umat. Semoga menginspirasi dan menyadarkan kaum Muslimin akan pentingnya persatuan serta kembali pada Islam demi kebangkitan dan kemuliaan umat.

Iklan
Iklan