Banjarmasin, KP – Ratusan mahasiswa mendirikan stand dan memamerkan berbagai potensi hasil olahan dari desa tempat mereka melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kamis (21/8/2025).
Tidak hanya soal akademik, mahasiswa ULM ini mengajak masyarakat ciptakan potensi desa.
Puluhan stand dengan puluhan inovasi berbeda berdiri di Pendopo Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, dengan memamerkan hasil galian potensi oleh mahasiswa KKN Tematik.
Stand mahasiswa dengan berbagai inovasinya pun sempat menarik perhatian Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif dengan mengunjungi satu persatu stand milik mahasiswa ULM tersebut.
Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif sangat bersyukur dengan adanya kegiatan tematik ini, yang berinovasi menciptakan produk dari potensi daerah yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.
“Kita merasa bersyukur dan sangat terbantu, terlebih kegiatan ini baru dan belum pernah ada. Ini inovasi dan sinergi yang baru, untuk itu kita bersyukur,” kata Bang Arul, sapaan akrab Andi Rudi Latif.
Kendati demikian, Bang Arul juga menyoroti satu dari sekian banyak produk yang menurutnya berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, yakni tepung dari cangkang kepiting, dan sudah ada hasil laboratoriumnya.
“Dari berbagai inovasi dari adik-adik mahasiswa ini, jika memang memiliki potensi, maka Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu siap mengawal dan mendukung. Kan bisa jadi oleh-oleh khas daerah ini,” jelas Bupati Tanbu.
Sementara itu, Wakil Rektor III ULM Muhammad Rusmin Nuryadin menjelaskan, KKN Tematik yang dilaksanakan di Tanah Bumbu merupakan program khusus ULM.
“Karena di Tanah Bumbu memiliki potensi sumber daya alam yang begitu besar, khususnya biota laut,” kata Rusmin.
Untuk itu, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) yang ditunjuk untuk mengisi daerah perairan dan pesisir di Tanah Bumbu.
“Ini yang pertama (KKN Tematik, red) untuk Fakultas Perikanan dan Kelautan, dalam pengembangan potensi perikanannya, ” ungkapnya
Ditambahkan, selama KKN, mahasiswa FPIK menghasilkan sejumlah inovasi yang mampu memberikan manfaat, baik ekonomi hingga kesehatan. Satu di antaranya tepung berbahan cangkang kepiting.
“Kita berharap hasilnya ini bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk terus mengembangkan supaya jadi ciri khas daerah,” ujar WR III.
Mahasiswa FPIK program studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Aditya Dwiprastana memaparkan, inovasi pengolahan tepung berbahan cangkang kepiting tersebut berawal dari hasil observasi Adit dan rekan kelompoknya terhadap produksi kepiting rajungan di Desa Sungai Lembu.
Disana, kata Adit, banyak bekas cangkang kepiting rajungan dibuang begitu saja berserakan, dapat mencemari lingkungan dan polusi udara (bau, red).
Dari situ munculah ide memberdayakan lagi cangkang kepiting untuk diolah menjadi sesuatu yang bernilai.
Alhasil, berkonsultasi ke rekan mahasiswa serta dosen yang memiliki keilmuan pengolahan hasil perikanan di kelompok KKN nya, mereka menjadikan cangkang rajungan sebagai program kerja KKN Tematik.
“Cangkang Kepiting Rajungan mengandung tinggi kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang,” ungkapnya.
Teman kelompok Aditya, Salsa Bila menambahkan, agar bisa dikonsumsi dengan rasa yang lebih enak dilidah, tepung tersebut dikembangkan menjadi produk olahan nuget ikan.
“Dengan melakukan subtitusi penambahan tepung cangkang kepiting ke produk olahan nuget. Tapi juga bisa sebagai bahan pembuatan bakso, pempek dan batagor,” paparnya.
“Jadi tepung cangkang rajungan ini jadi bahan tambahan untuk pelengkap nilai gizi,” sambungnya.
Berdasarkan hasil laboratorium, lebih jauh dijelaskan, tepung itu ramah dikonsumsi semua usia.
“Karena kalsium itu kan baik juga untuk pencegahan stunting, pencegahan osteoporosis dan pertumbuhan tulang,” tandasnya. (lyn/K-1).