Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Meneladani Warisan Pendekar Pers Kalimantan

×

Meneladani Warisan Pendekar Pers Kalimantan

Sebarkan artikel ini

Satu Tahun Tanpa HM Taufik Effendie

1 3 klm kenang
Satu Tahun Tanpa HM Taufik Effendie

SATU tahun tanpa HM Taufik Effendie, dan meneladani warisan sang pendekar Pers Kalimantan

Dimana pada 31 Juli 2025 menjadi momen reflektif bagi dunia pers, khususnya di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Kalimantan Post

Genap satu tahun sudah HM Taufik Effendie, tokoh pers sekaligus pendiri Kalimantan Post, meninggalkan kita semua.

Ia menghembuskan napas terakhir pukul 20.10 WIB di Rumah Sakit Graha Amerta Dr Soetomo, Surabaya.

Kepergiannya menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga dan kerabat dekat, tetapi juga bagi siapa saja yang merasakan denyut suara rakyat melalui lembaran-lembaran Media Harian Kalimantan Post.

Kemudian, semua kembali merasa kehilangan dengan berpulangnya juga sang anak H Ari Taruna, Pimpinan Online Kalimantan Post.com dan Wakil Pimpinan Redaksi Kalimantan Post.

Diketahui, Taufik Effendie bukan sekadar pendiri media.

Ia adalah bagian dari Angkatan 66, generasi yang dikenal vokal menyuarakan perubahan dan semangat kebangsaan.

Dalam medan perjuangan pers, ia sejajar dengan nama-nama besar seperti Jok Mentaya dari Banjarmasin Post, Johar Hamid dari Dinamika Berita, dan Guntur Prawira dari Barito Post.

Namun, Taufik Effendie memiliki kekhasan tersendiri.

Ia adalah pejuang sunyi yang berbicara melalui kerja dan karya, bukan retorika kosong.

Sebagai seorang pengusaha kayu ternama di Kalimantan Selatan, Taufik Effendie memahami denyut kehidupan masyarakat akar rumput.

Ia tahu bahwa informasi bukan hanya soal headline sensasional, tetapi tentang jembatan komunikasi antara rakyat dan pengambil kebijakan.

Dalam sebuah wawancara yang kini menjadi kutipan legendaris, ia mengatakan, “Sejak dulu kami menjadikan Kalimantan Post sebagai media untuk komunikasi dengan pengambil kebijakan.” Sebuah pernyataan sederhana, tetapi menyimpan kedalaman visi: bahwa pers adalah alat perjuangan, bukan sekadar bisnis,” ucap H Sukhrowardi, aktivis yang juga mantan Anggota DPRD Kota Banjaramsen serta berkecimpung dalam dunia Pers.

Baca Juga :  Reuni Bersama Sahabatnya di UGM Jadi Ajang Curhat Jokowi Soal Ijazah Palsu

Dikatakan, komitmen yang Tidak Goyah oleh Zaman Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan wajah media massa, banyak surat kabar lokal yang tersingkir.

Namun Kalimantan Post tetap berdiri tegak.

Di balik keteguhan itu, berdiri figur Taufik Effendie yang teguh memegang prinsip.

Ia dikenal sebagai sosok yang lugas dan tanpa kompromi.

“Kamu disukai atau tidak disukai,” ujarnya suatu kali—sebuah filosofi hidup yang menunjukkan ketegasan sikap dalam setiap keputusan.

Tak ada abu-abu baginya, hanya hitam dan putih, setuju atau tidak setuju.

Dunia pers yang kerap bermain dalam wilayah abu-abu menjadi terang ketika dipandang dari kacamata Taufik.

Taufik juga bukan tipe orang yang haus sorotan.

Ia bekerja dalam diam, membangun Kalimantan Post dengan konsistensi dan ketekunan.

Ia menyadari bahwa kekuatan pers bukan pada sosok individual, melainkan pada keberlanjutan lembaga.

Dalam era informasi yang kian cepat dan terfragmentasi, pesan ini menjadi relevan.

Di saat algoritma media sosial menyajikan berita yang seringkali menyesatkan, Kalimantan Post berdiri sebagai salah satu media yang masih setia pada prinsip jurnalisme yang bertanggung jawab.

Mengenang

Setahun sudah Taufik Effendi berpulang. Namun warisannya tak pernah mati.

Ia hidup dalam semangat redaksi yang terus menulis dengan jujur, dalam idealisme yang tak tunduk pada tekanan kekuasaan, dan dalam kesetiaan pada masyarakat Kalimantan.

Hari ini, ketika kita mengenang sosoknya, kita tak sekadar meratapi kepergian seorang tokoh.

Kita merayakan kehidupan seorang pejuang. Seorang yang percaya bahwa kata-kata bisa menjadi pelita dalam gelapnya zaman.

Seorang yang memilih untuk berdiri tegak, meski angin zaman mencoba merobohkan.

Semoga semangat Taufik Effendie terus menyala dalam setiap kata yang dicetak oleh Kalimantan Post, dalam setiap berita yang menggugah kesadaran, dan dalam setiap anak muda yang memilih untuk membaca dan berpikir.

Baca Juga :  ULM Kembali Diuji, Gedung Rektorat Ludes Terbakar Pagi Ini

Selamat jalan, Taufik Effendi. Terima kasih telah mengajarkan kami bahwa suara rakyat tidak boleh padam.

Meski Taufik Effendie berpulang. Namun warisannya tak pernah mati.

Ia hidup dalam semangat redaksi yang terus menulis dengan jujur, dalam idealisme yang tak tunduk pada tekanan kekuasaan, dan dalam kesetiaan pada masyarakat Kalimantan.

Hari ini, ketika kita mengenang sosoknya, kita tak sekadar meratapi kepergian seorang tokoh.

Kita merayakan kehidupan seorang pejuang.

Seorang yang percaya bahwa kata-kata bisa menjadi pelita dalam gelapnya zaman.

Seorang yang memilih untuk berdiri tegak, meski angin zaman mencoba merobohkan.

Semoga semangat Taufik Effendie terus menyala dalam setiap kata yang dicetak oleh Kalimantan Post, dalam setiap berita yang menggugah kesadaran, dan dalam setiap anak muda yang memilih untuk membaca dan berpikir. (**)

Iklan
Iklan