Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Menteri LHK Minta Warga Kalsel Tak Bakar Lahan, 80 Persen Kebakaran Terjadi di Lahan Masyarakat

×

Menteri LHK Minta Warga Kalsel Tak Bakar Lahan, 80 Persen Kebakaran Terjadi di Lahan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
IMG 20250807 WA0041 e1754560803798


‎BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, mengimbau masyarakat Kalsel agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

Hal ini disampaikan usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalsel Tahun 2025 di Lapangan Lanud Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kamis (7/8/2025).

‎Dalam keterangannya kepada media, Menteri Hanif menyebutkan, secara umum kondisi Kalsel masih relatif aman dari karhutla. Namun, ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan sejak dini.

‎“Kami tadi bersama Pak Gubernur, Pak Kapolda, dan Forkopimda melakukan patroli udara. Tidak ditemukan kebakaran besar, tapi ada beberapa titik asap yang berasal dari stokvel di sepanjang jalan,” ungkapnya.

‎Stokvel yang dimaksud adalah tumpukan limbah vegetasi yang mudah terbakar. Ia menduga api berasal dari aktivitas manusia, bukan dari penyebab alami.

‎Hanif membeberkan, data kementeriannya menunjukkan lebih dari 60 persen, bahkan hingga 80 persen kasus kebakaran tidak terjadi di kawasan hutan, melainkan di Areal Penggunaan Lain (APL), atau lahan milik masyarakat.

‎“Artinya, aktivitas pembakaran lebih banyak terjadi di luar hutan. Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mencegah,” tegasnya.

‎Presiden RI Prabowo Subianto, kata Hanif, telah memberikan arahan agar seluruh kepala daerah mencari solusi budidaya pertanian tanpa pembakaran.

‎ “Bapak Presiden meminta agar gubernur memberikan alternatif seperti bantuan alat olah tanah dan solusi lainnya. Dan saya melihat Gubernur Kalsel sudah mulai menjalankan sebagian besar dari itu,” ujarnya.

‎Menjawab soal dukungan peralatan dari pusat, Menteri Hanif menyebut langkah preventif lebih diutamakan. Salah satunya adalah penggunaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang telah terbukti efektif di beberapa wilayah seperti Kalimantan Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan.

‎“OMC itu mahal, dan harus digunakan tepat waktu. Jika diperlukan, kami siap mengerahkan OMC di Kalsel bekerja sama dengan BMKG dan BNPB,” terangnya.

‎Ia mencontohkan, OMC berhasil menekan 600 hotspot di Kalbar menjadi nol. Sementara untuk wilayah Kalsel, tantangan justru terletak pada kepadatan penduduk dibanding luas lahan gambut yang relatif kecil, sekitar 300 ribu hektare.

‎Menutup keterangannya, Menteri Hanif menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mencegah karhutla, terlebih saat musim kemarau mulai berlangsung.

“Kita masih punya cadangan air di banyak wilayah. Jadi potensi pencegahan sangat besar jika masyarakat tidak membakar lahan,” pungkasnya.(adv/dev/KPO-4)

Baca Juga :  Orang Tua Diminta MenPPPA Awasi Maraknya Anak Mainkan Roblox
Iklan
Iklan